Nadya Valose: Nasi Anjing, Dari Anjing Peking Untuk Anjing Kampung
Selasa, 28 April 2020
Faktakini.net
NASI ANJING, DARI ANJING PEKING UNTUK ANJING KAMPUNG.
Saat orang bilang "Selincah Kancil" atau "Secepat Elang", semua memahami bahwa itu adalah padanan kata sesuai dengan nalar yang bersandar kepada Mantiq.
Apa itu Mantiq ? Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah.
Tak elok menggambarkan kelincahan seseorang dengan kata " Wah .. kamu itu selincah Monyet ya .." atau "Oh, kamu hebat bisa bergerak Secepat Babi loh .."
Dalam adab ketimuran, hanya orang yang dianggap cacat nalar saja yang menggunakan bahasa sakit semacam itu.
Walupun Monyet, Babi, Anjing sama-sama jenis hewan dengan Kancil, Elang, Kucing namun nalar yang sehat tidak mengarahkan Babi, Monyet dan Anjing untuk disifati sebagai sesuatu yang baik jika dipadankan dengan segala sesuatu yang terhubung pada manusia.
Kecuali untuk disifati kepada yang buruk bagi manusia, maka orang biasa memadankan kata Babi, Anjing atau Monyet. Serakus Babi, buruk muka bak Monyet, atau penjilat seperti Anjing bentuk dari mensifati keburukan.
Kalau urusan besar kecilnya ukuran yang membuat Nasi Kucing diganti dengan istilah Nasi Anjing, apa pantas kalau porsinya ditambah istilahnya bisa berganti jadi Nasi Monyet atau Nasi Babi ?
Lagi pula Nasi Kucing tidak pernah diberi gambar Kucing, sebab itu bukan Nasi untuk dimakan Kucing. Tapi Nasi Anjing yang diberi gambar Anjing untuk diberikan pada manusia itu su'ul adab.
Di hypermart juga ada produk makanan yang diberi gambar Kucing, tapi itu makanan memang khusus untuk diberikan pada kucing sebagai binatang, bukan untuk dimakan manusia.
Jadi Nasi yang diberi gambar Anjing jelas adalah Nasi yang pantasnya untuk dikonsumsi Anjing, bukan manusia.
Maka Nasi Anjing yang viral dibagikan kemarin itu layak jika disebut sebagai Nasi dari Anjing Peking untuk Anjing Kampung.
Namun ada saja manusia-manusia penggemar Nasi Anjing yang ngotot menggonggong bak anjing membela tuannya. Mereka yang bernalar sakit menyalak galak membenarkan apa yang dilakukan sekelompok Anjing Peking sekaligus menjilati dubur tuannya agar dapat mencicipi Nasi Anjing.
Bangsa yang beradab dan bermartabat tak pantas mengkonsumsi makanan Anjing, tapi manusia-manusia yang rajin menjilat dan menggonggong pada tuannya saja yang layak menerima Nasi Anjing ..!!.
Salam sehat,
Nadya Valose.