Ceramah Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf Di Haul Habib Ali Bin Muhammad Alhabsyi Di Solo


Jum'at, 20 Desember 2019

Faktakini.net

Ceramah Haul Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi ke 108 - Haul Solo oleh Al Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf

Tema :
"Pesan Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi yang harus kita bawa"

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Hari ini kita dalam Keberuntungan yang mana kita Hadir di sini di Haulnya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi yang mana Beliau merupakan Shalihin yang dicintai Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihu Wa Sallam yang selalu dalam Jalan Terpuji.

Jalan Terpuji adalah Jalan-Nya Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang mana kita Mengikuti Jalan yang Lurus. Jalan siapa yang Lurus? Jalannya Para Nabi. Jangan lagi anda Mengikuti Jalannya Para Yahudi, baik dari Pakaian, Akhlaq, dan jangan juga anda Mengikuti Jalannya Orang Nasrani baik itu Pakaian, Akhlaq, atau Ucapan Selamat Natal kepada mereka.

Al Habib Ali adalah Orang yang Mewarisi Sifat Nabi. Para Nabi Tugasnya hanya Menyampaikan sebenarnya, tapi sangking Semangatnya ketika ada Orang yang Menolak Beriman sampai diibaratkan Beliau seperti Orang yang Kecekik. Ditegur oleh Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, jangan kamu demikian. Itu Teguran kepada Nabi karena begitu Semangatnya Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam.

Begitulah Al Habib Ali Semangatnya, Mengajak kita menjadi Orang yang Beruntung. Apa Wasiat Beliau? Mencari Kedudukan? Tidak. Jadikan Taqwa kepada Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa sebagai Bekal. Hitung Duit anda di Bank kalau anda Meninggal tidak akan Berlaku di Alam Berikutnya Sepeserpun. Hitung berapa Jumlah Luas Tanah anda, kalau Meninggal hanya akan Tinggal di dalam Tanah yang Sempit. Hitung Jumlah Kendaraan anda, kalau Meninggal Kendaraan anda Keranda. Banggakan Pakaianmu, kalau Meninggal akan dicopot semua dan anda cukup dengan 3 Lapis Kain Kafan.

Apa yang Manfaat? Ibadahmu. Dzikirmu. Orang yang Pandai Berpikir, mana Kecerdasanmu kok kamu hanya Berlomba-Lomba untuk Dunia, ke Akhirat bawa apa? Bawa Tanahmu? Bawa Taqwa kepada Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa secara Dzahir Kerjakan Perintah Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan Menjauhi Larangannya. Bawa Taqwa secara Batin itu Tawadhu', Rendah
Hati.

Itu yang dibawa. Jangan Islam dijadikan Mainan. Jangan Nabi dijadikan Mainan. Jangan Ayat-Ayat Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dijadikan Mainan. Agungkan itu semua karena itu bukan Bahan Tertawaan.

Pesan Al Habib Ali berikutnya Semangat untuk Cari Ilmu, Serius untuk Cari Ilmu, Tinggalkan itu Kebiasaan yang gak ada Manfaat. Cobalah Berkaca sudah berapa Umur kita? Lihat Akte Kelahiran kita udah Umur berapa? Masih Main-Main kita? Masih Main Kartu? Masih Main Karambol? Masih Kekanak-Kanakan?

Berapa banyak Orang yang sudah kita Kubur yang Umurnya lebih Muda daripada kita? Apa yang akan kita Lakukan? Apa yang kita Ketahui? Padahal Wajib kita Mengetahui. Ini Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa Ciptakan Langit dan Bumi untuk Lupa? Untuk Kenal Tuhanmu, untuk Kenal Nabimu.

Lalu kita Campakkan itu Ilmu? Akal yang terus didahulukan. Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa memang memberikan Akal kepada Manusia, tapi Akal itu untuk Mengatur Dunia bukan untuk Mengatur Akhirat. Kamu Membangun Rumah yang Bagus dengan Kepandaianmu. Kamu Memilih Pakaian Bagusmu dengan Akal. Kamu Mengatur Pemerintahan dengan Akal, tetapi di atas Akal harus ada Ilmu yang Bermanfaat yang Bersumber dari Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan Rasul sehingga anda Mengatur Kehidupan di Dunia dengan Ilmu, tahu mana yang Halal dan Haram, tahu yang mana yang diperbolehkan dan yang mana yang dilarang.

Jangan nanti di balik, Akal Mengatur Ilmu jadi Akal-Akalan. Ilmu itu Sumbernya Al-Qur'an. Ilmu itu Sumbernya Hadits. Bagi yang Mampu. Bagi Orang yang gak Mengerti Ikutin 'Ulama. Menafsirkan Al-Qur'an lewat Orang yang Mengerti Al-Qur'an, yang Mengerti Tafsir. Menafsirkan Hadits melalui Ahli Hadits. Ingin Mengetahui Hukum Agama, Fiqih lewat Mujtahid. Tidak Mengambil dari Ahli Tafsir, Ahli Hadits, Mujtahid, mau Mengambil dari siapa? Akal-Akalan?
Cari Ilmu yang Manfaat dan Semangat Cari Ilmu, Tinggalkan itu Kebiasaan yang tidak Bagus. Tapi Rupanya sekarang Ilmu Agama tidak dihargai lagi, hanya Duniawi. 7 Bahasa dikuasai, tapi Mengartikan Al-Fatihah gak Mampu. Ahli Komputer, Programmer, tapi Wudhu gak Ngerti yang Membatalkan, Sifat Wajib Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa gak Paham. Nabinya Sendiri gak Paham.

