Ahmad Badar: Reduce Mobility Anies Dan Ulah Menjijikkan Buzzer Ditengah Bencana Corona



Rabu, 18 Maret 2020

Faktakini.net

Reduce Mobility ala Anies dan Ulah Buzzer Menjijikan Ditengah Bencana Corona

Hari ini, Senin, 16 Maret 2020 tepat sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan imbauan bagi seluruh masyarakat untuk mulai melakukan social distancing atau jaga jarak sosial.

Mesikpun dinilai terlambat -karena pemberitaan Corona di China sudah merebak sejak Desember 2019- Presiden mengimbau agar seluruh komponen masyarakat disiplin menghadapi penyebaran Covid-19 dengan tetap beraktivitas, bekerja, dan beribadah di rumah. Ia menyerukan pentingnya mengkarantina diri dan menjauhi kerumunan.

Gubernur Anies Baswedan dinilai lebih sigap dalam upaya menghadapi wabah Covid-19. Ia bertindak sebelum semua orang saat ini resah.

Meski dicibir lebay oleh lawan politik dan Buzzer Bayaran, langkah Anies Baswedan dipuji banyak kalangan. Bahkan warga Australia Kate Walton memuji. "Anies Baswedan lebih baik dari Scott Morrison," ujar Kate di Twitter.

Para Menteri Jokowi justru sebelumnya meremehkan Covid-19. Menkopolhukam Mahfud MD misalnya menyebut perizinan di Indonesia berbelit sehingga virus Corona takut masuk. Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan malah akan mendatangkan kembali TKA China ke Indonesia.

Hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi -menteri Indonesia pertama yang positif Corona- sebelumnya membuat guyon "Kita kebal Corona karena doyan makan nasi kucing."

Di sisi lain Anies mengambil langkah cepat dan tepat, Ia telah mempelajari bagaimana negara-negara di dunia seperti Vietnam, Singapura, dan Korea Selatan menekan penyebaran Covid-19. Memang Anies memiliki kepemimpinan kelas dunia.

 Anies meliburkan sekolah selama dua pekan, menutup kawasan wisata di DKI. Tujuannya adalah agar warga tetap tinggal di rumah mengkarantina diri agar terhindar dari penularan.

Sebelumnya Anies Baswedan adalah satu-satunya Kepala Daerah yang yang konsen dengan masalah Corona. Apa yang ia lakukan adalah melakukan operasi pasar penjual masker, memitigasi wilayah penyebaran, juga membuka data wilayah mana saja yang warganya positif Corona.

Langkahnya pun diikuti kepala daerah Jabar, Banten, Jateng, dan Jatim

Pemprov DKI dengan nyata berinisiatif mengurangi jadwal dan armada angkutan umum untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, layanan ojek daring, dan mengurangi aktivitas di luar. Agar lebih maksimal Gubernur tidak memberlakukan peraturan ganjil-genap.

Namun apa daya, imbauan Presiden saja tidak didengar oleh sebagian besar masyarakat perkotaan. Ini akibat kurangnya komunikasi pemerintah pusat dengan perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan karyawan. Pemerintah pusat hanya memberikan imbauan tanpa mewajibkan perusahan memberikan instruksi pekerjanya bekerja dari rumah.

Para pekerja masih berbondong-bondong pergi ke kantor, sebab khawatir mendapatkan hukuman atau potong gaji jika tidak hadir.

Alhasil pagi tadi terjadi penumpukan antrean di pintu masuk Halte TransJakarta dan Stasiun MRT. Warga tetap bersikeras masuk kerja, pergi ke kantor di pusat kota.

Pemandangan kerumunan penumpukan penumpang membuat miris. Bagaimana bisa, baru saja sehari Presiden memberikan imbauan, sudah dilanggar.

Tapi hal ini tidak mengetuk nurani para Buzzer Bayaran. Dengan sangat sistematis dan masif mereka memproduksi konten untuk menyerang Gubernur Anies Baswedan.

Alih-alih memberikan edukasi dan sosialisasi pentingnya berdiam diri di rumah, Buzzer Bayaran bahkan tak segan menaikkan trending topik buatan di Twitter, untuk mendiskreditkan sang Gubernur. Dengan kesempatan hari ini, mereka mencemooh Anies dengan tagar Gubernur terbodoh.

Di saat kita semua seharusnya bersatu melawan wabah Corona. Para Buzzer ini berperilaku sangat menjijikan tak ubahnya pemakan bangkai. Yang membayar mereka juga tak lebih memalukan. Sangat tidak berperikemanusiaan. Kini mereka sendiri yang mempolitisasi Corona demi tujuan kelompoknya.

Oleh

Ahmad Badar, Pemerhati Sosial