Dukung Pemkab Karawang Tutup Prostitusi "Seer", FPI Karawang Akan Bangun Masjid Di Lokasi Itu



Ahad, 26 Juli 2020

Faktakini.net, Jakarta - Pemkab Karawang sejak lama telah menyatakan akan menutup wilayah prostitusi "Seer".

Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam Front Pembela Islam (FPI) Karawang pun mendukung penuh penutupan tempat maksiat yang akan dilakukan oleh Pemkab Karawang.

Tak hanya itu, FPI pun memiliki niat mulia untuk membangun sebuah masjid di lokasi yang sebelumnya merupakan tempat prostitusi 'seer’ itu.

Hari Sabtu sore 25 Juli 2020, FPI dengan sejumlah tokoh Islam lainnya bersama aparat TNI dan Polri mendatangi wilayah lokalisasi seer, dengan tujuan dakwah dan melaksanakan dzikir dan mengaji serta memberikan himbauan kepada seluruh penghuni di lokalisasi seer.

Dalam himbauannya, Ketua FPI Karawang Ustadz Tomi Miftah Faried mengatakan, agar para pemilik Warung Remang – remang (Warem) dapat menutup serta membongkar sendiri bangunannya, jika tidak terpaksa akan dibongkar paksa oleh aparat dan Pemkab Karawang, dengan dukungan penuh pihaknya dan tokoh masyarakat Karawang.

“Kita datang ke lokasi seer ini untuk ngaji, dzikir dan menghimbau kepada pemilik warung remang – remang agar menutupnya, karena karawang kota religius, tidak boleh ada tempat prostitusi ditengah kota atau dimanapun tempat di wilayah karawang,” ujar Tomi kepada JabarNet.com, Sabtu (25/07/20).

Upaya FPI tersebut diakui Ustadz Tomi telah dikomunikasikan dengan warga sekitar serta mendapat dukungan dari mereka, karena warga sudah merasa geram dan tidak menginginkan adanya tempat lokalisasi diwilayah tempat tinggalnya.

“Yah kami sudah berkoordinasi dengan masyarakat lingkungan, mereka mendukung karena sudah tidak menginginkan adanya tempat prostitusi dilingkungkanya,” katanya.

Rencana FPI akan mendirikan masjid disana, dijelaskan Tomi juga sudah dikomunikasikan dengan pemilik lahan PT. KAI, langkah yang akan ditempuh FPI adalah mengajukan izin kepada DALOP pusat, sesuai arahan PT.KAI.

“Kami sudah lakukan komunikasi dengan pihak PT.KAI, bahkan kami sudah diminta mengajukan izin ke DALOP pusat, dan itu bersama – sama kami tempuh izin pembangunan masjid,” ungkapnya.

Sebelumnya, gencarnya upaya Pemkab Karawang menutup lokalisasi seer namun tidak membuahkan hasil menjadi sorotan FPI, disinggung Ustadz Tomi upaya Pemkab tersebut gagal lantaran Pemkab tidak memberikan solusi yang konkrit, berkaitan dengan perekonomian yang mati akibat penutupan lokalisasi.

Untuk itu FPI sudah menyiapkan konsep, bukan saja menutup namun juga akan menciptakan solusi.

“Yah saya tahu dibongkar lalu tumbuh lagi, karena mereka membongkar tidak ada solusi selanjutnya, kalau kami lakukan membongkar, lalu kami bangun mesjid disini, Insya Allah,” katanya.

“Setelah pembangunan masjid kami juga berencana akan membangun lapak-lapak untuk berjualan, dan Insya Allah tempat ini akan menjadi ramai oleh kegiatan-kegiatan ke islaman dan yang berjualan pun akan ramai dari orang yang berkunjung ke mesjid, jadi semacam islamic center,” timpal Ustadz Tomi.

Disinggung soal biaya pembangunan islamic center serta lapak pedagang dari mana, dengan tegas disampaikan Ustadz Tomi biaya pembangunan bersumber dari pribadi serta para pihak yang mendukung.

“Untuk anggaran dari pribadi dan insya allah kami sudah komunikasi dengan berbagai pihak amat sangat mendukung, karena kami yakin pemerintah Daerah pun akan mendukung,” tandasnya.

Sumber: jabarnet.com dan lainnya