Dipimpin Ketua FPI Sulteng, Penyerahan Rumah Mualaf Pedalaman Wana Berlangsung Hikmat


Kamis, 2 Januari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Tim pedalaman wana yg berangkat dari Poso pada hari Selasa 24 Desember 2019 berhaail menyelesaikan 2 rumah lagi untuk para mualaf binaan Tim da'wah pedalaman wana FPI.

Para mualaf yg merupakan binaan FPI ini merasa sangat senang dikarenakan memiliki rumah yg layak untuk di tinggali,
Sebelumnya mereka tinggal di rumah kebun yg tayak dan jika hujan datang mereka basah.

Kini dgn kehadiran FPI di tengah hutan belantara tersebut mereka bisa menikmati informasi luar dan bahkan bisa mendalami agama walaupun terbatas.

Fardin atau yg di kenal dgn papa Amin misalnya, sangat berharap tuntunan agama terus di isi di tengah masyarakatnya yg telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan terbangun masjid yg dapat mereka gunakan sebagai tempat sholat.

"Kami sangat berharap guru mengaji dapat di sipkan oleh FPI dan juga bangun masjid untuk kami disini", ungkap Fardin dalam dialog bahasa Ta yg disampaikan ke pada ketua tim da'wah pedalaman wana.

Selama lebih kurang 10 hari tim da'wah berusaha menyelesaikan 2 rumah para mualaf dan pada saat hari Rabu pagi 1 Januari 2020 jam 07.15 penyerahan di lakukan kepada ketua adat yg diterima langsung oleh bapak DAPAT atau yg lebih di kenal dgn nama papa Dais dan juga Pak Fardin yg merupakan tokoh di sana.

"Penerimaan rumah yg penuh hikmat ini di barengi dgn pekikan takbir.
Untuk pembangunan masjid tim da'wah pedalaman wana telah mengumpulkan baru untuk pondasi namun untuk kelanjutan pembangunannya tim da'wah pedalaman wana FPI blm memiliki sumber dana dan berharap ada yg bisa membantu mendonasikan dananya untuk tabungan akhirat", ungkap ketua tim da'wah pedalaman wana ust. Sugianto kaimudin.

Saat ini ratusan para mualaf yg masih terus bertahan di rumah mereka yg jauh dari rasa sederhana.
Kehidupan sehari2 sebagai petani dan pencari getah damar sangat memprihatinkan, di negara merdeka dan berdaulat ini ada ribuan nyawa manusia yg luput dari perhatian penguasa dan itu telah berlangsung sangat lama.

Jika saja tidak ada ormas2 Islam yg berjuang merubah Aqidah mereka yg sebelumnya tak beragama kini memeluk agama dan keyakinan Islam dan masih demikian banyak yg blm tersentuh dan jauh di tengah belantara hutan Sulawesi tengah yg harus di tempuh dgn berjalan kaki melewati gunung, tebing, jurang, air dan berbagai rintangan lain.

"Semoga perjuangan ini bermanfaat dan kami terus Istiqomah mengemban setiap amanah, Buatlah orang mencibir dan mengfitnah, toh yg maha tau Allah SWT" ungkap ustadz sugianto kaimudin.