Ungkap Penyebab Banjir Tol Cikampek, Kemenhub: Gara-Gara Proyek Kereta Cepat




Selasa, 7 Januari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap sejumlah penyebab terjadinya banjir di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Menurut Kemenhub, banjir itu terjadi karena ada proyek pengerjaan kereta cepat.

"Kemudian catatan berikutnya mengenai penyebab masalah banjir di jalan tol yaitu di km 24,19 dan juga km di Jakarta-Cikampek dan km 136, untuk yang dari Cikampek ke Cipali. Itu juga baru terjadi sekali, sebelumnya pernah terjadi dan memang Menteri PU (Basuki Hadimuljono) juga sudah menyampaikan. Kemarin saya juga langsung ke lapangan bersama dengan stakeholder terkait, karena memang ternyata memang begitu ada pekerjaan tol elevated, begitu ada pekerjaan KCIC, untuk ada Waksita di sana, ada KCIC di sana, banyak yang tadinya saluran air, kemudian terhambat oleh jalan kerja," ujar Ditjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi di Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).

Budi menyebut, sebelum proyek itu dikerjakan, saluran air di sana bagus. Namun, setelah ada proyek itu, saluran air tersebut tertutup sehingga menyebabkan banjir. Dia juga mengaku sudah bertemu dengan Wika dan Waskita sebagai kontraktor proyek itu.

"Tadinya saluran air bagus, tapi kemudian ditutup untuk jalan kerja, mobilisasi alat berat, dan sebagainya, itulah dampaknya," jelasnya.

Budi mengatakan pihaknya langsung melakukan rapat koordinasi untuk mencari tahu penyebab banjir itu terjadi. Menurutnya, banjir itu terjadi karena ada gorong-gorong yang tersumbat.

"Kita langsung rapat koordinasi untuk melihat apa faktor penyebabnya di sana gorong- gorong yang tersumbat, kemudian ada jalan air yang di pintu tol begitu saja, dan kemudian sudah pembagian pembicaraan. KCIC menjalankan apa, Waskita apa, Jasa Marga apa," katanya.

"Sampai dengan tanggal 5 kemarin sudah ada infonya, saya pimpin rapat sampai jam 19.00 WIB malam, sudah langsung di situ membagi tugas masing-masing untuk segera melakukan treatment. Dan khusus yang di km 136 sudah kita rapatkan juga antara Kemenhub, kepolisian untuk mencari jalan keluar. Karena ada beberapa indikasi, kenapa kilometer itu jadi banjir," imbuhnya.

Indikasi yang dimaksud adalah, pertama karena adanya penambangan galian, lalu ada gorong-gorong yang membutuhkan normalisasi. Dia menyebut berencana melebarkan gorong-gorong tersebut.

"Pertama dilakukan pendalaman oleh Polres Indramayu dengan Pemda Indramayu. Sekitar 10 km di hulu ada penambangan galian C. Kemudian sungai antara hulu dengan hilir di dalam gorong-gorong itu ada pendempetan sehingga butuh normalisasi, dan butuh juga untuk mengangkat sedimen yang ada di situ. Jadi sedang dikerjakan oleh balai air dari Kementerian PUPR di BBS, kalau nggak salah sekitar 500 meter di hulu, dan 50 meter di hilir itu akan dilebarkan seluas dengan jalan tol yang ada di gorong-gorong di sana, kalau dari sisi volume dan debit sebenarnya bisa menampung, tapi kemarin karena ada penyempitan," ucapnya.

Dia berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Saat ini Kemenhub dan pihak terkait sedang membenahi saluran gorong-gorong di sekitar proyek.

"Kalau dari sisi volume dan debit, sebenarnya bisa menampung, tapi kemarin karena ada penyempitan. Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran karena kemarin pengecekan juga banyak 13 gorong-gorong, atau jalan air yang melintas dari Cipali untuk dilakukan audit juga potensinya terjadi kemarin," pungkas Budi.

Setelah memaparkan penyebab banjir di Tol Jakarta Cikampek, Budi kembali diberi pertanyaan oleh wartawan, di sesi tanya jawab itu wartawan menanyakan penyebab pasti banjir itu terjadi karena proyek tol elevated atau dampak dari proyek kereta cepat 'Soal saluran air yang tertutup di tol Japek (Jakarta Cikampek) itu dampak dari elevated atau kereta cepat, atau dampak keduanya?'. Budi lantas menjawab tegas kereta cepat.

"Kereta cepat, kereta cepat," tegas Budi saat menjawab pertanyaan wartawan.

Foto: Budi Setiyadi

Sumber: detik.com