Tak Terima Dituduh Mencuri, Santriwati Di Tasikmalaya Demo Di Indomaret Manonjaya




Jum'at, 3 Januari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Seluruh santriwati Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya, Jawa Barat mengepung Indomaret Manonjaya, Jumat (3/1) pagi. Diperkirakan ada ratusan santriwati yang melakukan unjuk rasa di depan minimarket itu.

Unjuk rasa itu adalah buntut dari karyawan Indomaret Manonjaya menuding 4 santriwati Ponpes Miftahul Huda mencuri pada Kamis (2/1/2020).

Para santriwati ini menuntut petugas Indomaret meminta maaf secara langsung kepada para santriwati dan Ponpes Miftahul Huda atas tudingan yang tak berdasar. Sementara itu, saat aksi berlangsung, Indomaret dalam kondisi tutup.

"Perbuatan petugas (karyawan) Indomaret telah semena-mena menghina santriwati. Hal tersebut membuat kemarahan santriwati lainnya," ujar salah seorang orator aksi.

Aksi para santriwati itu sudah mendapat restu dari pengurus Pondok Pesantren Miftahul Huda KH. Ujang Surahman. Ujang mengatakan perlakuan karyawan Indomaret telah mencederai santri. Ujang menuntut manajemen Indomaret meminta maaf di media lokal dan nasional secara terbuka.

"Miftahul Huda bukan hanya berbicara Tasikmalaya atau Jawa Barat. Namun di seluruh Indonesia terdapat alumni Miftahul Huda. Dikhawatirkan, ketika mendengar kasus ini, akan terpancing emosinya dan melakuan reaksi," ujar Ujang.

Ujang mengimbau bagi para santri dan santriwati jangan melakukan tindakan di luar batas. Meski merasa sakit hati atas perlakuan karyawan Indomaret, Ujang meminta santri tetap tenang dan tidak berbuat gegabah.

"Perlihatkan bahwa santri itu memiliki wibawa," ujar dia. "Kami yakinkan bahwa Miftahul Huda itu satu komando di bawah arahan pimpinan. Jadi jika ada tindakan di luar komando, itu pastikan bukan dari Miftahul Huda dan silahkan pihak penegak hukum memprosesnya".

Unjuk rasa itu adalah dampak dari kejadian Kamis (2/1) Sore pukul 16.00 WIB. Saat itu empat santriwati Miftahul Huda digeledah usai belanja di Indomaret Manonjaya.

Empat santriwati itu dituding mencuri sejumlah barang di Indomaret. Pengasuh Ponpes Manonjaya, K.H Dodo Aliyul Murtadlo, mengungkapkan, saat itu empat santriwati hendak membeli keperluan perempuan dan sejumlah makanan. Ketika masuk ke minimarket, tatapan petugas sudah menunjukkan kurang bersahabat.

"Meski demikian, keempatnya tidak ambil pusing kemudian mutar-mutar di lorong rak pajangan makanan dan keperluan lainnya. Setelah beres memilih kebutuhan, keempatnya hendak bayar di kasir. Namun, bukannya dilayani, malah digeledah dan dituduh telah mengambil beberapa barang," ujar Dodo.

Situasi saat itu menjadi tak karuan. Santriwati yang digeledah menjadi pusat perhatian warga yang hendak berbelanja. "Petugas kasir kurang ramah dan menuduh santriwati yang lain-lain. Ini sudah jelas penghinaan," katanya.

Dodo mengatakan pada saat itu, pihak pesantren langsung mendatangi Indomaret dan meminta membuka rekaman CCTV. Dia ingin mengecek apakah santriwatinya itu benar berniat mencuri atau tidak.

"Namun di CCTV, tidak terbukti bahwa santri saya mengambil barang," ujarnya.

Usai melihat CCTV, kata Dodo, manajemen Indomaret Manonjaya meminta maaf. Namun, pihak pesantren tak terima karena telah dituding.

Informasi itu kemudian telah menyebar di kalangan santri dan santriwati. Demo tak terelakkan.

Sumber: kumparan.com