Perhatian! Warga DKI Dan Jabar Jangan Terpancing Adu Domba Buzzer Terkait Bantuan Sosial


Kamis, 16 April 2020

Faktakini.net

Hati-hati adu domba para Buzzer yang membandingkan bantuan sosial (bansos) untuk warga kurang mampu di masing-masing daerah.

Pasca ditetapkan sebagai wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan bersama jajarannya langsung menyalurkan bansos berisi kelengkapan kebutuhan selama 1 minggu kepada sekitar 1,2 juta warga.

Bantuan tersebut memang diberikan secara berkala selama PSBB berlangsung 10-23 April 2020 yang artinya akan ada dua kali penyaluran kepada warga, agar kebutuhan selama dua minggu tercukupi.

Adapun isi dari Paket Bantuan Sosial PSBB Covid-19 DKI Jakarta memang terdiri dari sejumlah bahan kebutuhan pokok yang terdiri dari: Beras 5 kg (1 karung), Sarden (2 kaleng), Biskuit (2 bungkus), Minyak goreng 0,9 liter (1 bungkus), Sabun mandi batang (2 buah), dan Masker kain (2 buah).

Ya bansos di atas sudah dihitung dan diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan selama 1 minggu.

Namun di tengah suasana serba prihatin seperti saat ini masih saja ada orang yang sengaja menciptakan perbedaan.

Mereka memancing emosi warga dengan membandingkan bansos terutama bansos dari DKI, karena sasarannya adalah menjelekkan sosok Anies Baswedan.

Buzzer dengan akun anonim @namaku_izrail sengaja mengunggah gambar perbandingan bansos DKI dan Jawa Barat. Sangat terlihat bahwa memang akun gerombolan Buzzer Muanas Alaidid itu ingin mengadu domba warga Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Dia tidak menyebutkan bahwa bantuan dari DKI senyatanya untuk 1 minggu dan akan disalurkan lagi di minggu berikutnya, sengaja menutupinya agar terlihat kalah oleh Jabar.

Selain membully Anies, tujuannya adalah agar warga DKI dan Jabar ribut, sehingga pekerjaan mereka sebagai Buzzer bisa tuntas. 

Jadi harus menjadi perhatian bagi warga DKI dan Jabar khususnya, jangan mudah terpancing oleh agenda para Buzzer.

Karena gerombolan orang ini senang jika warga ribut-ribut di tengah pandemi. Nantinya para Buzzer akan menyalahkan para pemimpin daerah karena dianggap tidak bisa meredakan perselisihan di tengah wabah.

Yang rugi tentunya adalah warga masyarakat itu sendiri, ribut-ribut menghabiskan energi, sementara para Buzzer mendapatkan uang, ngopi, dan bersantai. Ingat, jangan mudah tersulut agenda adu domba!

Oleh

Salimin Ummah, Netizen.