Ngabalin: Ahok Memecah Belah NKRI, Jangan Korbankan 250 Juta Rakyat Demi Ahok!


Rabu, 11 Maret 2020

Faktakini.net, Jakarta - Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi oleh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Rekam jejak Ngabalin sebelumnya banyak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), bahkan menyebut Ahok memecah belah NKRI, maka itu perubahan drastis sikap politik Ngabalin menunjukkan dia bukan politisi yang tulus dan istiqomah.

Seorang yang terbukti plan plan dan mencla mencle dalam bersikap seperti Ngabalin tentu tidak layak jadi panutan.

Berikut beberapa rekam jejak Ngabalin sebelum masuk ke Istana:


1. Bagian tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa

Pada pemilihan presiden 2014, Ngabalin terdaftar sebagai Direktur Politik Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo-Hatta. Namun pasangan ini kalah oleh duet Jokowi-JK.

2. Menyebut pemerintahan Jokowi-JK berpotensi otoriter

Usai Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Prabowo-Hatta terkait hasil pemilihan presiden, Ngabalin mengatakan pemerintahan Jokowi-JK berpotensi otoriter.

"Mahkamah Konstitusi memang sudah memutuskan, tapi bukan mustahil bahwa Jokowi dan Kalla nantinya adalah orang yang otoriter," kata Ngabalin dalam sebuah diskusi di Taman Ismail Marzuki, 22 Agustus 2014.

3. Mendesak Allah menangkan Prabowo-Hatta

Saat menghadiri acara Halal Bihalal kubu Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Ngabalin meminta para pendukungnya untuk berdoa agar Tuhan memenangkan gugatan pihaknya di Mahkamah Konstitusi terkait hasil pemilihan presiden.

"Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti dan kita mendesak Allah SWT berpihak pada kita," kata Mochtar di vidoe youtube bertajuk "Pidato Mochtar Ngabalin pada Halal Bihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia".

4. Hadir di demonstrasi besar Aksi Bela Islam pada 4 November 2016

Ngabalin ikut demonstrasi besar Aksi Bela Islam yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara. Demonstrasi ini dikenal pula sebagai Aksi 411.

Saat demo anti Ahok Ngabalin secara tegas meminta Presiden jangan korbankan 250 juta rakyat Indonesia demi Ahok!

5. Dipuji Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai orator ulung

Dalam sebuah acara Partai Golkar, Tito bercerita saat dirinya memantau orasi Ngabalin di Aksi 411. Menurut dia, polisi siap menangkap dia jika dalam orasi itu ada dugaan pelanggaran hukum.

"Saya liatin enggak ada salahnya, bagus juga dia. Abis teriak-teriak (kritik) pemerintah dia WA saya 'bagus tidak tadi'. Komunikator yang canggih itu mampu menyampaikan pesan kadang pada batas pesan yang ekstrim dengan bahasa sensitif tapi tidak melanggar atau aman," kata Tito di Hotel Sultan, Jakarta, 9 September 2017.

6. Mantan kader Partai Bulan Bintang

Ali Mochtar Ngabalin pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang. Namun, pada Oktober 2010, Ali bergabung dengan Partai Golkar.

Foto: Ali Mochtar Ngabalin saat demo anti Ahok

Sumber: tempo.co