Banjir Dayeuhkolot Bandung Meluas, Rumah Warga Tenggelam, Haters Masih Saja Bully Anies
Ahad, 26 Januari 2020
Faktakini.net, Jakarta - Di Linimasa medsos masih saja ada haters Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang terus menyerang, membully dan memfitnah Anies dalam persoalan banjir.
Padahal saat ini di lain pihak banjir parah terus meluas di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ketinggian air nyaris menenggelamkan rumah warga.
Namun melihat musibah banjir di Bandung yang begitu parah ini, yang jelas lebih parah dari banjir di Jakarta, sama sekali tidak ada desakan dari sekelompok orang bahwa Gubernur atau Walikota di wilayah tersebut harus mundur, bahkan digugat class action segala. Tidak ada sama sekali.
Hari Sabtu (25/1/2020), ketinggian air di Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, meninggi dibandingkan, Sabtu (24/1) kemarin, yang hanya mencapai dada orang dewasa.
Bersama Komunitas Anak Kali Citarum Munding Dongkol, detikcom menyusuri genangan banjir di kampung tersebut dengan menaiki perahu dayung. Titik terdalam ada di dekat tanggul Sungai Citarum, ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai dua meter atau hampir mencapai atap rumah.
Rumah warga nyaris tenggelam. "Di sini, ketinggian airnya mencapai dua meter," kata Yadi Supriadi (30) Ketua Komunitas Anak Kali Citarum Munding Dongkol sambil menunjuk ke titik genangan.
Acim mengungkapkan, sore kemarin pukul 16.00 WIB, ketinggian air di kawasan tersebut mulai menyusut. Tapi setelah magrib atau sekitar pukul 18.00 WIB, genangan banjir kembali meninggi.
"Menyusutnya sekitar 20 sentimeter, tapi datang lagi lebih dari 20 sentimeter. Banjir ini merupakan air kiriman dari kawasan Majalaya," ucap Acim.
Akibatnya, genangan banjir di Desa Dayeukolot meluas dibandingkan hari kemarin. "Ketinggian air dari 50-200 cm, arus airnya juga deras," ujar Acim.
Acim menyebut, sebagian warga yang sebelumnya belum mengungsi, mengungsi ke Shalter Pengungsian Desa Dayeuhkolot. Meski demikian, warga yang memiliki lantai dua di rumahnya mereka memilih bertahan. "Malam tadi sebagian warga mengungsi, tapi masih ada yang bertahan yang memiliki lantai dua di rumahnya," ujarnya.
Ia menyoroti keberadaan Terowongan Nanjung atau Terowongan Curug Jompong yang berada di Kecamatan Margaasih, Ia menilai terowongan belum menjadi solusi untuk menangan banjir di kawasan tersebut.
"Kalau menurut saya pribadi masih belum ada pengaruhnya. Sebelumnya pas dibuka memang bisa cepat surut, sekarang pas banjirnya sudah besar, agak lama juga. Kemarin kan katanya bisa surut lima jam, kalau sekarang mustahil, buktinya dari kemarin enggak surut-surut," tutur Acim.
Menurut dia, pelebaran sungai juga belum berpengaruh, menurutnya harus dilakukan pengerukan sedimentasi dengan melakukan pendalaman aliran sungai. "Harapan kepada pemerintah, permasalahan Citarum bukan hanya Terowongan Curug Jompong saja, tapi sedimentasi sungai. Sungainya sudah dangkal, pengerukan kemarin bukan kedalaman tapi pelebaran saja. Kedalaman sungai harus diprioritaskan," katanya.
Kini, sambung dia, warga yang tidak mengungsi membutuhkan batuan sembako. "Butuhnya bantuan sembako. Mereka enggak mengungsi mereka merasa nyaman diam di rumah lantai dua dibandingkan mengungsi," ucap Acim.
Foto: Rumah warga nyaris tenggelam. Banjir meluas di kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Sumber: detik.com