Wasekjen MUI: Penghina Risma Ditangkap, Bagaimana Penghina Nabi?



Sabtu, 8 Februari 2020

Faktakini.net, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan ada tujuh bidang yang dibahas dalam Kongres Umat Islam Indonesia Ke-7 di Bangka Belitung, akhir bulan ini. MUI juga menyoroti pertanyaan umat yang membandingkan kasus penghinaan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan penghinaan Nabi.
Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah Zaitun Rasmin mengatakan bidang-bidang yang akan dibahas itu adalah politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan budaya, agama, tentang media, serta pilantropis Islam/organisasi sosial. Selain itu, nanti ada tambahan rekomendasi.

"Tujuh bidang ini diharapkan dapat memaksimalkan pembahasan pada tema, di mana polanya sederhana. Melihat kenyataan yang senjang seperti apa, idealnya seperti apa, dan solusinya apa. Jadi menemukan kenyataan dulu, kemudian harusnya seperti apa, kemudian strategi untuk mencapai itu," kata Zaitun dalam konferensi pers di kantor MUI pusat, Jalan Proklamasi Nomor 51, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).

Zaitun, yang merupakan Ketua Kongres Umat Islam Indonesia Bangka Belitung, lalu mencontohkan penegakan hukum. Zaitun mengatakan masih banyak catatan pihaknya dan rintihan umat tentang kebijakan hukum.

"Misalnya kemarin heboh dengan ditangkapnya penghina Bu Risma, tentu kita setuju dengan paparannya, siapa pun yang melanggar hukum harus diadili, dan seterusnya. Tapi umat juga bertanya bagaimana penghina Nabi? Yang mana sama-sama ada landasan hukumnya. Di negeri kita ini yang menghina person ada hukum, yang menghina agama ada hukumnya juga, dan menghina Nabi itu jelas menghina agama. Itu hanya contoh," ujarnya.

Zaitun mengatakan kongres ini pada intinya meningkatkan peran umat dengan strategi yang lebih tepat untuk kemajuan NKRI. Pihaknya ingin kehidupan yang benar-benar beradab dapat dijaga di negeri ini.

"Termasuk isu yang penting pada hari ini, misalnya yang paling aktual tentang saudara-saudara kita yang dievakuasi dari Wuhan. Ini kan terjadi pro-kontra di tempat karantina, ini kan jadi perhatian juga. Yang kedua, polemik pemulangan saudara-saudara kita yang pernah terkena pengaruh ISIS, yang saya tak tahu persisnya, saya lihat wawancara BBC juga mereka sudah tobat, ini WNI, itu bagaimana sebaiknya. Ini tidak bisa sepintas saja, perlu perhatian yang cukup. Agar kita benar-benar menjadi bangsa yang beradab, di samping bangsa yang maju," tuturnya.

Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ketujuh akan digelar di Bangka Belitung pada 26-29 Februari 2020. Kongres itu mengangkat tema 'Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam mewujudkan NKRI yang Maju, Adil, dan Beradab'.

Foto: Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah Zaitun Rasmin Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah Zaitun Rasmin (tengah). (Tiara/detikcom)

Sumber: detik.com