Khumairoh Lathifah: Gus Muwafiq, Hati-Hatilah Dalam Mensifati Nabi Muhammad SAW!
Ahad, 1 Desember 2019
Faktakini.net
GUS MUWAFIQ, “HATI-HATI DALAM MENSIFATI NABI SAW”
oleh: Khumairoh Lathifah
“Tapi awak dewe nggambarno Kanjeng Nabi lahir koyo ngene-koyo ngene, Nabi lahir biasa mawon. Wajahe bersinar..!, lah nek bersinar yo konangan, diketok karo wong bolone Abroha. Kan ono seng cerito bahwa Nabi lahir wajahe bersinar tekan langit, la lek koyo ngunu yo digoleki karo wong yahudi. Biasa mawon, cilikane yo rembes, melu mbha. Bocah kui yen melu mbah mesti ora pati kaurus, neng ndi-ndi. Wong mbah kuwi teng pundi mawon, lek ngurus boca ora iso”
Kira-kira translate bahasa Indonesianya seperti ini
“(tapi kita menggambarkan Nabi lahir seperti ini, Nabi lahir itu biasa saja. Wajahnya (Nabi) bersinar, jika wajah nabi bersinar, ketahuan, dan akan dibunuh oleh pasukan Abraha. Ada yang bercerita, bahwasannya ketika Nabi lahir, wajahnya bersinar sampai ke langit. Jika seperti itu, tentunya akan ketahuan oleh Yahudi. Nabi lahir itu biasa saja. Kecil beliau dekil, wong namanya ikut kakek. Anak itu jika dibesarkan kakek, dimanapun, pasti tidak terurus. Ya namanya kakek, itu tidak bisa merawat cucu)”.
Inilah sepenggal ucapan Gus Muwafiq diselah-selah ceramah beliau dalam sebah majelis maulid. Pernyataan Gus Muwafiq ini tentunya sangat menyakitkan umat Islam. Sebab beliau ini merendahkan Rasulullah Saw. Ucapan ini tidak patut diucapkan dai yang notabenenya adalah NU yang sangat menjunjung tinggi prinsip beradab kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana dalam keyakinan Ahlussunnah wal jamaah, Rasulullah saw memiliki khashais (keistimewaan) yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Hb Zein Bin Smith dalam kitabnya “al-Ajwabiyah al-Ghaliyah” menjelaskan keistimewaan Rasulullah Saw. Diantara keistimewaan Rasulullah Saw ialah; mempunyai sifat “jawami’ al-Kalim (kalam-kalam beliu yang ringkas namun syarat dengan maknah dan hikmah), orang yang paling mulia diatas para Nabi dan Rasul yang ada (tafdhiluh alal anbiya’ wal mursalin), terutusnya beliau menyeluruh seluruh alam dan masih banyak lainnya.
Kemudian di bab lain, Habib Zein menjelaskan kemulyaan Rasulullah saw baik dari segi sifat fiskly (khalqiyyah) maupun karakter (akhlaqnya). Secara fisik, Rasulullah Saw diciptakan oleh Allah dengan sifat yang mulia dalam rupa tanpa ada kesamaan dari makhluk lainnya, baik dari makhluk sebelum Rasulullah Saw lahir, maupu sesudah beliau lahir. Beliau Saw diciptakan perpaduan bentuk keindahan dan ketampan yang sangat sempurna.
Sampai-sampai Sahabat Hasan bin Tsabit membuat Syair untuk Baginda Saw:
خلقت مبرأ من کل عيب
گأنك قد خلقت گما تشاء
Engkau diciptakan bebas dari segala aib Seakan-akan engkau dicipta seperti yang mana yang kau inginkan dirimu diciptakan
Memang faktanya, banyak sahabat yang memuji fisik Rasulullah Saw.
Adalah al-Barra’ bin Azib berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang berjambang hitam dan berbaju merah lebih bagus dari Rasulullah Saw”.
Abu Hurairah berkata; “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih indah daripada Rasulullah Saw, seolah-olah matahari bergerak diwajahnya, dan ketika tersenyum, wajahnya berkilau seperti bulan purnama”.
Anas bin Malik berkata: “saya tidak pernah menyentuh sutera yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah Saw, dan aku tidak pernah mencium aroma apapun yang lebih harum melebihi Rasulullah Saw”.
