Umat Islam Blora Menuntut Tangkap Dan Adili Sukmawati Penista Agama Islam
Jum'at, 29 November 2019
Faktakini.net, Jakarta - Gelombang aksi umat Islam untuk menuntut proses hukum terhadap Sukmawati Soekarnoputri yang kembali diduga kuat menistakan agama Islam, terus meluas.
Sejumlah warga yang tergabung dalam aliansi umat Islam Blora menggelar aksi damai tangkap dan adili Sukmawati Soekarnoputri, di alun-alun sebelah selatan kota Blora, Jumat (29/11) sore.
Aksi damai ini respon atas pernyataan Sukmawati yang dianggap melecehkan agama, dengan menyamakan Nabi Muhammad S.A.W dengan tokoh proklamator Soekarno.
Dalam orasi yang bergantian mereka ingin agar Polri segera menindak, menangkap Sukmawati yang diduga telah melecehkan agama Islam. Sukmawati dianggap sebagau penista agama karena mengejek Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam aksi damai yang dihadiri sekitar 200 orang ini, sebelum aksi digelar sejumlah petugas kepolisian melarang menggunakan atribut bendera apapun kecuali bendera merah putih.
Aturan ini sungguh aneh dan tidak ada dalam peraturan yang berlaku di Indonesia bahwa hanya Bendera Merah Putih yang boleh terlihat dalam aksi unjuk rasa.
Slah satu umat Islam peserta aksi bernama Muhammad Nur Wafi, sempat bersitegang ngotot tetap akan mengibarkan bendera tauhid, karena bendera tersebut tidak di larang di Indonesia.
"Mengapa tidak boleh, ini kan bendera Rosul, dan tidak ada larangan untuk mengibarkan, kalau bendera PKI jelas dilarang," tegas Nur Wafi.
Pihak Kemendagri sendiri secara tegas telah mengeluarkan pernyataan bahwa Bendera Tauhid tidak boleh dilarang untuk berkibar di Indonesia. Yang dilarang itu adalah Bendera HTI yaitu yang ada tulisan HTI nya.
"Yang kami larang itu adalah bendera dengan simbol HTI, bukan bendera tauhid. Keduanya berbeda, kalau HTI ini mencantumkan tulisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di bawah kalimat Laillahaillallah,” kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Soedarmo lewat pesan singkatnya pada Sabtu (22/2/2017).
Namun sayangnya masih ada karangan yang kurang update alias telat informasi sehingga berbuat bodoh melarang-larang bendera tauhid.
Ketegangan tersebut sempat membuat aksi damai molor.
Sumber: rmol