Damai Lubis: Prabowo Calonkan Diri Jadi Presiden 2024 - 2029 Dan Siap Amankan Politik Trah?



Rabu, 10 Juni 2020

Faktakini.net

*Prabowo Subianto/ PS calonkan diri jadi Presiden 2024 - 2029 dan siap aminkan politik trah ?*
 
*Oleh : Damai Hari Lubis*

*Aktifis Mujahid 212/ Alumni 212*
                         
Dihubungkan dengan isu - isu santer  yang berkembang belakangan ini, bahwa PS akan nyapres kembali pada 2024 ? dan rencananya disebut - sebut akan didukung dan disandingkan dengan cawapres perempuan,  politikus yang masih cukup muda usianya, tapi sudah punya derajad atau kedudukan tinggi pada lembaga wakil rakyat. Hingga mungkin dianggap telah layak oleh tokoh partai yang juga negarawati, sehingga sang putri Puan Maharani/ PM. akan dipasangkan pada pemilu pilpres 2024 sbg Cawapres dari PS . Si Bakal Capres. Tentu logis  PS akan senang hati menerima PM sbg pasangannya, dengan harapan dirinya kali nanti menjadi presiden RI 2024 - 2028. Oleh karena mengingat fakta, PS nyata pernah gagal  2 kali sebagai Capres dan gagal 1 kali sebagai Cawapres

Maka dihubungkan dgn isu atau  gonjang - ganjing tersebut, tentunya tidak salah kalau PS. ingin  mendapatkan kursi RI.1. Lagipula dari kacamata garis politik ' Sang Emak ' dan PS  memang nyaris sama, yakni sama-sama mengklaim mereka  nasionalis sejati.  Hanya beda tipis di slogan saja ' imbuhan ' kata partai wong cilik, tidak dimiliki PS dan partainya.  Sehingga oleh karena keduanya secara pribadi2 dan kepartaian,  tentu saling memiliki masing2 ( perbedaan ) atau kepentingan. Namun akhirnya kepentingan bersama jualah yang akan melahirkan simbiosis mutualisme antara keduanya , untuk saling mendapatkan dampak dukungan serta berbagi keuntungan politik. Terhadap PS. Yang beberapa kali telah merintis obsesi2 politiknya namun kalah dan kandas , maka tentunya merasa telah menemukan puncak dari obsesinya selama ini oleh karena asumsi akan mendapatkan suntikan tenaga  kuda yang  berlipat ganda oleh karena ' bukan sekedar gandengan atau pendamping yang didapatnya . Tapi pendamping ini memang  riil penuh muatan , punya motor  produksi konstituen yang cukup handal ' sehingga cukup kokoh dan kuat  sehingga sangat dan amat berarti sumbangsih pendamping dari seorang tokoh 'emak' pimpinan tertinggi PDIP yang sudah punya suara mayoritas di DPR RI.                         

Aji mumpung bagi PS tentunya , karena  selain latar belakang egonya yang selalu terganjal ( kalah ) pada pen- capres- an selama 2 ( dua ) kali pemilu  2104 dan 219, tentunya gandengannya kali ini PM merupakan bingkisan ' paket sebagai hadiah dari kerelaan PS. terhadap Sang Emak, antara lain, PS telah turut bergabung pada rivalnya Jokowi sbg anak buah merangkap pembantu setia Jokowi pada kabinet  2019 - 2024, termasuk juga PS. Terbukti dangan  rela melupakan banyak  luka cabik  yang masih dirasakan para ulama dari barisan Sang Imam Besar HRS. Penggagas  Ijtimak ulama  pada pemilu lalu. Beberapa contoh loyalitas PS  'diyakini' oleh karena dirinya ( PS ) telah melupakan tragedi 21 Mai 2019 dan telah memutuskan hubungan verbal dan batin terhadap IB. HRS, komitmen PS terbukti dirinya tidak pernah bersuara untuk upayakan HRS dapat pulang kembali ketanah air. Lainnya PS. Telah buktikan dirinya juga  bersedia demi emak, telah berlaku seolah ' melacurkan jati diri dan kewibawaan dirinya sbg eks seteru, dengan mengeluarkan statemen ' angkat telor terhadap pesuruh partai ' melalui pernyataan ABS kepublik : " *Saya Bersaksi Jokowi Bekerja  demi Kepentingan Rakyat "* inipun dapat menjadi bukti 100 % kesetian dirinya memberikan dukungan yang pengaplikasiannya "mengawal full junjungannya ' sampai akhir jabatan 2024.  Walau apapun manufer yang dilakukan PS.  Tujuannya hanya satu,  demi ego pribadi kembali menjadi capres 2024 dan berharap meraih kemenangan.   *Padahal cara - cara ABS adalah hal yang dikritisi oleh PS sebelum2nya, melalui  pernyataannya  yang serupa dgn  ' pendiskreditan' lembaga TNI, yang isinya cukup menohok serta tohokannya saat itu banyak mendapatkan dukungan publik ,  katanya : " TNI Punya Budaya Asal Bapak Senang " .*     