Hindun bin Abu Hallah berkata: “Rasulullah Saw adalah gagah perkasa, wajahnya bersinar bagai bulan purnama, besar berimbang kepala mulia beliau, berombak rambutnya, bersih kulitnya, luas dahinya, mancung hidungnya, lebat janggutnya, lebar mulutnya, lembut rambut dadanya, rata giginya, sedang badannya, perut dan dadanya sejajar (six pack), besar pergelangan tangannya, lebar telapak tangannya, manis jari jemarinya, indah telapak kakinya, pandangannya ke bawah lebih lama dari pandangan keatas (sangat berwibawa), cara memandangnya hanya sepintas (melirik), mengutamakan sahabat-sahabatnya, serta selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan salam”.
Sedangkan Sifat akhlaknya tidak perlu diragukan lagi. Beliau Saw, salah satu misinya ialah menyempurnakan kemulaian akhlak manusia (li utammima makarima al-akhlaq). Oleh karenanya, Raulullah Saw, langsung dididik Allah dalam pendidikannya (Addabani Rabbi, fa Ahsana ta’dibi), sehingga beliau manusia paling terdidik (beradab).
Jadi, penulis hanya sekedar mengingatkan (tidak menggurui) kepada Gus Muwafiq, agar perbanyak membaca kitab-kitab tentang kemuliaan Rasulullah Saw, semisal kitab karya Hb Zain Bin Smith diatas atau kitab-kitab karya ulama’ Aswaja lainnya. Biar bisa memahami bagaimana kemuliaan Rasulullah Saw dari berbagai segi. Sehingga nantinya beliau mampu memahamkan kemuliaan Rasulullah Saw kepada umat Islam. Bukan malah memberikan penjelasan yang justru terkesan merendahkan Rasulullah Saw. Ini berbahaya, sebab bisa jatuh pada penyesatan.
Perlu juga diketahui oleh Gus Muwafiq, para ulama’ berpendapat bahwa Allah menjadikan kenabian Rasulullah Saw dalam ilmu Allah yang Qadim (wa ja’alni Nabiyyan fi ilmihi). Ini artinya, meski Rasulullah Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul umur 40 tahun, namun jauh tanpa batas sebelumnya, beliau Saw sudah “tercatat” dalam ilmu Allah sifat kenabiannya. Oleh karena itu, semenjak lahirpun beliau Saw sudah mulia baik fisik maupun akhlak seperti sifat al-amin-nya. Kalau anda tidak percaya, silahkan buka kitab “Tuhfatul Murid ala jauharat al-Tauhid” Syaikh Ibrahim bin Muhammad al-Bayjuri asSyafii, halaman 19.
Wallahu a’lam BiShawwab.
Video:
Faktakini.net
GUS MUWAFIQ, “HATI-HATI DALAM MENSIFATI NABI SAW”
oleh: Khumairoh Lathifah
“Tapi awak dewe nggambarno Kanjeng Nabi lahir koyo ngene-koyo ngene, Nabi lahir biasa mawon. Wajahe bersinar..!, lah nek bersinar yo konangan, diketok karo wong bolone Abroha. Kan ono seng cerito bahwa Nabi lahir wajahe bersinar tekan langit, la lek koyo ngunu yo digoleki karo wong yahudi. Biasa mawon, cilikane yo rembes, melu mbha. Bocah kui yen melu mbah mesti ora pati kaurus, neng ndi-ndi. Wong mbah kuwi teng pundi mawon, lek ngurus boca ora iso”
Kira-kira translate bahasa Indonesianya seperti ini
“(tapi kita menggambarkan Nabi lahir seperti ini, Nabi lahir itu biasa saja. Wajahnya (Nabi) bersinar, jika wajah nabi bersinar, ketahuan, dan akan dibunuh oleh pasukan Abraha. Ada yang bercerita, bahwasannya ketika Nabi lahir, wajahnya bersinar sampai ke langit. Jika seperti itu, tentunya akan ketahuan oleh Yahudi. Nabi lahir itu biasa saja. Kecil beliau dekil, wong namanya ikut kakek. Anak itu jika dibesarkan kakek, dimanapun, pasti tidak terurus. Ya namanya kakek, itu tidak bisa merawat cucu)”.
Inilah sepenggal ucapan Gus Muwafiq diselah-selah ceramah beliau dalam sebah majelis maulid. Pernyataan Gus Muwafiq ini tentunya sangat menyakitkan umat Islam. Sebab beliau ini merendahkan Rasulullah Saw. Ucapan ini tidak patut diucapkan dai yang notabenenya adalah NU yang sangat menjunjung tinggi prinsip beradab kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana dalam keyakinan Ahlussunnah wal jamaah, Rasulullah saw memiliki khashais (keistimewaan) yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Hb Zein Bin Smith dalam kitabnya “al-Ajwabiyah al-Ghaliyah” menjelaskan keistimewaan Rasulullah Saw. Diantara keistimewaan Rasulullah Saw ialah; mempunyai sifat “jawami’ al-Kalim (kalam-kalam beliu yang ringkas namun syarat dengan maknah dan hikmah), orang yang paling mulia diatas para Nabi dan Rasul yang ada (tafdhiluh alal anbiya’ wal mursalin), terutusnya beliau menyeluruh seluruh alam dan masih banyak lainnya.
