KH Tb Abd Anwar: 212: Media Persatuan Umat Dan Momentum Kebangkitan Islam Di Indonesia
Kamis, 28 November 2019
Faktakini.net
*212 ; Media Persatuan Umat Dan Momentum Kebangkitan Islam Di Indonesia*
Oleh :
*KH.Tb. Abdurrahman Anwar Al Bnantany.,SH.,MA.*
*(Majelis Syuro DPP FPI & Alumni 212)*
Lahirnya gerakan 212 dilatarbelakangi oleh adanya penistaan terhadap kitab Suci Al Qur'an dan Penodaan terhadap Islam.
Pelaku penista Al Qur'an dan penoda Agama Islam yaitu bernama Ahok yang Kebetulan saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ketika Al Qur'an dinistakan dan Islam dinodai maka Seluruh Elemen Alim Ulama, Habaib dan Umat sertamerta mengadakan perlawanan serta menunjukan bahwa Umat Islam tidak ridho kalau kitab Sucinya dinistakan dan dinodai.
Kemudian Muncul Pertanyaan: Kenapa 212 masih terus berlanjut bukankah Ahok sudah dihukum?
Jawabnya: Kekuatan Ulama dan Umat akan terus bergerak, mengawal kehidupan keagamaan, agar tidak ada lagi di Indonesia ini yang berani menistakan Kitab Suci Al Qur'an dan menodai Ajaran Islam.
Dengan demikian 212 adalah bukan gerakan politik praktis, melainkan gerakan sosial keagamaan untuk mengawal dan mengkritisi jalannya kehidupan kebangsaan dan pemerintahan.
212 adalah menjadi sarana perekat Persatuan Umat dan momentum kebangkitan Islam di Indonesia, sehingga 212 menjadi *Hari Persaudaraan Umat Islam Indonesia.*
Ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang harus segera dituntut oleh Gerakan 212 kepada Pemerintah Republik Indonesia antara lain:
*1. Pemerintah segera pulangkan Imam Besar Umat Islam Al Habib Muhammad Rizieq Syihab ke Indonesia.*
*2. Pemerintah segera meminta maaf kepada Imam Besar Umat Islam yakni kepada Al Habib Muhammad Rizieq Syihab.*
*3. Pemerintah segera pulihkan nama baik Al Habib Muhammad Rizieq Shihab sebagai korban kriminalisasi, dan pembunuhan karakter.*
*4. Pemerintah segera stop segala kriminalisasi, dan pembunuhan karakter kepada Para Ulama dan Aktifis Gerakan Islam.*
*5. Pemerintah segera bebaskan para tahanan dan narapidana yang memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.*
Itulah beberapa PR atau pekerjaan rumah yang harus segera dilaksanakan oleh Pemerintah melalui washilah gerakan sosial keagamaan 212.
Dengan demikian maka gerakan 212 dan pemerintah akan bersinergi dan berukhuwah untuk sama sama membangun bangsa menuju kejayaan dan pencapaian peradaban dunia.