Iran Terus Pererat Kerjasama Dengan Cina Di Berbagai Bidang


Kamis, 28 Mei 2020

Faktakini.net, Jakarta - Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) Iran Ali Shamkhani menggarisbawahi perlunya mempercepat pelaksanaan perjanjian keamanan dengan China, menyerukan untuk menghidupkan kembali kerja sama regional untuk memblokir penggunaan instrumen terorisme.

Kerja sama regional akan mencegah negara-negara trans-regional menggunakan terorisme sebagai alat untuk memaksakan “keinginan asing” pada pemerintah, kata Shamkhani dalam pertemuan dengan pejabat keamanan nasional yang mengunjungi China Deng Jing Wei di Teheran pada hari Kamis.

Dia juga menyerukan percepatan implementasi perjanjian antara badan keamanan Iran dan China.

Shamkhani juga merujuk pada kerja sama antara Iran dan China di bidang ekonomi, militer dan politik, dengan mengatakan keduanya juga memiliki kepentingan bersama dan sudut pandang yang sama yang telah menyiapkan dasar untuk membina hubungan bilateral dan melawan tantangan internasional dan regional, termasuk terorisme.

Dia juga memperingatkan bahwa memberlakukan sanksi tidak sah terhadap negara lain dan menyalahgunakan hubungan ekonomi sistem hegemonik akan membuka jalan bagi kembalinya kolonialisme.

Tahun 2016, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan bertemu dengan Jenderal Chang Wanquan, di Tehran, guna mengadakan kerjasama pertahanan militer dan keamanan antara negeri komunis Cina dengan negeri Syi'ah Iran itu.

Iran menyuplai minyak China hingga 12% dari total kebutuhan minyak China. Bahkan China dan Iran terlibat kerjasama dalam eksplorasi ladang-ladang minyak baru di Iran. Dalam proyek jangka panjang tersebut China telah menginvestasikan hingga 50 miliar dolar dan mengerahkan beberapa perusahaan raksasa China ke Iran.

Sejak dikeluarkannya resolusi tahun 2006 terhadap Iran, China tidak pernah melaksanakan sanksi terhadap Iran sebagaimana yang dikehendaki dalam ketetapan resolusi. Baik dibidang perdagangan, keuangan maupun bantuan terhadap program nuklir Iran.

Resolusi PBB 1747 berisi ancaman, agar dalam 60 hari ‘negeri kaum Syiah’ ini harus menghentikan program nuklirnya. Sanksinya, pemblokiran seluruh ekspor senjata dari dan ke Iran, membekukan aset 28 pejabat dan institusi tambahan yang terkait program nuklir Iran, termasuk Bank Sepah Internasional dan tiga perusahaan yang terkait Garda Revolusi.

Foto: Ali Shamkhani

Sumber: Hidayatullah.com