Penghargaan Untuk Diskotek Colosseum Dicabut, Haters Anies Dan FPI Kecele!



Selasa, 17 Desember 2019

Faktakini.net, Jakarta - Para haters atau pembenci Gubernur DKI Jakarta Haji Anies Rasyid Baswedan dan FPI pasti saat ini kecele, melihat keberanian Gubernur yang sangat dicintai oleh warga Jakarta itu untuk mencabut  penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk diskotek Colosseum.

Karena para haters Anies dan loyalis Ahoax Penista agama Islam itu sudah terlanjur bikin blunder memalukan di media sosial terkait pemberian penghargaan itu.

Yaitu mereka menuding FPI tidak berani menegur Anies, faktanya FPI bahkan mengirimkan protes resmi kepada Anies. Hal ini membuktikan FPI tidak asal mendukung Anies tetapi juga akan memperingati, menasehati dan memprotes kebijakan Anies apabila dinilai salah.

Lalu para Haters menuding Anies pro kemaksiatan dengan berbekal adanya penghargaan untuk Diskotek Colosseum itu. Padahal faktanya Anies mencabut penghargaan itu.

Anies tidak main-main soal penghargaan kepada Diskotek Colosseum. Dikabarkan penghargaan ini tanpa sepengetahuan gubernur dan pegawai yang terlibat akan diberikan sangsi.

Mungkin sudah saatnya Anies memeriksa anak buahnya bisa jadi ada para pengkhianat atau loyalis Gubernur yang lama yang memang sengaja mau menjerumuskan Anies supaya dimusuhi oleh umat Islam dan warga Jakarta.

Diskotek Colosseum mendapatkan penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk Nominasi Hiburan & Rekreasi - Klab Malam & Diskotek di JW Marriott Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan pada 6 Desember lalu, namun 10 hari kemudian dicabut oleh Anies.

"Hаrі ini Pak Gubernur tеlаh perintahkan pada inspektorat agar mеlаkukаn реmеrіkѕааn pada jаjаrаn yang terlibat dаlаm рrоѕеѕ penilaian," ujаr Sеkdа Provinsi DKI Jakarta Sаеfullаh dі Gedung Balai Kota, Jl Mеdаn Mеrdеkа Sеlаtаn, Jаkаrtа Puѕаt, Senin (16/12/2019).

Sаеfullаh mеngаtаkаn nаntіnуа реtugаѕ аkаn dіbеrіkаn sanksi bila tеrbuktі melakukan kelalaian. Dіа mengatakan saat іnі реtugаѕ уаng terlibat dаlаm реnghаrgааn untuk Cоlоѕѕеum dіnоnаktіfkаn ѕеlаmа реmеrіkѕааn.

"Jika tеrbuktі lаlаі, аkаn dіbеrіkаn sanksi ѕеѕuаі dеngаn kеtеntuаn уаng berlaku," kаtа Sаеfullаh.

"Jаjаrаn yang tеrlіbаt sementara dinonaktifkan, ѕеlаmа реmеrіkѕааn bеrjаlаn," ѕаmbungnуа.

Saefullah menyebut ріhаknуа аkаn melakukan kajian secara kеtаt tеrhаdар kriteria penghargaan Adіkаrуа Wіѕаtа.

"Jadi kе depan kіtа аkаn lakukan kajian ѕесаrа kеtаt tеrhаdар рrоѕеdur dan kriteria реnghаrgааn Adіkаrуа Wіѕаtа. Jadi іnі harus bеtul-bеtul lеbіh cermat lаgі," tuturnуа.

Pihak FPI pun mengapresiasi Anies.

"Alhamdulillah, tentu kita apresiasi langkah pencabutan tersebut," kata Ustadz Munarman melalui keterangan tertulis, Selasa, 17 Desember 2019.

Penghargaan untuk Diskotek Colosseum dicabut lagi setelah 10 hari oleh Anies Baswedan pada Senin, 16 Desember 2019.

Dengan dicabutnya penghargaan tersebut, kata Ustadz Munarman, gubernur telah mengakomodasi aspirasi umat beragama. Selain itu, pencabutan itu telah membuktikannya DKI sebagai ibu kota yang mencerminkan prinsip Trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian dalam budaya, berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi.

Menurut Ustadz Munarman, arti berkepribadian budaya, yaitu perlu dikembangkan dan dipromosikannya budaya asli, bukan budaya yang ditampilkan tempat hiburan malam seperti Colosseum. Sebab, menurut dia, Colosseum mencerminkan budaya hedonis dan maksiat.

"Masih banyak potensi budaya dan pariwisata di DKI Jakarta yang bisa dikembangkan dari pada sekedar hiburan malam dan hura hura," kata Ustadz Munarman.

Dalam memberikan penghargaan, menurut Ustadz Munarman, pemerintah sebaiknya tidak hanya berorientasi pada penerimaan asli daerah dan ekonomi saja. "Tidak ada gunanya PAD tinggi, tapi tidak berkah," ujarnya.

Sedangkan, berdaulat secara politik bisa diterjemahkan pemerintah tidak perlu takut terhadap tekanan para pengusaha maksiat yang berkedok hiburan malam. Pemerintah, kata Munarman, harus berani melawan pengusaha yang bisa merusak generasi muda bangsa ini.

Lalu, berdikari secara ekonomi bisa diartikan pemerintah harus mengembangkan sumber-sumber ekonomi yang berorientasi pada kemajuan UMKM dan nonriba. "Semoga pak Anies tetap Istiqomah berada di jalan yang di ridhoi Allah. Dan semoga tetap dalam barisan kaum nalar akal sehat dalam memimpin jakarta," kata Ustadz Munarman.

Ustadz Munarman menyarankan Anies terus membangun komunikasi dan berkonsultasi kepada para ulama di ibu kota dalam mengembangkan kebijakan di DKI. "Agar keberkahan turun dari Allah," kata dia.

Foto: Gubernur DKI Anies Baswedan

Sumber: tempo dll