Wow! Ada yang Rela Rogoh Kocek 150 juta Cuma Buat Trending Topic Bayaran Serang Anies!

Senin, 22 Juni 2020

Faktakini.net

Wow! Ada yang Rela Rogoh Kocek 150 juta Cuma Buat Trending Topic Bayaran Serang Anies!

Menurut data Drone Emprit Anies Baswedan mendapatkan serangan Buzzer sebanyak 75 tagar trending topic.

Sudah bisa dipastikan bawa tagar tersebut muncul bukan dari para pendukung Anies, karena berisi kampanye hitam dan fitnahan.

“Salah satunya #bansosboncoswanabud, #PSBBAmiesGagalTotal. Artinya top hashtag [tagar], narasi besar itu bukan dari pendukung Anies, tapi dari mereka yang menyerang,” kata Ismail Fahmi founder Drone Emprit dalam video conference bertajuk Dinamika Baru Elektoral (16/6) lalu.

Jumlah 75 tagar trending topik yang didedikasikan para Buzzer dalam membuat serangan pada Anies tentu sangat mencengangkan.

Hitung saja secara terbuka biaya menaikkan 1 buah tagar agar menjadi trending adalah Rp 2 juta dikalikan 75 tagar.

Maka hanya untuk menenggelamkan popularitas Anies di jagat Twitter mereka rela merogoh kocek Rp 150 juta. Untuk membuktikannya, Jasa Buzzer bisa anda temukan dengan mudah di internet.

Ciri-ciri tagar kampanye hitam seperti #bansosboncoswanabud adalah distimulasi dari trending topik buatan atau bot dengan beredarnya kata-kata Give-Away, lalu akun-akun bot bermunculan dengan tagar yang sama, dan terakhir akan disambar oleh akun real yang nyata dan dan hidup, yaitu akun-akun para Buzzer.

Setelah itu mereka akan "menggoreng" tagar tersebut selama mungkin, dalam hitungan jam dalam satu hari. Benar-benar tersistematis, pengerjaan menjelekkan nama Anies di Twitter.

Yang paling diuntungkan dalam serangan pada Anies tentu saja pihak-pihak yang tidak ingin Anies maju dalam Pilpres 2024.

Mengapa demikian?

Karena setelah muncul 75 tagar trending berisi kampanye hitam itu, seolah-olah mengamini data Survei yang menyebut elektabilitas Anies turun dan yang naik pesat adalah Ganjar.

Masih menurut Ismail, di media sosial Ganjar mendapat masif dukungan, dan minim kontra.

Pernyataan ini semakin mengukuhkan bahwa Pendukung Anies tidak pernah menyerang Ganjar, tapi Pendukung Ganjar dengan sangat masif menyerang Anies.

“SNA @ganjarpranowo memperlihatkan satu cluster besar berwarna hijau (positif). Top influencernya adalah akun Ganjar sendiri. Juga ada banyak akun yang sangat aktif bicarakan Ganjar secara positif. Cluster kontra hampir tidak ada,” ucap Ismail.

Serangan berupa kampanye hitam yang bertujuan mendegradasi nama Anies dalam percaturan suksesi kepemimpinan Nasional memang sangat terlihat mencolok.

Hal ini bisa dipantau dari aktivitas Twitter komplotan pendukung Ganjar yang berasal dari berbagai macam kelompok seperti gerombolan Cokro: Denny Siregar, Eko Kuntadhi, Yusuf Dumdum, Muanas Al Aidid dan lain-lain yang tanpa takut dan selalu terang-terangan menyerang Anies.

Apapun itu, bentuk upaya menjelekan nama orang melalui penggiringan opini sesat tentu saja tidak elok, di alam demokrasi ini bisa merusak dan menjadi benalu dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sangat mudah bagi pendukung kelompok penguasa melakukan banyak kesalahan dengan menebar hoaks dan kebencian, namun tetap saja aman seolah kebal hukum.

Lama-kelamaan akan menjadi nanah yang bisa pecah dan melukai banyak orang, mengapa demikian? Karena yang dirasa adalah ketidakadilan bagi kelompok lain yang sangat mudah ditangkap, diintimidasi, dan disalahkan jika mengungkap pendapat dan kebenaran.

Saran Penulis, daripada dana besar digunakan hanya untuk membuat penggiringan opini "semu" lebih baik alihkan saja dana ratusan juta untuk jasa pembuatan tagar trending topic dan miliaran membayar Buzzer untuk menyerang Anies ke hal yang lebih bermanfaat, terutama di saat-saat krisis akibat Covid-19.

Toh Rakyat dan Elit politik sudah cerdas dan mampu membaca permainan opini yang sedang digencarkan ini.

Galakkan persatuan, dan jauhi perpecahan!

Oleh Andri Laksono, Netizen