M Rizal Fadillah: Jokowi Pantas Lengser
Jum'at, 27 Desember 2019
Faktakini.net
JOKOWI PANTAS LENGSER
by M Rizal Fadillah
Ini soal kepantasan saja bukan desakan apalagi pemaksaan. Lima tahun memimpin tanpa membawa kebanggaan sebagai bangsa yang dihormati. Rakyat tidak merasakan prestasi yang wajar, tidak perlu spektakuler.
Kini Jokowi Presiden lagi berbekal tudingan kemenangan yang kontroversial. Banyak yang meragukan akurasi data angka kemenangan. Meski dibantu dengan penampilan wibawa bertoga hakim MK.
Sering tak hadir di forum internasional yang menandai kurangnya percaya diri dalam pergaulan global. Sulit berbahasa dan minim gaya. Artinya kurang wibawa.
Sering tampil di rakyat pedesaan tapi orang tahu itu artifisial. Blunder selalu muncul seperti dibonceng motor tanpa helm namun ngobrol dengan petani malah pakai helm. Akibatnya jadi olok olok di media. Rakyat melihat "kekuatan" dirinya adalah pencitraan dan ini artinya penipuan. Menganggap "pemirsa" orang yang gampang diakali dengan sorot juru kamera.
Program kerakyatan amburadul. BPJS yang sok meng"cover" semua kebutuhan kesehatan masyarakat melalui asuransi nyatanya menjadi pengemplang hutang ke unit usaha kesehatan sendiri. Rumah sakit dibuat sekarat. Jualan kartu rupanya tidak laku dan tak jelas realisasinya. Kartu Indonesia Pintar membuat orang hanya pintar main kartu. Kartu Pra Kerja bikin trampil brkerja membuat kartu dan Kartu Sembako Murah hanya menjadikan rakyat cuma mampu beli kartu yang murah. Sementara pintar, kerja, dan sembakonya menguap ke awang awang. Janji yang tak terealisasi.
Presiden diragukan kemampuan mengelola amanah. Jabatan dibagi bagi untuk tim lingkaran dalam. Dari Menteri hingga Komisaris. Akibatnya jabatan diisi secara asal dan amatiran. Menteri Pendidikan tidak berlatarbelakang pendidikan, Menteri Agama yang gemar menyerang agama, Menteri Perdagangan tidak mahir berdagang, Menteri Kesehatan punya kasus tak sehat, Menteri Kelautan dan Perikanan jualan benih lobster, Menteri Keuangan ahli berburu hutang. Hutang luar negeri negara kita kini lebih dari lima ribu lima ratus trilyun !
BUMN merugi terus. Beban hutang BUMN berat untuk pembayaran jangankan untung. Jiwasraya terlibat skandal, BUMN lain belum terbukti bersih dari skandal pula. Bisik bisik publik konon belum sampai atau belum ditemukan saja. Berarti pengelolaan BUMN memprihatinkan.
Alih alih konsentrasi pada sukses program kerakyatan dan pemulihan BUMN, Jokowi sibuk dengan mainan proyek baru dari nafsunya sendiri yakni pemindahan ibukota. Artinya siap siap hutang lagi.
Rakyat sedang takut dan khawatir dengan dominasi Cina di negeri ini. Baik investasi, hutang luar negeri maupun peran Cina diaspora yang menguasai sektor ekonomi.
Lahan dan sumber daya alam yang semakin tergerus dan sempit bagi pribumi.
Akan tetapi Pemerintahan Jokowi nampaknya semakin nyaman saja berpelukan erat dengan negara Cina. Kegelisahan rakyat sepertinya tak dipedulikan. Tak ada kebijakan protektif di bidang ekonomi atau agraria.
Masa depan negara Indonesia suram dipimpin Presiden Jokowi. Karenanya memang pantasnya Jokowi lengser agar ada pemimpin baru yang lebih baik untuk membawa kebahagiaan bagi masyarakat, umat, bangsa, dan negara.
Moga saja ada hidayah dan inayah dari Allah. Aamiin.
*) Pemerhati Politik
Bandung, 26 Desember 2019