Pendidikan Agama, Kepercayaan Dan PKN Diduga Akan Dilebur, Ini Tanggapan Syarifah Syakinah Aljufri



Sabtu, 20 Juni 2020

Faktakini.net, Jakarta - Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PKS Dapil Sulawesi Tengah, Syarifah Sakinah Al-Jufri, menanggapi wacana Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggabungkan mata pelajaran pendidikan agama, kepercayaan dan nilai-nilai pancasila dalam satu mata pelajaran.

Wacana revisi kurikulum ini tercantum dalam dokumen yang beredar tentang penyederhanaan Kurikulum 2013 (K-13) yang dibahas dalam FGD terbatas beberapa waktu lalu.

Menurut Sakinah, rencana peleburan mata pelajaran pendidikan agama, kepercayaan dan nilai-nilai pancasila dalam rencana review kurikulum K-13 seakan menyejajarkan kedudukan agama dengan kepercayaan.

“Rencana penggabungan pendidikan agama dan kepercayaan dalam satu pelajaran seakan menyejajarkan kedudukan agama yang resmi di Indonesia dengan aliran kepercayaan. Berdasarkan TAP MPR No. IV/MPR/1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara ditegaskan bahwa aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan agama,” ungkap Sakinah di sela-sela RDPU dengan Badan Musyawarah Perguruan Swasta, Kamis, (18/06/2020).

Sakinah pun berharap pelajaran agama tetap harus berdiri sendiri dengan porsinya dan pendidikan kewarganegaraan berdiri sendiri secara terpisah.

“Pendidikan agama itu sangat luas sekali kandungannya, tidak akan habis jika dibahas di bangku sekolah. Begitu pun pelajaran nilai-nilai pancasila juga sangat luas,” terang Sekjen Wanita Islam Al-Khairaat sekaligus politisi PKS.

Untuk membahas revisi kurikulum pendidikan agama dan nilai-nilai pancasila yang digagas oleh Kemendikbud, tidak bisa hanya dilakukan secara tertutup dan terkesan hanya dilakukan beberapa pihak saja.

“Rencana peleburan ini rasanya terkesan hanya beberapa pihak saja yang diajak bicara, padahal tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”, tandas politisi PKS asal Sulawesi Tengah.

Ia pun menanyakan apa urgensinya menggabungkannya dalam satu mata pelajaran.
“Apa urgensinya, sehingga pelajaran agama, kepercayaan dan pendidikan kewarganegaraan harus dilebur jadi satu,” pungkas Sakinah.