Wuih Hebat Ilmunya dalam Urusan Dunia, tapi Akhirat Lupa kepada Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Karena itu mari kita Didik Anak-Anak kita, kita Kenalkan kepada Ilmu yang Wajib, kita Kenalkan kepada Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, kira Cintakan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam.

Kemudian Beliau juga Mengingatkan Bahayanya Memilih Teman dan Selektif Memilih Teman. Hati-Hati dari Berteman dengN Lawan dan yang Bertentangan dan harus dihindari. Kerusakan Seseorang karena Salah Pilih Teman. Orang yang harus dihindari justru didekati. Jangan, Musuh-Musuh Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa jangan didekati. Yahudi dan Nasrani jangan dijadikan Teman Dekat Ente, mereka itu saling Berteman di antara mereka, tapi enggak dengan Ente. Bermuamalah gpp, tapi jangan dijadikan 'Auliya.

Awas Hati-Hati jangan Bermain-main dengan yang demikian. Aqidah kamu nanti. Iman kamu nanti. Akhlaq kamu nanti. Hati-Hati, jangan kita Merasa Pede wah kita gak akan Terpengaruh. Kalau ada Orang Terkena Penyakit Kudis (Gatal-Gatal) Dekat dengan yang Sehat kira-kira yang Ketularan Sakit yang Sakit atau yang Sehat?

Lindungi Agama anda. Lindungi Aqidah anda. Lindungi Islam anda. Selamatkan itu semua. Kita jangan merasa paling Selamat sendiri. Kalau sudah Baik tetap Ikut Orang-Orang Shaleh. Ikuti Jejak mereka. Ikuti bagaimana Akhlaq mereka. 

Teman ini Ukuran kita. Kalau kita Berteman dengan Orang Baik anda akan jadi Baik. Kalau anda Berteman dengan Orang Fasik anda Kan jadi Fasik. Kalau mau Menilai Taufiq Assegaf jangan dari yang Benci nanti dihancur-hancurkan, jangan dari yang suka nanti dilebih-lebihkan, tapi tanya Temennya siapa Taufiq Assegaf. Karena itu Hati-Hati.

Agama Seseorang tergantung Temannya, maka Perhatikan kepada siapa kamu Berteman. Berteman dengan yang Bertentangan dengan Salaf, Bertentangan dengan Nabi, Bertentangan dengan Islam, Bertengan dengan Al-Qur'an, Bertentangan dengan 'Ulama, maka semua Hasilnya adalah Kehinaan dan Malapetaka, malah nanti Kesesatan dan Kerusakan. Na'udzubillaah. Kerusakan Aqidah yang akan Berubah nantinya. Na'udzubillaah.

Dalam Berteman dengan Orang-Orang Shaleh itulah Suatu Keberuntungan, itulah Suatu Kemujuran, itulah Suatu Kesuksesan yang tidak bisa dihitung dengan Bilangan. Dikatakan siapa Orang yang Melekat selalu Kumpul dengan Orang yang Mulia, maka dia akan Hidup Termuliakan Dunia dan Akhirat. Orang yang Hidup dengan Orang yang Hina dia juga akan Hina.

Coba lihat Kardus jadi Hina ketika Berkumpul dengan Sampah, tapi lihat Kardus ketika Berkumpul dengan Kitab ada di Masjid menjadi Mulia. Tapi ketika tidak Berkumpul dengan yang Mulia dia akan jadi Hina. Begitulah kita kalau Berkumpul dengan Al Habib Ali akan jadi Mulia. Kita akan dimuliakan itu sesuai dengan Salaf dan 'Auliya nya Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.

Syekh Abu Bakar bin Salim berkata :
"Siapa yang Berkumpul dengan Orang-Orang yang Baik dia akan mendapatkan Ma'rifat. Siapa yang Berkumpul dengan Orang Jahat dia Pantas dicela dan di Akhirat dia Masuk Neraka."

Na'udzubillaahi Min Dzaalik. Maka jangan Bangga kalau Teman-Temannya bukan Ash-Shalihin. Carilah Teman-Teman Ash-Shalihin yang dicintai Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan Rasul-Nya.

Kemudian Beliau Berharap kita Mengikuti Jejak Salaf, jangan Berubah. Kita ini tetap dalam Thariqahnya. Kebanggan mereka itu bukan Antum jadi Pejabat, Kebanggan mereka itu bukan Antum jadi Orang Terkaya, yang membuat Bahagia aku Kata Al Habib Ali kalian tetap dalam Thariqah Salaf.

