MUI Kota Dan MUI Kecamatan Se-Kota Depok Sepakat Menolak RUU HIP



Sabtu, 20 Juni 2020

Faktakini.net, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok dan MUI Kecamatan se Kota Depok mengelurkan sikap tegas terhadap RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Ketua MUI Kota Depok, KH Ahmad Dimyati BZ mengatakan, maklumat Dewan Pimpinan MUI Pusat dan Dewan Pimpinan MUI Provinsi se- Indonesia Nomor: Kep-1240/DP-MUI/VI/2020 tentunya telah melalui kajian dan diskusi yang mendalam dari berbagai aspek ipoleksosbudhankam, maka maklumat ini juga mewakili sikap ulama se Indonesia.

“Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh nya telah memadai sebagai tafsir dan penjabaran paling otoritatif dari Pancasila,” ujar Dimyati dalam sikapnya, Jumat (19/6/2020).

Selain itu, sambungnya, RUU HIP merupakan pengingkaran terhadap Pembukaan dan Batang Tubuh UUD Tahun 1945 sebagai dasar negara dengan mengotak-atik maknanya dengan makna yang mengarah pada upaya pembubaran NKRI.

Tak hanya itu, lanjutnya, keberadaan RUU HIP patut dibaca sebagai bagian dari agenda membangkitkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan sejarah kelam yang dibawanya, sehingga wajib ditolak dengan tegas tanpa perlu kompromi.

“Mendukung sepenuhnya keberadaan TNI sebagai penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus pengawal Pancasila untuk menghalau ancaman-ancaman laten yang digulirkan PKI,” paparnya.

MUI Depok dan MUI Kecamatan se Kota Depok, kata dia, menyerukan kepada ummat Islam Indonesia, dan khususnya ummat Islam di Kota Depok agar bangkit bersatu dengan segenap upaya konstitusional untuk menjadi garda terdepan dalam menolak paham komunisme dan mengawal NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Memperingatkan DPR-RI agar menghentikan proses RUU HIP tersebut dan tidak perlu ada upaya-upaya lain dengan dalih untuk memperbaikinya apalagi menyempurnakan Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, meloloskan RUU HIP menjadi Undang Undang sama saja dengan membiarkan bangsa ini terpuruk kembali kedalam konflik ideologi berdarah.

“Maka dari itu kami terpanggil untuk mencegahnya dengan resiko sebesar apapun,” pungkasnya.

Sumber: jurnaldepok.id