Benny K Harman: Kemungkinan Harun Masiku Sudah Ditembak Mati
Senin, 24 Februari 2020
Faktakini.net, Jakarta - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K Harman mengatakan terdapat tiga spekulasi keberadaan tersangka suap Harun Masiku, yang menjadi buron hingga saat ini. Benny menyebut spekulasi pertama Harun sudah ditembak mati.
Hal itu Benny sampaikan usai mendengar penjelasan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/2).
"Akibat situasi ini ada tiga spekulasi di tengah publik. Pak HM ini sudah ditembak mati, sangat mungkin," kata Benny.
Spekulasi kedua, lanjut Benny, mantan calon anggota legislatif PDI-Perjuangan itu disembunyikan. Spekulasi ketiga Harun sembunyi sendiri. Namun, Benny tak yakin jika Harun sembunyi sendiri.
Untuk itu, Benny menyatakan agar tak memunculkan spekulasi lain, dirinya mengusulkan pembentukan Paniti Kerja (Panja) soal Harun. Benny mengusulkan secara kepada Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa selaku pimpinan rapat untuk membentuk Panja soal Harun.
"Supaya tuntas, supaya tidak ada dusta di antara kita," ujarnya.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly tak mau menanggapi usulan pembentukan Panja soal Harun itu. Yasonna menyatakan pembentukan Panja merupakan keputusan dari Komisi III.
"Ah itu keputusan Komisi III," kata Yasonna usai rapat.
Yasonna mengklaim tak akan mempertaruhkan integritas dirinya hanya karena persoalan Harun Masiku yang informasi keberadaannya sempat simpang siur.
Harun yang merupakan salah satu tersangka suap kepada Komisioner KPU Wahyu Setiawan itu disebut oleh Direktorat Jenderal Imigrasi ke Singapura pada 6 Januari dan belum kembali lagi ke Indonesia, pada 13 Januari.
Namun, belakangan atau pada 22 Januari, Direktorat Jenderal Imigrasi mengakui jika Harun telah kembali ke Indonesia pada 7 Januari. Dengan demikian, Harun sudah berada di Indonesia sebelum KPK melakukan OTT pada 8 Januari.
"Saya kira, saya tidak akan mempertaruhkan integritas saya untuk soal masalah Harun Masiku, terlalu kecil lah," kata Yasonna.
Yasonna menyatakan berdasarkan hasil investigasi Tim Gabungan Pemeriksa terhadap Perlintasan Keimigrasian, Harun tak tercatat ke Sistem lnformasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM).
Total ada 120.661 orang tak tercatat sistem keimigrasian sepanjang 23 Desember 2019 hingga 10 Januari 2020. Adapun kedatangan Harun, di Bandara Soekarno Hatta pada 7 Januari 2020.
"Tapi dia terekam di PC (komputer di pintu pemeriksaan) tidak hilang. Semua lengkap, Harun Masiku benar (tiba 7 Januari)," tuturnya.
Politikus PDI-Perjuangan itu sempat membuat pernyataan bahwa Harun masih berada di luar negeri pada pertengahan Januari lalu. Yasonna menyebut pernyataan dirinya itu berdasarkan laporan dari mantan Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F. Sompie.
"Jadi waktu saya buat statement dari informasi dirjen imigrasi. Saya katakan mana data, tentu dirjen lihat langsung di sistem kita (yang tak mencatat kedatangan Harun 7 Januari 2020)," ujarnya.
Foto: Benny K Harman
Sumber: cnnindonesia.com