Memang ABS ala PS. dikenal sbg sebuah persembahan 'penjilatan' agar terpakai oleh pimpinan,  bukan  persembahan yang prestis oleh karena prestasi kinerja atau kreatifitas diri, sehingga pola 'penjilatan' tidak disukai oleh banyak orang . Maka fenomena segala manufer  PS bagi kami alumni 212, sejak setelah putusan MK hasil pilpres 2024 sampai dengan menjabat Menhankam atau selaku pembantu presiden,  merupakan ' penghianatan '  kesekian kali atau berjilid, kepada ulama dan ummat umumnya dibawah Komando IB. HRS,  dalam bentuk :

*1. Telah melupakan semua peristiwa terkait pilpres 2019 pada tgl 21 Mai 2019 melalui tangan2 petugas brimob dan beberapa orang yang tewas diantaranya adalah anak - anak dibawah umur yang tidak tahu serta tidak terlibat kerusuhann apapun dan hingga kini termasuk tidak terdengar suara  saran atau kritisinya terkait penegakan hukum, diantaranya turut mendorong agar pejabat penguasa membuka serta tidak terdengar upaya menyibak pelanggaran hukum dan Ham  secara transparan terhadap kejadian dan para pelaku dan atau fihak - fihak  yang semestinya dilibatkan pertanggung jawabannya oleh karena karena kewenangan dan tanggung jawabnya secara kelembagaan atau institusi secara kèsetaraan atau equality, termasuk tidak nampak ( nyaris tidak terdengar ) membantu mendorong  keluarga korban penyiksaan mendapatkan ganti rugi yang layak baik yang tewas atau yang teraniaya. Oleh karena mereka yang teraniaya dan tewas adalah sebagian besar merupakan simpatisan dan para pendukungnya  serta tidak pernah mau tahu atas kematian sekitaran 700 orang petugas pemilu yang tidak diketahui jelas apa penyebabnya oleh karena tanpa visum sampai dengan saat ini  ;*

*2.  Menjadi Menhan atau pembantu dari seterunya dalam pilpres . Walau hak pribadinya,  namun tanpa  basa - basi ( secara etis atau adab, terasa kurang beradab ) atau tanpa penyampaian info sebelumnya, terkait alasan2  terhadap tokoh2 pendukungnya. Terbukti siap  kawal jokowi sd.2024 tanpa syarat yang diketahui paling tidak prasyarat penegakan hukum yang tidak timpang atau tidak tajam kebawah tumpul keatas ;*

Sesungguhnya bila *'Kompensasi' tsb diatas* kelak terwujudkan menjadi Cawapres  RI.1 yang berpasangan dengan cawapres RI. 2 anak ' Emak ' sang tokoh. Sesunguhnya  PS ' memang fahami serta bulat2 menyetujui tentang obsesi atau mimpi atau demi cita - cita seseorang  atau seorang yang ingin menjaga dan memperjuangkan simpul  kepemimpinan pada line descent atau trace and descent ( garis atau jejak dari keturunan ), maka perlu menerapkan siasah estafetisme melalui politik dinasti ( politik kekuasaan ) ke - titis - an atau keturunan biologis atau setidaknya kepada kroninya . Hal politik trah ini adalah fakta - fakta yang terungkap dalam sejarah yang merupakan tradisi kepemimpinan kerajaan2 di nusantara maupun negara2 yang ada dibelahan dunia, hingga sudah menjadi sejarah peradaban klasik manusia dan terpatri dalam catatan buku2 sejarah.                                                               Khusus di  Negara kita, Negara Republik Indonesia sejak orla selain politik trah, juga disertai kebiasaan para pemimpinnya sejak kemerdekaan ( orla ) sampai dengan rezim ini , Kabinet Indonesia Maju,  juga merujuk data emperis sejarah, selalu disertakan dengan kebijakan  ' politik atau kebijakan  mempertahankan rasa cemas atau kekhawatiran terhadap sesuatu yang menakutkan, tanpa dasar atau tepatnya phobia pada kelompok atau ormas islam,  namun ketakutan tanpa dasar ini seolah sudah  legitimed oleh hampir setiap pemimpin rezim pada zamannya, otaknya selalu  dipenuhi rasa kekhawatiran pada  golongan atau kelompok  mayoritas islam,  yang note bene yang berkorban serta  korban terbanyak. *Hal pengorbanan dan korban ini justru tidak bisa dipungkiri oleh siapapun para ahli sejarah perjuangan nasional kemerdekaan bangsa ini, berjuang demi kemerdekaan bangsa dan negara RI dari penjajahan.* 

