Lucu! Soal Bansos Data Pusat Yang Salah, Anies Yang Dibully Buzzer!
Jum'at, 1 Mei 2020
Faktakini.net, Jakarta - Pendengung alias Buzzer yang bertugas membuat propaganda dan agitasi kembali melancarkan fitnah kepada Gubernur DKI Anies Baswedan.
Hal ini terkait Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menunda sementara pendistribusian bantuan sosial tahap kedua bagi warga terdampak selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan virus corona.
"Nah, makanya @aniesbaswedan jangan selalu nyalahin pusat mulu. Sekalinya dikasih kerjaan beneran, langsung berantakan," hasut Denny Siregar yang sangat terkenal menyembah-nyembah pemerintah pusat dan selalu menyerang Anies Baswedan.
Padahal memang data itu berasal dari pemerintah pusat yakni Kementerian Sosial.
Bahkan bantuan Kemensos sendiri sempat tertunda akibat harus menunggu tas kemasan dengan stempel sablon bertuliskan Bantuan Presiden yang lambat dikerjakan akibat menunggu pemasok.
Kesalahan data pemerintah pusat itu terlihat salah satunya dari penyaluran bansos bertuliskan Bantuan Presiden yang tidak tepat sasaran.
Ini diungkapkan oleh Musni Umar Rektor Universitas Ibnu Chaldun.
“Pagi ini saya menerima Bansos dari Presiden RI. Karena saya merasa ada yang lebih memerlukan bansos, saya kemudian serahkan bansos tersebut pada Jalil Loilatu, Ketua BEM Universitas Ibnu Chaldun,” kata Musni Umar di akun twitternya.
Hal ini diperkuat oleh cuitan netizen beranama @mas_piyuuu.
"Lucunya Komentar Data Bansos Amburadul, Yang Salah Data Kemensos Yang Dibully Tetap Anies," ungkapnya.
Di sisi lain Pemprov DKI tengah berupaya sebaik mungkin agar di pemberian bansos PSBB tahap dua penerima semakin banyak dan tepat sasaran.
Kepala Divisi Perkulakan, Retail dan Distribusi Perumda Pasar Jaya, Edison Sembiring mengatakan, pihaknya sebagai penyalur bansos menunggu data valid. Menurutnya, kemungkinan besar data penerima bansos akan bertambah pada PSBB tahap kedua.
"Supaya di bansos tahap dua ini lebih akurat semuanya," kata Edison saat dikonfirmasi Selasa (28/4).
Kesalahan penyaluran akibat data Kemensos bukan hanya terjadi pada bantuan Presiden dan Pemprov DKI. Wilayah lain seperti di Jawa Tengah yang parahnya 40% bansos untuk warga miskin salah sasaran. Begitu juga di Sukabumi, Jawa Barat, bansos ditolak ramai-ramai oleh para Kepala Desa di sana karena mereka menilai sangat salah sasaran.
Dalam masa krisis akibat wabah seperti ini seharusnya seluruh warga bangsa bergotong royong saling membantu, bukan melancarkan propaganda hitam dan hasutan penuh fitnah seperti yang dilakukan Denny Siregar dan banyak Buzzer di luar sana terhadap Anies Baswedan. Sungguh ironis!
Ayo sekarang saatnya saling bantu, dan STOP memfitnah!
Ahmad Badar, Netizen.