Tegas! Sekum FPI Kritik Luhut Dan Mahfud Tidak Galak Ke Cina Soal Natuna



Sabtu, 4 Januari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Nyata terlihat sikap pemerintah Indonesia sangat lunak terhadap pemerintah Cina. Bungkam saat Muslim Uighur didzalimi, dan kini juga terkesan lembek dalam soal pulau Natuna yang jekss-jelas wilayah NKRI sejak dulu.

Sikap Pemerintah China yang mengklaim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Natuna dengan membiarkan kapal-kapal nelayan dari negara tersebut menangkap ikan menuai protes dari rakyat Indonesia. Apalagi, pejabat pemerintah RI yang tak galak dan lunak dalam polemik ini.

Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Haji Munarman menyindir ketegasan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD serta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Ia mempertanyakan sikap keduanya yang merupakan dua pejabat tinggi negara.

"Rakyat Indonesia bertanya, apakah sikap kedua pejabat tinggi Indonesia tersebut cinta NKRI? Apakah sudah sesuai UUD 45 dan Pancasila?" kata Ustadz Munarman, dalam keterangannya, Sabtu, 4 Januari 2020.

Dia mengkritisi sikap yang tak tegas soal Natuna seperti menggadaikan kedaulatan ke China. Berbeda dengan ketegasan pemerintah ketika menghadapi polemik dengan rakyatnya sendiri yang sebagian umat Islam.

"Kok kedaulatan negara digadaikan ke China? Kok tidak seganas ucapan dan tindakannya ketika yang dihadapi rakyat sendiri dan umat Islam?" ujar Ustadz Munarman.

Kemudian, sebagai rakyat, ia bertanya apa kemungkinan Luhut dan Mahfud sudah menjadi agen China.

"Apa sudah jadi double agent RRC? Apa karena visi bos besar harus bersikap ramah pada RRC yang komunis? Rakyat bertanya ini," tuturnya.

Sebelumnya, Mahfud bilang pemerintah China melanggar ZEE di Perairan Natuna. Menurutnya, China tak bisa asal mengklaim zona itu sebagai wilayahnya.

"Secara hukum China tidak punya hak untuk mengklaim itu, karena Indonesia tidak punya konflik perairan, tumpang tindih perairan Indonesia tidak punya," kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Jumat 3 Januari 2020.

Maka itu, kata dia, Indonesia akan mempertahankan ZEE di kawasan Laut Cina Selatan. Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui langkah diplomasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Langkah diplomasi tersebut diantaranya memanggil Dubes China untuk Indonesia. Dan Mahfud menyerahkan semua kepada Menlu yang melakukan dialog dengan Dubes Cina.

Anehnya lagi, Luhut Pandjaitan meminta persoalan di Natuna dengan China jangan diributkan. Bagi dia, jika makin ribut nanti dikhawatirkan akan membuat investasi terganggu.

"Ya makanya saya bilang jangan ribut. Untuk apa kita ribut yang enggak perlu diributin, bisa ganggu," ujar Luhut di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.

Foto: Haji Munarman

Sumber: vivanews.com