Disebut Sebagai Ormas Terdepan Bantu Korban Bencana, FPI Tak Besar Kepala Dan Fokus Bantu Umat
Kamis, 2 April 2020
Faktakini.net, Jakarta - Ketua Bantuan Hukum FPI Sugito Atmo Pawiro, mengungkapkan betapa jahatnya fitnah yang dilontarkan oleh para pembenci FPI.
Sugito mengatakan serangan dengan rasa benci luar biasa terus menyerang ormas yang bermarkas di Petamburan, Jakarta Pusat itu.
“Pengusung kebencian yang memprovokasi pembubaran FPI tidak memahami latar belakang hadirnya kami sebagai ormas Islam yang inklusif,” kata Sugito ketika dihubungi, Minggu (4/8).
Menurut dia, FPI mengusung misi amar maruf nahi munkar untuk menyelesaikan berbagai problema kemanusiaan dengan pendekatan keislaman melalui kerja kolektif seluruh umat Islam. Karena itu Sugito menyebut pihak-pihak yang tak menyukai FPI tak tahu sejarah.
"Mereka tidak menyadari bahwa FPI didirikan oleh habaib, ulama, mubalig, aktivis muslim, dan umat Islam serta dipelopori oleh Muhammad Rizieq Shihab pada 17 Agustus 1998 di Pondok Pesantren Al-Umm Ciputat dengan. Misi utama pada waktu itu adalah mengumandangkan reformasi moral dengan memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam memberikan kontribusi positif untuk kemajuan bangsa,” beber Sugito.
Praktisi hukum itu menambahkan, kehadiran FPI ternyata memperoleh sambutan masyarakat. Menurutnya, masyarakat yang mendukung FPI menyadari kegigihan ormas tersebut dalam membawa misi sosial.
“Ada aksi penyelamatan bencana alam dan bencana sosial, seperti konflik rasial di seluruh penjuru negeri, FPI selalu menjadi unsur masyarakat sipil yang tampil terdepan dalam memberikan bantuan dan penyelamatan korban bencana,” kata Sugito.
Lebih lanjut Sugito menuturkan, aksi tersebut menuai simpati luas bahkan menarik atensi media massa asing. “Meski media massa mainstream nasional menutup mata dalam lima tahun terakhir,” tandas Sugito
Yang dikatakan Sugito memang benar. Walaupun selalu ditutup-tutupi oleh sebagian besar media-media nasional, Kegiatan Front Pembela Islam (FPI) dalam membantu korban bencana alam dan warga masyarakat yang membutuhkan bantuan baik di Indonesia maupun di luar negeri, akhirnya diketahui juga oleh dunia internasional.
Media-media internasional mengapresiasi kegiatan mulia FPI itu dan menjuluki Ormas Islam ini sebagai kelompok yang terdepan di dalam membantu korban bencana. Antara lain media Associated Press, The Christian Science, The Washington Post dan sebagainya.
Jurnalis asal Amerika Serikat Stephen Wright menulis dedikasi FPI tersebut dalam artikel berjudul When Disaster Hits, Indonesia’s Islamists are First to Help yang diunggah di The Washington Post pada 11 Juni 2019 lalu. Dia mengawali tulisan itu dengan menceritakan bendera FPI yang terpasang di rumah Anwar Ragaua, korban tsunami Palu, Sulawesi Tengah, 28 September 2019. Pria berusia 50 tahun itu menghiraukan perintah polisi untuk menurunkan bendera tersebut.
Anwar adalah satu-satunya nelayan yang selamat saat tsunami melanda ibukota Sulteng, 28 September lalu. Anwar mengenang bahwa saat itu tidak ada polisi dan pemerintah yang membantu evakuasi di daerahnya. FPI adalah yang pertama menawarkan bantuan, bahkan mereka turut menyerahkan kapal baru untuk Anwar agar bisa kembali melaut.
Peran FPI juga telah ada pada saat Tsunami 2004 silam, bencana alam yang menewaskan 100 ribu orang. FPI juga memberikan pertolongan pada korban bencana Palu beberapa waktu lalu. Tak hanya berkontribusi dalam pencarian korban, FPI juga ikut membangun rumah dan mendirikan mesjid baru.
Sekelumit fakta diatas baru sebagian kecil kegiatan positif yang dilakukan oleh FPI.
Antara lain para Relawan FPI juga membantu mengevakuasi puluhan ribu jenazah saat Tsunami Aceh tahun 2004 - 2005, juga turun membantu saat terjadi musibah tanggul jebol Situ Gintung, letusan Gunung Merapi, Gunung Sinabung, longsor di Cililin Bandung, longsor di Banjarnegara Jawa Tengah, banjir besar di Jakarta dan banyak tempat lain, juga membantu Muslim Rohingya secara langsung di Myanmar, membantu rakyat Palestina secara langsung di Gaza dan lain-lain.
FPI juga telah menyadarkan ribuan orang Ahmadiyah kembali kedalam Islam, FPI membantu masyarakat Mesuji Lampung yang didzollimi penguasa dan pengusaha, FPI memerangi aliran sesat, FPI menolong korban gempa bumi di Poso, korban gempa bumi di Lombok NTB, korban letusan Gunung Agung di Bali, memerangi komunisme, FPI memberikan bantuan ke Palestina, melakukan penyemprotan disinfektan di seribu titik lebih untuk membasmi wabah Covid-19, dan sebagainya. Sangat panjang daftarnya, alhamdulillah.
Begitu aktifnya FPI dalam membantu warga masyarakat yang membutuhkan bantuan, membuat para Netizen di Media Sosial kini memberi julukan "Ormas Berhati Malaikat" Dan Ormas terbaik di Indonesia kepada FPI. Bukan FPI yang meminta julukan, tetapi umat lah yang memberikan julukan tersebut, masya Allah...
Walau banyak warga masyarakat yang menganggap FPI adalah Ormas terbaik di Indonesia, namun hal itu sama sekali tidak membuat FPI besar kepala, bahkan justru membuat FPI semakin istiqomah dan bersemangat di dalam membantu umat.
Dokumentasi kegiatan sosial kemanusiaan FPI baik di dalam maupun luar negeri, antara lain ada di Website www.faktakini.net di Label Berita: Aksi Sosial Kemanusiaan, klik & share 👇🏼
https://www.faktakini.net/search/label/Aksi%20Sosial%20Kemanusiaan?m=1
Foto: Relawan FPI saat membagikan bantuan beras untuk para korban banjir di Samarinda Kalimantan Timur, Senin (1/6/2020)