Coba lihat ketika Nabi Ya'qub 'Alaihis Sallam bertanya kepada Anaknya, akan Beriman kepada siapa kalian Sepeninggalku? Kepada Datuk-Datuk kami, Ibrahim, Ismail, Ishaq. Pernahkah kita Bertanya kepada Anak kita, kalau aku Mati Thariqah siapa yang kamu Ikuti?
Pernahkah kita Mengajarkan kepada Anak kita jangan Berubah dari Thariqah Salaf.

Antum yang disebut Assegaf. Antum yang disebut Al-Habsyi. Antum yang disebut Syekh Abu Abu Bakar bin Salim. Antum yang disebu Al-Athas dan yang lainnya Antum Banggakan sampai Sekarang. Kita dihormati karena Label itu. Kita dipanggil Habib karena Label itu, tapi kita Tinggalkan dan Ikuti Jalan lainnya, maka dari itu kita jangan Tinggalkan semua itu karena membuat Susah Salaf. Itu membuat Sedih mereka. Kamu lebih Memilih Orang lain.

Ada Dzurriyah Nabi yang Mengikuti Thariqah yang lainnya, maka dari itu Buat Senang Salaf, Baca lagi Ratibnya, Shalatlah Berjama'ah seperti mereka, Qiyamullailnya, Dzikirnya, Baca Sirahnya mereka, Akhlaqnya mereka supaya ada Rasa Hormat kepada mereka.

Mereka adalah Para Salaf yang Mengikuti Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak ada Sedikitpun yang Keluar dari Jalannya. Tadi Malam diceritakan Al Habib Abdullah bin Umar Bermimpi Anak-Anaknya Duduk dengan Wali. Ditanya kenapa Duduk di situ? Tadi Kata Abah itu Wali. Iya, tapi Cari Wali seperti Abah kamu. Duduk sama Abah kamu.

Artinya boleh kamu Hormat kepada siapapun, tapi jangan Meninggalkan Thariqahmu. Jangan sekalipun anda Meninggalkannya. Boleh anda Hormati yang ada di Iraq atau yang ada di mana, tapi jangan anda Meninggalkan Thariqah Salaf. Itu yang membuat Bangga Datuk-Datuk kita. Itu yang membuat Senang Orang Tua kita.

Ketika Al Habib Abdullah bin Umar ditanya sama Anaknya, Kitab apa yang aku harus Baca Ayahku? Baca aku dulu, Pelajari aku dulu, baru Pelajari Kitab. Belajar Kitab Salafnya yang dikritik Aneh bin Ajaib. Heran Turunannya 'Auliya gak Ngikutin Datuknya malah Ngikutin Orang lain. Heran kata Al Habib Ali. Bingung.

Karena itu mari kita jadikan Momen Haul ini sebagai Momen kita Kembali ke Salaf. Momen kita tidak lagi Berkata kecuali dengan Perkataan mereka. Tidak Berbuat kecuali dengan Perbuatan mereka. Tidak Berfatwa kecuali dengan Fatwa mereka sehingga betul-betul kita adalah Khairu Khalaf wa Khairu Salaf.

Teliti bagaimana mereka. Mereka adalah banyak Beramal. Amalan yang Ikhlas yang gak ada Riya', yang gak ada Ujub, Amalan yang didasari Ilmu, Wirid yang tiada Habisnya, Shalawat yang tiada Henti-Hentinya. Al Habib Abdullah bin Husein bin Thahir selain Mengamalkan Sunnah, Shalawatnya 25.000X, Laa Ilaha Illallaah 25X, Berdzikir selalu kepada Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Itulah Salafnya kita.

Ini bukan karena Mengkultuskan, tapi kita Mengajak ke Thariqah Salaf karena Perintah Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam. Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam berkata aku Tinggalkan kepada kamu Dua Perkara yang kalau kamu ikuti tidak akan Sesat. Ini Perintah bukan hanya kepada Cucu atau Keturunan Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam, tapi kepada Seluruh Ummat Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu Al-Qur'an dan Keturunanku Ahlul Bait. Tidak akan Berpisah Al-Qur'an dan Ahlul Bait sampai Ketemu Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam di Hari Kiamat.

Karena itu saya Mengajak kepada Ahlul Bait atau Muhibbin Ahlul Bait, jangan anda Berpisah, jangan anda Mengikuti yang Bertentangan dengan Al-Qur'an dan Thariqah Ahlul Bait. Jangan anda nanti mau dipisahkan bahwa Habaib tidak Benar, karena anda diperintahkan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam Ikuti Thariqah mereka.

Pertahankan. Bukan Per Orang ya, kalau Per Orang ada yang Beres, tapi Thariqah tidak. Kata Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam kalau itu Thariqah kamu Pegang gak akan Sesat Selama-lamanya, kamu akan sesuai dengan Ajaran Allaah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam. Selalu Bersanding dengan Al-Qur'an sampai Hari Kiamat.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