Pemimpin Harus Pandai Kendalikan Emosi, Seperti Gubernur Anies Yang Selalu Tenang Dan Fokus Selesaikan Masalah
Rabu, 3 Juni 2020
Faktakini.net
PEMIMPIN HARUS PANDAI KENDALIKAN EMOSI, SEPERTI GUBERNUR ANIES YANG SELALU TENANG & FOKUS SELESAIKAN MASALAH
Kepribadian Gubernur Anies Baswedan dalam memimpin Provinsi DKI Jakarta benar-benar terbukti dan teruji. Sifat tenang dan pembawaanya yang penuh wibawa nyatanya memang membawa Jakarta menjadi lebih baik. Di situasi krisis akibat wabah Corona (Covid-19), dirinya tidak pernah tampil di depan publik dengan emosi yang meledak-ledak. Padahal di sisi lain, setiap geraknya selalu dicari kesalahan oleh orang-orang yang menganggapnya lawan.
Yang dahsyat adalah, Gubernur Anies mampu menempatkan diri dimana harus tenang dan kapan harus bergerak cepat. Saat pandemi Covid-19 masih menjadi wabah lokal dengan sebutan Pneumonia Wuhan pada Desember 2019 - Januari 2020 , Anies dengan cekatan langsung memanggil rumah sakit dan dinas kesehatan Provinsi, semua dikumpulkan untuk bertindak waspada. Benar saja, ketika sebagian orang santai dan cenderung meremehkan Corona, di saat itulah kecemasan Anies terbukti, virus itu dinyatakan masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020.
Jakarta sebagai salah satu epicenter wabah Corona di Indonesia membuat Anies menerapkan kebijakan yang sangat ketat. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta adalah yang pertama dilakukan di Indonesia, semua berkat kegigihan sang Pemimpin yang tahu bahwa penularan hanya bisa ditekan dengan seminimal mungkin interaksi antarwarga bahkan antarmoda. Oleh karena itu dia bisa menyampaikan optimisme kepada warganya bahwa kondisi bisa kembali pulih jika disiplin.
"Kita perlu optimistis insyaallah Jakarta paling awal untuk kembali recovery," ujar Anies dalam Musrenbang via telekonferensi, Kamis 23 April 2020 lalu
Menurutnya Jakarta merupakan tempat paling cepat terjadinya penyebaran Covid-19 dan juga akan menjadi tempat dengan pemulihan paling cepat. Terutama dalam pemulihan di sektor perekonomian.
Gubernur Anies menyebut PSBB kali ini merupakan masa PSBB penghabisan, yang diharapkan kehidupan akan berjalan normal setelahnya dengan indikator penurunan laporan kasus positif COVID-19 per hari.
"Pemprov DKI Jakarta bersama Gugus Tugas DKI Jakarta menyampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa Jakarta akan menambah status PSBB selama 14 hari mulai 22 Mei - 4 Juni. Dan ini akan bisa menjadi PSBB penghabisan, jika kita DISIPLIN. Karena itu, saya ngin sampaikan kepada semua, jangan sampai kita harus memperpanjang lagi," ujar Anies, Selasa (19/5) lalu.
Anies menegaskan, perpanjangan status PSBB DKI Jakarta berdasarkan kajian ilmiah saintifik dari tim ahli epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (FKM UI). Berdasarkan data yang telah dihimpun, Gubernur Anies menyebut efektivitas proporsi masyarakat yang berada di rumah dengan penurunan angka kasus harian COVID-19.
"Makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan. Mulai Maret, angka proporsi berada di rumah meningkat sampai 60%. Apa yang terjadi? Kira-kira dua minggu kemudian, pelan-pelan laporan kasus Jakarta ini mulai menurun. Penurunan (kasus) ini hanya terjadi karena kita sudah mulai meningkat berada di rumahnya," terangnya.
Anies kemudian menyebutkan Angka Reproduksi (Reproduction Number) COVID-19 DKI Jakarta berada di angka 1,11 per 17 Mei 2020. Angka tersebut menurut Gubernur Anies, harus bisa diturunkan hingga ke bawah angka satu. Dan sejak pertengahan April sampai Selasa (19/5/2020) lalu, reproduction number Covid-19 di Ibu Kota berhasil turun hingga sekitar 1.
Presiden Joko Widodo pun memberi apresiasi.
"Saya melihat data terakhir tadi pagi, tren untuk R0 maupun Rt dari DKI Jakarta sudah di bawah 1," kata Jokowi, saat membuka rapat terbatas (ratas) terkait percepatan penanganan pandemi corona secara virtual, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5/2020).
Perlu diketahui, Angka Reproduksi (atau disebut Rt) merupakan tingkat penularan dari suatu infeksi. Jika Rt=4 artinya satu orang berpotensi menularkan pada empat orang. Adapun jika Rt<1 artinya, potensi menularkan pada orang lain sudah hampir tidak ada. Suatu wabah akan terus bertambah bila Rt>1, dan sebaliknya akan berkurang bila Rt<1.
"Idealnya, angka Reproduction di bawah satu. Bulan Maret, Rt itu empat. Alhamdulillah berkat kerja kita semua terutama yang 60% yang memilih berada di rumah, maka ini bisa tercapai. Tanpa itu, tak mungkin angka ini bisa turun. Tanpa kita berada di rumah, tanpa dilakukan tracing oleh tim Dinas Kesehatan, isolasi mandiri, maka itu semua tidak akan tercapai. Jadi ini adalah kerja kolosal yang luar biasa," urainya.
Gubernur Anies mengapresiasi seluruh masyarakat warga DKI Jakarta yang selama ini telah disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan selama PSBB. Selain itu, Gubernur Anies juga mengajak agar masyarakat yang selama ini belum disiplin sepenuhnya untuk ikut ambil tanggung jawab dengan disiplin selama masa PSBB dua pekan ke depan.
Melihat cara komunikasi Anies Baswedan melibatkan warga dalam penerapan pembatasan sosial memang terlihat mudah, namun susah dipraktikkan.
Terbukti dari beberapa daerah Gubernur atau Walikotanya kerap marah karena satu dan lain hal, terutama karena dihadapkan dengan situasi krisis.
Banyak yang tidak siap dengan kesulitan, karena sebagian besar orang mempersiapkan diri dengan posisi yang aman dan nyaman, begitu musibah datang maka akan kelabakan.
Anies ditempa menjadi pribadi pemimpin tenang dan kuat.
Ketika isu hoaks sengaja disebarkan untuk merusak reputasinya, dia tidak goyah, tetap fokus berkerja.
Dari Anies kita belajar untuk tetap tenang saat diterpa goncangan, namun bergerak cepat jika itu untuk menyelamatkan.
Ditulis oleh Taqim Aryatno, Netizen