Habib Rizieq Dicekal, Dr Abdul Chair: Ketika Berlawanan Pendapat Diasingkan Dengan Pencekalan Terselubung



Sabtu, 28 Desember 2019

Faktakini.net, Jakarta - Direktur HRS Center Dr Abdul Chair Ramadhan mengungkapkan pencekalan Rizieq Shihab merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Ia pun menegaskan pencekalan tersebut merupakan upaya pemerintah melanggengkan kekuasaan.

Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (26/12/2019), Dr Abdul Chair menyatakan pencekalan ini dilakukan karena Habib Rizieq Shihab kerap mengkritik pemerintah.

Dalam acara tersebut, mulanya Abdul Chair menilai penegakan hukum di Indonesia belum berjalan dengan baik.

"Kalau dikatakan bagaimana sistem penegakan hukum saat ini? Belum berjalan dengan baik," ucap Dr Abdul Chair.

"Bahkan di level yang terendah."

Ia mengungkapkan penegakan hingga keadilan di bidang hukum hingga kini belum berjalan dengan baik.

"Mengapa? Penegakan hukum itu mengacu pada aksiologi," ujar dia.

"Aksiologi hukum kita itu kepastian hukum yang adil, kesamaan kedudukan di muka hukum itu tertulis secara jelas Pasa 28D Ayat 1, sekarang itu tidak ada, belum berjalan."

Tak hanya itu, Dr Abdul Chair menyebut ada sejumlah masalah lain yang hingga kini belum terselesaikan.

Di antaranya yakni demokrasi hingga kriminalisasi.

"Begitu pun demokrasi, hak asasi manusia, persekusi, kriminalisasi, itu demikian beragam dan sistemik meluas," ujar Dr Abdul Chair.

"Banyak pihak yang dianggap lawan politik atau yang terhubung dengan lawan politik atau yang mengkritisi kebijakan pemerintah itu dikriminalisasi."

Terkait hal itu, ia pun menyinggung nama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.

"Contoh yang paling besar Habib Rizieq," ucapnya.

"Dia mengatakan sesuatu di forum internal, bagian dari hak asasi manusia, kebebasan berpendapat yang diakui oleh HAM, yang diakui oleh undang-undang."

Ia menambahkan, Habib Rizieq Shihab dicekal karena kerap berlawanan pendapat dengan pemerintah.

"Pelarangan terhadap diskriminasi ras etnis dan diakui dijamin oleh konstitusi, oleh hukum internasional. Tapi Habib Rizieq apa yang dilakukan?," tanya Dr Abdul Chair.

"Ketika berlawanan pendapat diasingkan dengan pencekalan terselubung."

Disebutnya, pencekalan Rizieq Shihab adalah upaya pemerintah melanggengkan kekuasaan.

Bahkan, Dr Abdul Chair menyebut hukum digunakan pemerintah untuk melakukan penindasan.

"Ini jelas kebijakan pemerintah melanggengkan kekuasaan itu dengan pendekatan hukum," kata Dr Abdul Chair.

"Hukum jadi alat kekuasaan untuk menindas."

Lebih lanjut, ia mengatakan kekuasaan tanpa hukum akan menimbulkan kezaliman.

"Memang hukum itu membutuhkan kekuasaan, tanpa ada kekuasaan (hukum) adalah angan-angan," kata Dr Abdul Chair.

"Tetapi apabila kekuasaan tanpa hukum, itu kezaliman, tidak dapat diterima dalam konsep negara hukum."

Habib Rizieq Shihab Potensial Jadi Hero

Sebelumnya, pengamat politik Rocky Gerung terang-terangan mengungkapkan fakta tentang tentang pencekalan terhadap Rizieq Shihab.

Rocky Gerung pun mengungkapkan adanya ketakutan pemerintah Indonesia pada sosok petinggi Front Pembela Islam (FPI) tersebut.

Melalui tayangan YouTube realita TV, Kamis (5/12/2019), Rocky Gerung bahkan menyebut pemerintah justru menikmati pencekalan terhadap Habib Rizieq Shihab.

Diketahui, hingga kini Habib Rizieq Shihab masih berada di Arab Saudi karena dicekal oleh pemerintah Arab Saudi atas permintaan pihak Indonesia.

Terkait hal itu, Rocky Gerung pun menyebut ada unsur politik pada kasus pencekalan Habib Rizieq Shihab itu.

Rocky Gerung pun menduga adanya ketakutan pemerintah Indonesia pada sosok petinggi Front Pembela Islam (FPI) tersebut.

Melalui tayangan YouTube realita TV, Kamis (5/12/2019), Rocky Gerung bahkan menyebut pemerintah justru menikmati pencekalan terhadap Rizieq Shihab.

Lantas, ia juga menyinggung soal kasus penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Ahok.

"Habib Rizieq itu kan konteksnya persaingan politik, sinopsis dari peristiwa itu kan semacam tukar tambah dengan Ahok di dalam politik dua tahun lalu," jelas Rocky.

"Nah, keadaan sekarang kan mengubah segala sesuatu."

Menjabat sebagai petinggi FPI, Habib Rizieq Shihab disebutnya membuat pemerintah merasa khawatir.

Sebab, Habib Rizieq Shihab memiliki banyak massa, terutama dari alumni aksi 212.

"Di belakang Habib Rizieq ada 212, ada FPI, ada majelis taklim, jadi posisi pikiran negara itu menganggap bahwa Habib Rizieq potensial untuk menjadi hero (pahlawan) baru," jelas Rocky.

"Jadi cuma itu sebetulnya."

Bahkan, Rocky pun menyebut pemerintah terlalu berimajinasi dalam memandang sosok Habib Rizieq Shihab.

"Setelah negara melihat keadaan semacam itu akhirnya berkelanjutan," terang Rocky.

"Dia enggak tahu lagi bagaimana lagi mengakhiri imajinasi liar dari negara."

Lebih lanjut, ia pun mengaku sempat anti pada sosok Habib Rizieq Shihab.

"Dulu saya juga anti Habib Rizieq dulu waktu tim FPI, waktu peristiwa Monas dan segala macam, masih zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) memerintah itu," jelas Rocky.

Tetapi alhamdulillah setelah mengetahui fakta sesungguhnya tentang FPI, pandangan Rocky kini berubah.

Foto: Dr Abdul Chair Ramadhan SH

Sumber: tribunnews.com