Kemudian di bab lain, Habib Zein menjelaskan kemulyaan Rasulullah saw baik dari segi sifat fiskly (khalqiyyah) maupun karakter (akhlaqnya). Secara fisik, Rasulullah Saw diciptakan oleh Allah dengan sifat yang mulia dalam rupa tanpa ada kesamaan dari makhluk lainnya, baik dari makhluk sebelum Rasulullah Saw lahir, maupu sesudah beliau lahir. Beliau Saw diciptakan perpaduan bentuk keindahan dan ketampan yang sangat sempurna.
Sampai-sampai Sahabat Hasan bin Tsabit membuat Syair untuk Baginda Saw:
خلقت مبرأ من کل عيب
گأنك قد خلقت گما تشاء
Engkau diciptakan bebas dari segala aib Seakan-akan engkau dicipta seperti yang mana yang kau inginkan dirimu diciptakan
Memang faktanya, banyak sahabat yang memuji fisik Rasulullah Saw.
Adalah al-Barra’ bin Azib berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang berjambang hitam dan berbaju merah lebih bagus dari Rasulullah Saw”.
Abu Hurairah berkata; “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih indah daripada Rasulullah Saw, seolah-olah matahari bergerak diwajahnya, dan ketika tersenyum, wajahnya berkilau seperti bulan purnama”.
Anas bin Malik berkata: “saya tidak pernah menyentuh sutera yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah Saw, dan aku tidak pernah mencium aroma apapun yang lebih harum melebihi Rasulullah Saw”.
Hindun bin Abu Hallah berkata: “Rasulullah Saw adalah gagah perkasa, wajahnya bersinar bagai bulan purnama, besar berimbang kepala mulia beliau, berombak rambutnya, bersih kulitnya, luas dahinya, mancung hidungnya, lebat janggutnya, lebar mulutnya, lembut rambut dadanya, rata giginya, sedang badannya, perut dan dadanya sejajar (six pack), besar pergelangan tangannya, lebar telapak tangannya, manis jari jemarinya, indah telapak kakinya, pandangannya ke bawah lebih lama dari pandangan keatas (sangat berwibawa), cara memandangnya hanya sepintas (melirik), mengutamakan sahabat-sahabatnya, serta selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan salam”.
Sedangkan Sifat akhlaknya tidak perlu diragukan lagi. Beliau Saw, salah satu misinya ialah menyempurnakan kemulaian akhlak manusia (li utammima makarima al-akhlaq). Oleh karenanya, Raulullah Saw, langsung dididik Allah dalam pendidikannya (Addabani Rabbi, fa Ahsana ta’dibi), sehingga beliau manusia paling terdidik (beradab).
Jadi, penulis hanya sekedar mengingatkan (tidak menggurui) kepada Gus Muwafiq, agar perbanyak membaca kitab-kitab tentang kemuliaan Rasulullah Saw, semisal kitab karya Hb Zain Bin Smith diatas atau kitab-kitab karya ulama’ Aswaja lainnya. Biar bisa memahami bagaimana kemuliaan Rasulullah Saw dari berbagai segi. Sehingga nantinya beliau mampu memahamkan kemuliaan Rasulullah Saw kepada umat Islam. Bukan malah memberikan penjelasan yang justru terkesan merendahkan Rasulullah Saw. Ini berbahaya, sebab bisa jatuh pada penyesatan.
Perlu juga diketahui oleh Gus Muwafiq, para ulama’ berpendapat bahwa Allah menjadikan kenabian Rasulullah Saw dalam ilmu Allah yang Qadim (wa ja’alni Nabiyyan fi ilmihi). Ini artinya, meski Rasulullah Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul umur 40 tahun, namun jauh tanpa batas sebelumnya, beliau Saw sudah “tercatat” dalam ilmu Allah sifat kenabiannya. Oleh karena itu, semenjak lahirpun beliau Saw sudah mulia baik fisik maupun akhlak seperti sifat al-amin-nya. Kalau anda tidak percaya, silahkan buka kitab “Tuhfatul Murid ala jauharat al-Tauhid” Syaikh Ibrahim bin Muhammad al-Bayjuri asSyafii, halaman 19.
Wallahu a’lam BiShawwab.
Video: