Soal Penghinaan Rasulullah SAW Oleh Muwafiq, Habib Rizieq Sarankan NU Bersama Umat
Selasa, 10 Desember 2019
Faktakini.net, Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab (HRS) berbincang santai dengan sejumlah tamunya di Mekkah, Saudi Arabia.
Dalam kesempatan itu salah satu tamunya menanyakan kepada HRS tentang kasus terbaru, penistaan terhadap Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh seorang kiai di Indonesia.
Dalam video yang diunggah Front TV, yang dipantau Suara Islam Online di Jakarta, Selasa (10/12/2019), HRS pun menjawab pertanyaan itu secara gamblang. Tanpa sekalipun menyebut nama sang kiai yang dimaksud.
HRS memuji langkah sang kiai yang dua kali meminta maaf kepada umat Islam karena sudah melecehkan Nabi Muhammad Saw dengan istilah ‘rembes’ dan mencuri jambu, dan juga dalam video lain terkait Ummul Mukminin, Aisyah ra. Namun, kata HRS, meski sudah minta maaf ia melihat umat Islam di Indonesia masih belum bisa menerima.
Menurut HRS, jika sang kiai sudah benar-benar taubat, masalahnya selesai. Umat belum bisa memaklumi, karena ada persoalan lain Persoalan itu justru datang dari para pendukung sang kiai yang malah mencoba mencari-cari dalil untuk membenaran omongan kiai yang dimaksud. Begitu pula dengan ulah oknum-oknum pendukung melalui media sosial yang justru seolah menantang umat.
“Saya melihat dalam pernyataan permohonanan maafnya, di mata umat, belum tulus betul. Di sana masih membela diri, cari alasan pembenaran, ada klausul salahkan milenial,” kata HRS.
Fatalnya, kata HRS, para pendukung sang kiai itu justru melakukan blunder. Ada oknum Banser yang membuat pernyataan-pernyataan. “Ini bukan pemrintaan maaf. Ini nantang umat,” tambah HRS.
Hal itu diperparah dengan ulah tim buzzer NU, akun-akun media sosial NU yang mencoba membuka kitab-kitab untuk mencari pembenaran.
“Kasihan kiai tadi. Kiai minta maaf sudah bagus. Orang-orang di sekitarnya kurang bisa menyesuaikan kiai. Jadinya malah memperkeruh suasana, persoalan jadi gaduh,” kata HRS.
Fatalnya, kata HRS, saat masyarakat marah dan protes kepada sang kiai sebagai individu, para pengurus NU menganggap hal itu sebagai serangan kepada Nahdlatul Ulama.
“Pada saat masyarakat marah ada orang di kepengurusan NU (Nahdlatul Ulama) menganggap protes kepada kiai berarti serangan kepada NU. Nah ini juga jadi blunder. Karena ini bukan persoalan NU ini ada oknum pribadi menghina nabi. Mestinya PBNU maupun PWNU lainnya bersama dengan umat memperbaiki persoalan,” kata HRS.
HRS menyarankan agar NU tak membela Muwafiq, melainkan meminta Muwafiq untuk melakukan secara terbuka agar dapat disaksikan publik.
“Mestinya NU ada bersama umat. Yuk bersama kita perbaiki kiai, yuk kita dorong kiai ini bisa minta maaf secara terbuka kepada umat,” ucapnya.
Sumber: suaraislam.id