Ketakutan yang dibuat- buat ini  adalah rasa ketakutan yang  tidak memiliki dalil dan fakta hukum terhadap bahaya bangkitnya atau eksistensi kekuatan besar golongan mayoritas atau kelompok islam. Sehingga seolah setiap rezim penguasa pada bangsa ini sebagai suatu kelaziman  berpolitik ' perlu mencegah '  bangkitnya Islam yang dikatakannya radikal ' atau islam yang fundamental atau muslim yang teguh atau islam yang kaffah ? Pencegahan dimaksud sangat rapi dengan pola STM (  Sistematis, Ter - struktur  dan Masiv ) '     *Sehingga Langkah STM tersebut  bertentangan dengan logika teori menurut pakar hukum adat Indonesia asal Belanda Van Den Berg melalui teori atau pendapat ilmiahnya yang dikenal sebagai teori ‘receptio in complexu’.* Bahwa hukum agama (Islam) diterima secara keseluruhan oleh masyarakat sekitar yang memeluk agama tersebut. Singkatnya, hukum adat mengikuti hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat adat itu. 
                   
Oleh beberapa rezim, hampir semua rezim memanifestasikan dengan penerapan teori  ansitas atau kecemasan yang berlebihan, berfikir subjektif dan tanpa dasar  *' bahkan seakan memang dibutuhkan penerapan metode divide et empera'* dengan cara kriminilisasi  pada sebuah kelompok ulama yang satu dan merangkul kelompok ulama lainnya, baik yang sama mazhab maupun beda mazhab. Bentuk ini adalah salah satu langkah ' obstruksi oleh penguasa  ' suatu langkah preseden buruk dan terang benderang seolah penjegalan atau terjastifikasi teraplikasikan melalui persekusi2 dari kelompok pendukung rezim terhadap giat da'wah ummat muslim  ' radikalis ' negara ini . Hal alinea terakhir diatas, adalah suatu fenomena yang dirasakan khususnya oleh sebagian mayoritas ummat, dan sebagian besar aktifis  muslim di negara ini

Sementara terhadap gejala - gejala yang dicermati ini, maka karateristik model PS oleh karena track record yang tidak saja terungkap dan dirasa oleh kami langsung dari soal tempramen dimulai sejak dari pasca ijtimak ulama 1 sampai historis kebelakang,  perihal sepak terjangnya dari berita data melalui media yang bersumber dari rekan yang dahulunya telah mengenal PS. sejak di akademi militer maupun , statemen lawan politiknya pada saat PS.  2 ( dua ) kali  mengikuti kompetisi pencapresan , maupun langkah hianatnya kepada kami alumni 212  yang berbatas dan berbasis sebagai pengikut para ulama yang mendukungnya pada pemilu pilpres 2019. 

Maka wajar kami aumni 212 berprediksi dan atau berasumsi bahwa  kebijakan  PS bila benar mencalonkan diri sbg candidad dan terpilih menjadi presiden RI 2024 - 2029 tidak jauh berbeda, bahkan identik pada pola kebiasaan  daripada kebijakan model beberapa rezim sebelumnya, yakni phobia terhadap kelompok islam konsiten, yang disebut oleh mereka rezim dan para pendukungnya yang alergi sebagai ' radikal " ( versi persepsi keliru ). Maka mujahid 212 atau alumnni 212 sudah memiliki Komando sebagai Perintah Umum yang cukup jelas dari Imam kami HRS dan telah menjadi ketetapan kami pengikutnya, paling tidak terhadap karakteristik atau watak tokoh yang memiliki gambaran khas atau memiliki kecendrungan ' dengan tipe  angkat telor dan temperamental ' : *" terhadap tokoh yang memiliki etos atau ciri2  penjilat dan atau munafik yang telah kembali kehabitat aslinya sebagai penghianat, tidak akan laku, sudah usang dan lupakan yang telah lewat karena tipikal seperti itu yakin Is finish*

Kami mujahid 212 atau Almamater 212 mematuhi komando IB .HRS  dan pastinya sudah memulai ancang-ancang langkah  pencegahan agar kursi - kursi penting kepemimpinan di republik ini tidak boleh didapatkan oleh tokoh  atau para tokoh  penghianat ulama  atau tokoh atau para tokoh dari kelompok yang telah menghianati  ijtima' ulama, *walau ' kelak dirinya andai bakal calon Presiden RI pasangan tunggal sekalipun ',* kecuali diyakini dirinya sudah benar2 bertobat

*Maka kami selalu monitoring  perkembangan atau eskalasi politik jelang dan bergulirnya masa pemilu pilpres 2024*   

Demikian Hasil Faktual Pengamatan Berdasarkan Kebebasan Berpendapat Terhadap Kebijakan Dan Sepak Terjang Pejabat Publik Prabowo Subianto selaku Menhan eks Capres No. 2 Tahun 2019 - 2024 Dan Bakal Capres RI 2024 - 2029 ?