Dr Abdul Chair Duga Pengasingan Habib Rizieq Karena Politik Balas Dendam Kasus Ahok



Senin, 2 Desember 2019

Faktakini.net, Jakarta - Direktur HRS Center, Dr Abdul Chair Ramadhan membantah Reuni 212 merupakan demonstrasi. Ia memaparkan, acara tersebut berisikan kegiatan agama, munajat, dan Maulid Nabi SAW.

Selanjutnya, ia tidak menampik apabila aktivitas yang digelar di Monas pada Senin pagi (2/12) merupakan upaya agar Habib Rizieq Shihab (HRS) agar dipulangkan.

Menurutnya, HRS ingin pulang dari masa pengasingan. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan impiannya itu belum dapat terealisasi.

"Masalahnya, pemerintah melakukan politik buang badan. Menghindari kewajiban dan tanggung jawab atas perlindungan Hak Asasi IB-HRS," katanya, Senin (2/12).

Ia mengatakan, dimungkinkan terdapat kepentingan kekuasaan. Pencekalan itu sebagai bentuk ketidakpedulian pemerintah kepada HRS. Kemudian, mengaitkan dengan peristiwa beberapa tahun lalu ketika HRS menyuarakan hukuman bagi Ahok.

"Kami menduga pengasingan tersebut sebagai politik 'balas dendam', sebab dipidananya Ahok sang penista Al-Qur'an. Ahok menjalani hukuman selama dua tahun bukan dalam Lembaga Pemasyarakatan,"* tuturnya.

Abdul mengkhawatirkan, hukuman bagi HRS akan sama dengan Ahok yakni selama dua tahun. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk bisa memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia.

"Haruskah pula pengasingan atas nama pencekalan selama dua tahun pula? Setelah itu, barulah IB-HRS dipulangkan,"* tuturnya.

Foto: Dr Abdul Chair Ramadhan SH

Sumber: gatra.com