Lamria Boss Lapo Tuak: Aku Jual Tuak Disuruh Supir Angkot, Katanya Untuk Cegah Corona



Sabtu, 2 Mei 2020

Faktakini.net, Jakarta - Berbeda dengan hoax yang disebar oleh kalangan pro miras bahwa Lamria Maullang hanya menjual kopi dan bensin, bahkan ada yang nekad menyebut Lamria cuma pemilik Warteg, ternyata Lamria sendiri blak-blakan mengakui ia memang penjual tuak.

Dari pemberitaan indonesiakininewscom, Lamria Manulang sendiri secara tegas mengakui dia memang menjual tuak. Namun Lamria berkelit menyatakan ia menjual tuan karena diminta oleh para supir angkot, dan anehnya lagi katanya untuk mencegah virus Corona.

"Tiba-tiba mereka datang dan menyuruh warungku ditutup karena bulan Puasa. Padahal saya hanya jualan kopi dan kuakui ada jualan tuak itupun baru baru ini karena banyak permintaan supir angkot katanya bisa mencegah virus corona, makanya saya jual beberapa botol tuak", kata Lamria.

Mengaku apapun sih boleh saja, tapi warga dan umat Islam Batang Kuis sudah lama memantau Lapo Tuak Lamria, dan ia pun telah diperingati oleh Kepala Dusun untuk berhenti jualan tuak di bulan Ramadhan.

Sebelumnya sempat ranau berita di tengah kesucian bulan Ramadhan, terjadi insiden antara umat Islam yang diwakili oleh FPI dengan Lamria Manullang boss warung tuak di Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang Sumatera Utara

Kapolresta Batang Kuis akhirnya memediasikan antara kedua belah pihak, dan hasilnya pemilik warung diminta untuk setop alias tidak menjual miras atau tuak lagi.

Dan untuk FPI diminta untuk selanjut nya agar melakukan koordinasi dulu dengan pihak kepolisian maupun kepala desa setempat apabila menemukan pelanggaran hukum, Kapolresta berjanji akan menindaklanjuti.

"meminta kepada para penjual makanan ataupun minuman agar tidak menjual minuman tuak ataupun minuman beralkohol apalagi saat ini sedang bulan puasa.", ujar Kapolresta Deli Serdang.

Selengkapnya ini keterangan dari akun resmi Polda Sumut.

https://www.facebook.com/1704076113208156/posts/2679876635628094/

Bahkan kemudian terungkap fakta ternyata Lamria Manullang boss warung Lapo Tuak telah berupaya menyuap pihak DPC FPI Batang Kuis supaya tidak mempermasalahkan warung Mirasnya. Namun sogokan tersebut ditolak keras oleh FPI.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPW FPI Deli Serdang Ustadz Sulaiman Barus pada hari Jum'at (1/5/2020) melalui rekaman video.

Ustadz Sulaiman mengungkapkan dengan jelas fakta dan kronologis penutupan warung Lapo Tuak (Miras) milik Lamria Manullang.

Kronologis:

1. Ada Kedai LAPOK TUAK di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara yg telah sejak lama meresahkan masyarakat mayoritas muslim disana, krn gelar JUDI & jual ARAK, serta jadi tempat nongkrong PREMAN.

2. Sejak lama juga masyarakat sdh lapor aparat, tapi tdk digubris. Lalu masyarakat minta bantuan DPC FPI setempat utk dorong aparat tutup LAPOK TUAK, krn meresahkan masyarakat yg mayoritas muslim.

3. FPI setempat mengkomunikasikan soal LAPOK TUAK tsb jauh sebelum bulan Ramadhan dg aparat setempat, baik CAMAT mau pun POLISI hingga Kepala.Dusun. Namun lagi-lagi tdk ada tindakan apa pun dari aparat yg berwenang.

4. Di Bulan Ramadhan kembali masyarakat mendatangi DPC FPI Batang Kuis minta bantuan tutup LAPOK TUAK tsb, apalagi di Bulan Suci Ramadhan. Lalu FPI menyurati Kepala Dusun menyampaikan aspirasi masyarakat tsb, namun tetap saja tdk ditutup, bahkan entah saran siapa tiba2 pemilik LAPOK TUAK mendatangi Pimpinan FPI utk menyuap/menyogok FPI agar LAPOK TUAK boleh buka di Bulan Suci Ramadhan, tapi DITOLAK sambil dijelaskan bhw LAPOK TUAK itu DILARANG sepanjang tahun, apalagi di Bulan Suci Ramadhan.

5. Akhirnya masyarakat marah & mendesak mau turun sendiri utk menutup LAPOK TUAK, lalu terpaksa FPI ikut turun mendampingi & mengawal masyarakat agar tdk ANARKIS.

KESIMPULAN :

1. Kasus LAPOK TUAK bukan soal SARA, tapi murni soal pelanggaran HUKUM & pelecehan SOSIAL serta pebodaan thd KEARIFAN LOKAL masyarakat DELI SERDANG yg notabene sejak dulu kala mayoritas muslim & sangat memuliakan Bulan Suci Ramadhan.

2. Kasus LAPOK TUAK sbg akibat pembiaran oleh Aparat & ketidak-pedulian thd aspirasi masyarakat.

3. Penutupan LAPOK TUAK murni keinginan masyarakat muslim sbg mayoritas warga Batang Kuis yg ingin menjaga wilayahnya dari segala bentuk kerusakan, sekaligus menkaga Kemuliaan Bulan Suci Ramadhan.

Foto: Lamria Manullang