(Video) Pidato Memilukan Nasution Di Pemakaman Pahlawan Revolusi Korban Kebiadaban PKI
Selasa, 2 Juni 2020
Faktakini.net, Jakarta - Almarhum Jenderal Abdul Haris Nasution adalah satu nama yang lolos dari target penculikan dan penganiayaan oleh gerakan pengkhianatan yang digagas oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) atau yang akrab dengan istilah G 30S PKI (Gerakan 30 September/PKI).
Seperti yang digambarkan dalam film G 30S/PKI, Jenderal AH Nasution berhasil melarikan diri saat penjemputan paksa, alias penculikan, terjadi. Dengan cara melompat tembok rumahnya, Nasution berhasil lolos dari maut yang membebaskan jasadnya dari lubang sumur tua yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya.
Sebelumnya, Nyonya Nasution sempat mendorong suaminya keluar melalui pintu lain dan menyusuri koridor ke pintu samping rumah. Nasution berlari dengan cepat dan sunyi ke halaman rumahnya menuju dinding yang memisahkan halamannya dengan Kedutaan Besar Irak.
Masih dalam adegan film tersebut, Nasution sempat diburu timah panas yang keluar dari senapan yang digunakan pasukan Cakrabirawa. Meski tembakan tersebut meleset, Nasution yang jatuh dari tembok yang menjulang tinggi menderita patah tulang di pergelangan kaki saat jatuh di halaman kedutaan Irak dan bersembunyi.
Kabarnya pasukan Cakrabirawa tak mengejarnya ke dalam Kedutaan Irak.
Meski akhirnya selamat dari penculikan tersebut, Nasution harus menerima takdir bahwa putri keduanya, Ade Irma Suryani, tewas tertembus peluru pasukan Cakrabirawa yang kala itu baru berusia lima tahun.
Serta ikut menjadi korban, Letnan Pierre Tendean, selaku ajudan Nasution yang turut dibawa ke Lubang Buaya dan kemudian tewas.
Salah satu langkah besar Nasution dalam menjaga Soekarno dari pengaruh buruk PKI adalah dengan mengajukan ide 'Presiden Seumur Hidup'. Melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada Mei 1963, Nasution melalui Partai Nasional Indonesia (PNI) serta anggota TNI yang hadir mengajukan mosi bahwa Soekarno ditunjuk sebagai presiden seumur hidup.
Dengan ditunjuknya Soekarno sebagai presiden seumur hidup, maka tidak akan ada pemilu. Dan tanpa pemilu, PKI tidak akan bisa mendapat berkuasa tidak peduli berapa banyak partai tumbuh. Akhirnya, Soekarno menjadi presiden seumur hidup.
AH Nasution akhirnya ditunjuk sebagai pemberi pidato penghormatan terakhir kepada tujuh Pahlawan Revolusi sebelum di semayamkan. Berikut adalah pidato lengkap AH Nasution,
Para prajurit sekalian, Kawan kawan sekalian, Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.
Bissmillahirrahmanirrahiim...
Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan.
Jenderal Yani, Jendral Suprapto, Jendral Haryono, Jendral Parman, Jendral Panjaitan, Jendral Sutoyo, Letnan Tendean,
Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita.
Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu pengkhianat, justru di sini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu.
Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan, menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, ALLAH SWT. Karena akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur.
Fitnah, fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia perintahkan. Kita semua berkewajiban, untuk menegakan keadilan dan kebenaran.
Sumber: jitunews.com
Klik video: