PA 212: Jokowi Gagal Tangani Pandemi Virus Corona




Jum'at, 8 Mei 2020

Faktakini.net, Jakarta - Penyebaran virus Covid-19 alias Corona yang berasal dari Wuhan, Cina telah meluas ke banyak dan menelan korban jiwa, termasuk di Indonesia.

Dan berbeda dengan negara lain seperti Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Malaysia dan lainnya yang pemerintahnya sigap dalam bertindak sehingga kini telah berhasil melalui masa-masa tersulit, Indonesia masih gagal untuk menangani wabah penyakit ini.

KH Slamet Maarif, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) secara tegas menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal menangani pandemi virus corona (Covid-19) karena tak konsisten menerapkan kebijakan yang ditetapkan dalam menekan penyebaran virus tersebut.

Awalnya, pemerintah membatasi semua kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan beribadah. Namun beberapa waktu belakangan, pemerintah berencana melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena pertimbangan ekonomi.

"Ini membuktikan ketidaksiapan dan kegagalan pemerintah Jokowi dalam menangani pandemi wabah covid 19, komunikasi antar lembaga dan institusi amburadul sehingga muncul aturan yg berubah dan berbeda dari beberapa pejabat, sementara bantuan sosial tak kunjung terealisasi yang ada Selfi Selfi pejabat yang tak berarti.", ujar Kyai Slamet dalam keterangan yang diterima Redaksi Faktakini.net

Kyai Slamet mengatakan Jokowi harus segera menyalurkan bantuan sosial ke masyarakat. Menurutnya, banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan, tapi belum mendapat uluran tangan dari pemerintah sama sekali.

"Indikasi korupsi dalam dana penanggulangan pemdemi ini juga banyak dirasa pengamat publik. Sementara dibawah rakyat dan umat menunggu kepastian bukan janji yg PHP. PA 212 berharap pemerintah jujur dan terbuka dalam penanganan ini jangan ada lagi kebohongan karena rakyat sudah bosan dibohongi", lanjutnya.


Kyai Slamet meminta Jokowi dan jajarannya serius menangani pandemi virus corona. Menurutnya, jangan salahkan rakyat jika tak lagi patuh karena pemerintah tak punya ketegasan dalam menangani virus corona, dan mendesak Jokowi tak melonggarkan penerapan PSBB dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.

"Jangan berharap rakyat patuh aturan kalau pemerintah sendiri tak konsisten dengan aturan. Tutup penerbangan internasional dan hentikan TKA China yang illegal. Jangan rakyat dilarang mudik dan ibadah di tempat ibadah tapi pemerintah sendiri longgar terhadap masuknya orang dan TKA asing.", tutup Ketum PA 212 ini.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta pemerintah tegas tentang kondisi terkini penanganan pandemi virus corona agar tidak membuat masyarakat bingung. Anwar pun mempertanyakan soal penyebaran virus corona di Indonesia.

Ia lantas menyinggung keputusan pemerintah yang akan melonggarkan PSBB, pembukaan bandara, hingga izin operasi semua moda angkutan umum di tengah larangan mudik.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan wacana pelonggaran PSBB atas dasar pertimbangan ekonomi masyarakat. Kelonggaran ini juga agar masyarakat tak terkekang dan tertekan karena penerapan PSBB.

Sementara, Jokowi mengatakan masyarakat Indonesia harus hidup berdamai dengan virus corona untuk beberapa waktu ke depan sampai vaksin ditemukan. Ia menyebut belum ada acuan virus corona benar-benar berhenti menyebar sebelum dibuat vaksin.

Sampai kemarin, Kamis (7/5/2020), jumlah kasus positif virus corona di Indonesia secara kumulatif mencapai 12.776 orang. Dari jumlah itu, 2.381 orang dinyatakan sembuh dan 930 orang lainnya meninggal dunia.

Foto: Ketua Umum PA 212 KH Slamet Maarif

Sumber: cnnindonesia.com