FPI: Soal Kepulangan Habib Rizieq, Kami Hanya Berharap Pada Pertolongan Allah SWT
Kamis, 6 Februari 2020
Faktakini.net, Jakarta - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Haji Munarman mengatakan komunikasi antara pihaknya dengan Prabowo Subianto putus sejak Ketua Umum Partai Gerindra itu menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Tidak ada komunikasi lagi. Sejak jadi menteri," kata Ustadz Munarman kepada Tagar, Selasa, 4 Februari 2020.
"Soal pemulangan HRS (Habib Rizieq Shihab), kami hanya berharap pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.", ujarnya.
Eks ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu mengatakan tak lagi berharap pada Prabowo soal kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab ke Indonesia dari Arab Saudi.
"Soal pemulangan HRS (Habib Rizieq Shihab), kami hanya berharap pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pasca Aksi-Aksi Bela Islam yang digagas oleh Habib Rizieq dalam melawan kedzalliman dan penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Ahok sukses besar, upaya kriminalisasi dan pembusukan terhadap Habib Rizieq pun makin masif dilakukan oleh musuh-musuh Islam.
Termasuk dengan memproduksi chat fiktif lalu memviralkannya demi untuk melakukan pembusukkan terhadap nama Habib Rizieq Shihab. Dan kemudian setelah chat buatan mereka itu viral dan tersebar luas, mereka kemudian serentak berusaha menghilangkan jejak.
Dalam sebuah acara dialog di stasiun televisi TvOne yang rekaman videonya beredar luas dan diterima oleh Redaksi Faktakini.net, Tokoh Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkap fakta bahwa Habib Rizieq Shihab selama ini tidak bisa pulang ke Indonesia akibat noticed (permintaan) yang dikirimkan oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah Saudi Arabia.
Tokoh Muhammadiyah ini kemudian mengungkapkan penyebab utama kenapa Habib Rizieq tidak bisa pulang ke Indonesia.
"Orang bilang kenapa Habib Rizieq tidak pulang saja? Habib bukan tidak mau pulang tetapi Habib tidak bisa pulang, ini harus beda, alasannya karena ada faktor X, yaitu otoritas kita disini itu memberikan noticed (permintaan) ke pemerintah Saudi Arabia supaya karena permasalahan tertentu begitu, Habib Rizieq tidak bisa keluar kesini. Dan itu sangat tergantung dengan otoritas pemerintah kita", ungkapnya.
"Oleh sebab itulah saya menggugah sebenarnya pak Jokowi yang hari ini terpilih, menggugah pemerintah membuka komunikasi supaya (karena) bagaimanapun juga Habib Rizieq adalah WNI, tokoh penting, Ulama yang dihormati banyak umat Islam di Indonesia, saya pikir kepulangan beliau itu ditunggu oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia."
Kembali kepada pernyataan Ustadz Munarman, beliau mengatakan setelah Jokowi-Ma'ruf Amin genap menjalankan roda pemerintahan selama 100 hari belum terasa perubahan dalam beragam sektor. Rakyat, kata dia, masih merasakan sejumlah ketimpangan dan korupsi masih merajalela.
Menurut dia, hasil kinerja pemerintahan Jokowi itu bukanlah kesalahan para menteri. Musababnya Jokowi telah menekankan ketika awal menjabat di periode kedua tak ada visi misi menteri tetapi yang ada hanya pandangan kepala negara lewat visi misi presiden.
"Kan kata Presiden tidak ada visi misi menteri, yang ada visi presiden jadi yang harus dinilai adalah presidennya," ujarnya.
Ustadz Munarman menilai, selama 100 hari kerja Jokowi belum bisa membuat perekonomian maju. Dia mengatakan rakyat semakin menderita dengan kebijakan yang tidak berpihak kepada wong cilik. Kebijakan yang dikeluarkan, kata dia, kerap menguntungkan konglomerat.
"Hutang makin banyak, pajak ke rakyat makin banyak dan makin tinggi, pajak ringan dan kemudahan terhadap pengusaha besar (taipan) makin meningkat," katanya.
Lebih lanjut, Ustadz Munarman mengatakan dinamika perpolitikan Indonesia juga semakin gaduh dengan banyaknya adu domba antar-golongan. Dia mencontohkan semrawutnya birokrasi pengajuan perpanjangan surat keterangan terdaftar organisasi masyarakat (ormas) FPI di Kementerian Dalam Negeri yang hingga kini belum menemukan titik kejelasan.
"Politik belah bambu dan adu domba makin digalakkan. 'Peternakan cebong' untuk mainkan isu makin marak," tutur dia. []
Sumber: tagar.id dan lainnya