Politisi PKS Netty Prasetiyani: Perempuan Jangan Alergi Politik



Jum'at, 13 Maret 2020

Faktakini.net, Jakarta - Imam Besar Habib Rizieq Shihab sejak lama sudah menyebut pentingnya umat Islam untuk berpolitik, agar politik tidak dikuasai oleh musuh-musuh Islam.

Habib Rizieq menegaskan, politik itu tergantung siapa yang menjalankan. Jika politik dikelola dan dijalankan atas dasar iman dan taqwa, maka itulah yang diharapkan. Tapi jika politik dikelola dengan syahwat, maka politik pun menjadi kotor.

“Karena itu sudah menjadi kewajiban ulama untuk tidak membiarkan politik menjadi kotor, atau politik yang tidak bertentangan dengan syariat,” kata Habib dalam Tabligh Akbar Politik Islam (TAPI) ke-8 di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq, Ponpes Husnayain, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (25/3) pagi.

Yang disebut politik kotor itu adalah, kata Habib, jika ada yang memutarbalikkan hadits nabi, atau korupsi dalil untuk menyesatkan manusia. Politik kotor itu jika yang diajarkan adalah atheis dan sekuler. Ulama wajib membersihkan politik kotor.

Sejalan dengan itu, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani meminta perempuan agar jangan alergi politik.

“Kehadiran perempuan di parlemen dan terlibat dalam perumusan kebijakan publik adalah bentuk kontribusi untuk bangsa dan negara,” unkap Netty saat menghadiri acara pembukaan Workshop Regional 2 (Jawa, Bali, Nusra dan Kalimantan) DPP Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020).

Sebagai Dewan Pakar KPPI, Netty berharap pemerintah pusat dan daerah dalam program peningkatan kapasitas terus ditingkatkan agar perempuan politik semakin mumpuni dan handal dalam menjalani kiprahnya.

Politisi dari Dapil Jabar VIII ini juga mengapresiasi dukungan yang telah dilakukan Pemprov Jawa Barat terhadap kegiatan politik perempuan.

“Ini tradisi kebaikan yang dilanjutkan dari periode sebelumnya. Kehadiran Bapak Wagub dalam acara ini semoga menjadi penanda kuatnya dukungan moril dan political will terhadap pemajuan dan perlindungan hak-hak politik perempuan,” kata istri mantan Gubernur Jabar dua periode Ahmad Heryawan itu.

Ketua Umum DPP KPPI Dwi Septiawati Djafar mengatakan, Workshop Regional 2 DPP KPPI ini diselenggarakan guna merumuskan peta jalan dan rencana aksi pencapaian 30% perempuan di parleman pada 2024.

Menurut Dwi, pencanangan komitmen 30% perempuan sebagai anggota legislatif pada 2024 sudah dilakukan pada Rakernas DPP KPPI 2019 dengan melibatkan Kemenko PMK RI, KPPPA, Kemendagri, dan sejumlah NGO di bidang perempuan dan politik.

Foto: Politisi PKS Netty Prasetiyani.

Sumber: suaraislam.id