Tanpa SKT, FPI Aktif Bantu Korban Bencana, Korban Banjir: Kami Gak Butuh SKT, Butuhnya FPI!


Sabtu, 4 Januari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Berbagai wilayah Jawa Barat, Banten, Jakarta dan lainnya dilanda banjir akibat hujan deras yang turun terus menerus di malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2019).

Para Relawan Front Pembela Islam (FPI) beserta seluruh Sayap Juangnya dengan sigap langsung terjun memberikan bantuan dengan mendirikan posko-posko banjir di Bekasi, Banten, Jakarta dan lain-lain.

Namun ironisnya, FPI adalah Ormas Islam yang -khusus di rezim ini- sangat dipersulit proses perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar atau SKT-nya.

FPI telah mengurus perpanjangan SKT yang telah berakhir pada 20 Juni 2019 lalu dan menyerahkan berkas-berkas yang diminta ke Kemendagri, namun begitu banyak alasan demi alasan, syarat demi syarat yang diminta, supaya perpanjangan SKT FPI bisa disetujui.

Akhirnya FPI pun menegaskan tidak akan memperpanjang Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di Kementerian Dalam Negeri. Ketua Umum FPI KH Ahmad Shobri Lubis mengatakan surat itu tidak diperlukan.

"FPI tidak perlu memperpanjang rekomendasi (SKT). Bahkan males memperpanjang rekomendasi. Toh, tidak berguna," ujar Kyai Shobri di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Kyai Shobri menuturkan SKT dari Kemendagri tidak diperlukan karena FPI selama ini tidak pernah meminta bantuan dari pemerintah.

FPI disebutnya bisa berjalan tanpa bantuan pemerintah sehingga SKT tidak berguna.

"Terdaftar tidak berguna bagi FPI. Karena FPI tidak pernah minta bantuan sama pemerintah," ujarnya.

Namun bagi para korban bencana alam, mereka tidak peduli FPI punya SKT atau tidak. Karena yang mereka butuhkan adalah kehadiran FPI di berbagai lokasi bencana.

Mereka tidak butuh SKT, tapi mereka butuhnya FPI yang selama ini selalu aktif di barisan terdepan di dalam membantu korban bencana, hingga dikagumi oleh media-media internasional seperti Associated Press, The Washington Post dan lain-lain.

Terkait bencana banjir di awal tahun 2020 ini, Para Relawan FPI juga dengan sigap telah menyalurkan bantuan makanan untuk para korban, membersihkan tanah, lumpur dan sampah sisa banjir, mengevakuasi para korban banjir dan sebagainya.

Tak hanya itu, para Relawan FPI juga mengevakuasi para mayat korban banjir, seperti yang telah dilakukan oleh para Relawan FPI Cipanas dan Cipondoh Banten.

FPI selalu membantu para korban bencana tanpa melihat asal usul, suku, agama dan latar belakang apapun dari para korban bencana, karena hal itu merupakan amanat dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab kepada seluruh jajaran FPI agar dalam memberikan bantuan dimanapun tempat lokasi bencana, untuk tidak pernah membeda-bedakan Suku, Agama maupun latar belakang dari orang yang mau kita bantu.

"Bantu semua korban tanpa memandang suku dan agama. Jangan sekali-kali menganggap musibah yang menimpa saudara kita sebagai beban bagi kita, tapi itu adalah kewajiban kemanusiaan", ujar Habib Rizieq Shihab.

"Semua masyarakat siapapun dia yang mendapat musibah wajib kita bantu tanpa memandang suku, budaya, adat bahkan agama sekalipun, semua harus dibantu," tegas Habib Rizieq Shihab.

Dan alhamdulillah amanat beliau tersebut hingga kini selalu dipatuhi dan berusaha dilaksanakan dengan semaksimal mungkin oleh tim misi kemanusiaan FPI dimanapun berada, termasuk oleh Tim HILMI-FPI Kota Bekasi yang mengevakuasi para warga etnis Tionghoa dan non Muslim yang menjadi korban banjir di wilayah depan RS Bhakti Kartini, Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat hari Rabu (1/1/2019).

Di wilayah itu, banyak etnis Tionghoa dan non Muslim lainnya. Namun, mungkin kita berbeda dengan mereka dalam etnis dan agama, tetapi kita tetap bersaudara sebangsa dan setanah air.

Selain menyalurkan makanan dan bantuan lainnya, para Relawan HILMI - FPI Kota Bekasi dengan menggunakan perahu karet mengevakuasi para warga Tionghoa itu ke tempat yang lebih aman.