Banyak Bencana Alam Dan Jokowi Akui Pemerintah Gagap Menghadapinya, Peran FPI Kini Sangat Penting



Jum'at, 7 Februari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Sebagai Ormas Islam yang sangat aktif membantu korban bencana alam bahkan dikagumi dan dijuluki oleh The Washington Post dan media ternama internasional lainnya sebagai 'Ormas tercepat datang membantu di lokasi bencana alam',
Peran FPI kini menjadi teramat penting.

Sebabnya karena berbagai bencana alam dan musibah terus silih berganti berdatangan di berbagai wilayah Indonesia, dan pihak pemerintah Indonesia gagal untuk memberikan bantuan secara maksimal.

Ketidakmampuan pihak Pemerintah dan aparat terkait untuk memberikan bantuan secara maksimal, membuat keberadaan Front Pembela Islam (FPI) dan elemen lainnya yang aktif membantu di berbagai lokasi bencana, menjadi teramat penting.

Presiden Jokowi mengatakan sejumlah bencana seperti banjir, tanah longsor, dan juga karhutla sebenarnya masih dapat dicegah agar tidak menimbulkan kerugian dan dampak yang masif.

Sayangnya, kata Jokowi, pemerintah masih gagap dan kurang responsif menghadapi berbagai bencana alam yang berulang terjadi.

"Masih sering kita tergagap-gagap. Daerah, step manajemennya seperti apa, tahapan manajemennya seperti apa. Ini harus kita miliki dalam hadapi bencana, menghadapi kerusakan infrastruktur, menampung pengungsi, dan dalam melakukan pemulihan atau recovery. Step dan tahapan manajemen harus jelas," kata Jokowi saat membuka rakornas Penanggulangan Bencana 2020 di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Selasa (4/1/2020).

Namun alhamdulillah, FPI selalu hadir untuk turut membantu warga masyarakat, tentu bersama aparat pemerintah, ormas dan elemen-elemen yang peduli terhadap para korban bencana alam dan warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.

'Untung masih ada FPI!', begitu yang kerap dikatakan oleh para netizen dan warga masyarakat merespons berbagai kegiatan mulia FPI dan sayap juangnya (HILMI dll).

Sepantasnya FPI itu ada di seluruh provinsi bahkan Kabupaten, kecamatan dan kelurahan di seluruh wilayah Indonesia, supaya lebih mudah dan maksimal lagi memberikan bantuan untuk para korban bencana alam dan warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Karena itu sungguh aneh apabila masih ada pihak-pihak yang ingin FPI Ormas Islam yang aktif membantu korban bencana alam itu bubar.

Berarti mereka para haters FPI itu adalah kelompok anti kemanusiaan, yang tidak ingin para korban bencana alam memperoleh bantuan dan pertolongan maksimal.

Saat di awal tahun 2020 ini saat banjir dan longsor melanda wilayah Bekasi, Bandung, Bogor, Banten, Jakarta, Semarang, Bondowoso dan sebagainya, para Relawan FPI juga hadir memberikan bantuan.

Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab selalu mengingatkan agar para Relawan FPI tulus membantu dan tidak membeda-bedakan suku, agama atau apapun latar belakang korban yang akan diberikan bantuan.

Dan walau selalu coba ditutup-tutupi oleh media pelacur dan pembenci FPI, kiprah FPI akhirnya diketahui dan dikagumi oleh Washington Post, Associated Press dan media-media asing lainnya melalui pengamatan dan investigasi yang mereka lakukan.

Setelah mengakuj fakta tentang FPI, media-media internasional ternama itu akhirnya justru mengagumi, mengakui dan memuji FPI yang secara luar biasa selalu terdepan membantu di berbagai lokasi bencana.

Stephen Wright menulis dedikasi FPI tersebut dalam artikel berjudul “When Disaster Hits, Indonesia’s Islamists are First to Help” yang diunggah di The Washington Post yang diunggah pada 11 Juni 2019 lalu.

Dia mengawali tulisan itu dengan menceritakan bendera FPI yang terpasang dirumah Anwar Ragaua, korban tsunami Palu lalu. Laki berusia 50 tahun itu menghiraukan perintah polisi untuk menurunkan bendera tersebut.

Anwar adalah satu-satunya nelayan yang selamat saat tsunami melanda ibukota Sulawesi Tengah 28 September lalu. Anwar mengenang bahwa saat itu tidak ada polisi dan pemerintah yang membantu evakuasi di daerahnya.

Sebaliknya, pihak pertama yang menawarkan harapan kepadanya adalah FPI. Bahkan FPI turut menyerahkan kapal baru untuknya kembali melaut.

Itu hanya salah satu contoh, sejatinya FPI sejak awal berdirinya hingga kini memang selalu turun langsung membantu di berbagai lokasi bencana, antara lain para Relawan FPI mengevakuasi puluhan ribu jenazah saat Tsunami Aceh tahun 2004 - 2005, juga turun membantu saat terjadi musibah tanggul jebol Situ Gintung, letusan Gunung Merapi, Gunung Sinabung, longsor di Cililin Bandung, longsor di Banjarnegara Jawa Tengah, banjir besar di Jakarta dan banyak tempat lain, juga membantu Muslim Rohingya secara langsung di Myanmar, membantu rakyat Palestina secara langsung di Gaza dan lain-lain.

FPI juga telah menyadarkan ribuan orang Ahmadiyah kembali kedalam Islam, FPI membantu masyarakat Mesuji Lampung yang didzollimi penguasa dan pengusaha, FPI memerangi aliran sesat, FPI menolong korban gempa bumi di Poso, korban gempa bumi di Lombok NTB, korban letusan Gunung Agung di Bali, memerangi komunisme, FPI memberikan bantuan ke Palestina, dan sebagainya.

Sangat banyak alhamdulillah, namun jarang diberitakan oleh Media-Media nasional sehingga banyak yang tidak tau.

Namun insya Allah sebagian dokumentasi kegiatan sosial kemanusiaan FPI baik di dalam maupun luar negeri, ada di website Faktakini.net, di label berita: Aksi Sosial Kemanusiaan, mohon klik dan share dokumentasinya👇🏼
https://www.faktakini.net/search/label/Aksi%20Sosial%20Kemanusiaan?m=1

Foto: Relawan FPI Kalsel salurkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Jum'at (7/2/2020)