Ide-Ide Brilian Sultan Muhammad Al-Fatih Tundukkan Konstantinopel



Jum'at, 31 Juli 2020

Faktakini.net

Dalam episode kemarin di ceritakan, demi menghindari jebakan ranjau berupa rantai2 raksasa yang membentang di selat tanduk emas, Pasukan Al Fatih mengangkat kapal ke daratan dan meluncurkan dengan roda berupa gelondongan kayu yang di lumuri minyak.Upaya tersebut, diawasi Sultan secara langsung dari jarak yang aman dan tidak bisa dijangkau musuh.

Upaya menarik kapal melalui daratan, dengan beralaskan kayu-kayu yang telah dilapisi oleh minyak dan lemak, merupakan kejadian spektakuler. Ia adalah “maha karya” besar di dunia militer. Belum pernah ada yang melakukan teknik tersebut, selain pasukan Turki Utsmani dipimpin Sultan Muhammad Al Fatih. Tidak berlebihan, jika Nabi memuji komandan pasukan ini sebagai sebaik-baik komandan dan pasukan.

Tatkala orang-oranh Byzanium mengetahui keadaan itu, mereka sangat kaget. Tak seorang pun di antara mereka percaya, bahwa pasukan Utsmani akan melakukan langkah gila tersebut. Namun realitas yang ada di hadapan mereka membuat mereka geleng geleng kepala.

Salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium menyatakan kekagumannya atas teknik yang ditempuh pasukan Utsmani itu. Dia berkata, “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti itu. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang. Sungguh cara seperti itu jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander Agung.“

Keputusasaan pun segera melanda penduduk Konstantinopel dan tersebarlah isu dan prediksi macam-macam di tengah mereka. Di antara mereka ada yang mengatakan, “Tampaknya Konstantinopel akan segera jatuh, tatkala kota ini melihat ada kapal-kapal berlayar di atas daratan yang kering.”

Kehadiran kapal-kapal Utsmani di Tanduk Emas telah berperan besar dalam melemahkan semangat pasukan Byzantium. Mereka terpaksa menarik sejumlah besar pasukan dari perbatasan lain untuk mempertahankan pagar pembatas di Tanduk Emas, mengingat pagar pembatas itu merupakan wilayah paling lemah yang sebelumnya dilindungi air, sekaligus bisa melindungi pagar-pagar pembatas yang lain.

Tentara Byzantium telah berusaha beberapa kali untuk menghancurkan armada laut Utsmani yang berada di Tanduk Emas ini, namun usaha-usaha mereka itu mampu dipatahkan oleh para mujahidin Utsmani.

Setelah Pasukan Al Fatih berhasil menjebol pertahanan terkuat pasukan Byzantium dan semakin mendekati garis kota, ternyata tak semudah yang di bayangkan untuk menaklukkan Konstantinopel, mereka telah merancang dan memperkuat pertahanan dengan matang selama lebih dari 14 abad.Butuh kecerdasan,kesabaran, strategi ,biaya dan kekuatan ekstra tinggi bagi Alfatih untuk membuktikan Bisyarah Rasulullah SAW.

Sumber :  Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah

Setelah hampir 2 bulan melakukan serangan,senin tanggal 19 Jumadil Ula 857 H, yang bertepatan dengan tanggal 28 Mei 1435 M, Sultan Muhammad Al-Fatih justru menghentikan serangan,beliau memerintahkan pasukan untuk mundur ke barak dan istirahat kemudian memberikan wejangan kepada pasukannya,mereka diminta untuk khusyuk beribadah, membersihkan diri, mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan puasa sunnah,shalat dan amal-amal kebaikan lain. Dia juga memerintahkan agar para mujahidin banyak berdoa dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Mahakuasa, dengan harapan semoga Allah memudahkan penaklukkan kota.

Maka malam itu suasana di barak2 pasukan Al Fatih begitu khusyu dan syahdu,di mana2 terdengar pasukan melantunkan kalam Allah, berzikir, bermunajad dan sebagian tenggelam dalam sujud, tepat tengah malam,puas bermunajat mereka segera mempersiapkan diri dengan segala perlengkapan dan strategi perang pamungkas, bahkan mayoritas pasukan melanjutkan puasa mereka esok hari di puncak penyerangan dengan harapan apabila ajal menjemput maka mereka syahid dalam keadaan berpuasa! Masya Allah..

Kemudian Al Fatih naik ke atas kuda,berkeliling meninjau kesiapan pasukan tempur, beliau melihat wajah2 penuh cahaya iman,inikah sebaik baik pasukan yang di sabdakan Rasulullah ratusan tahun yang silam?? Beliau memeriksa kondisi pasukan dan memberikan semangat untuk selalu ihlas berkorban . Puas inspeksi,masih di atas kuda AL Fatih kemudian memberikan khutbah sambil mengangkat pedang, suaranya menggelegar memecah langit konstantinopel :

"SEANDAINYA PENAKLUKAN KONSTANTINOPEL SUKSES,MAKA SABDA RASULULLAH MENJADI NYATA! DAN SALAH SATU MUKJIZATNYA KELAK AKAN TERBUKTI, MAKA KITA AKAN MENDAPAT BAGIAN DARI PADA JANJI HADITS RASULULLAH,YAITU PENGHARGAAN DAN KEMULYAAN.OLEH KARENA ITU SAMPAIKAN BAHWA KEMENANGAN BESAR YANG INSYA ALLAH SEGERA KITA CAPAI AKAN MENAMBAH KEMULYAAN DAN KETINGGIAN ISLAM, UNTUK ITU WAJIB BAGI SETIAP PASUKAN MENJADIKAN SYARIAT SELALU DI DEPAN DAN JANGAN SAMPAI ADA YANG BERMAKSIAT KARENA ALLAH TIDAK AKAN MEMBERIKAN KEMENANGAN BAGI YANG BERMAKSIAT , DAN JANGAN SEKALI SEKALI KALIAN MERUSAK TEMPAT IBADAH,JANGAN MENYAKITI WANITA,ORANG TUA DAN ANAK ANAK!

Pada saat yang sama, Kaisar Byzantium juga mengumpulkan masyarakat dan pasukan di Konstantinopel untuk mengadakan ritual nasional berupa doa, rampan serta ketundukan di gereja-gereja. Ritual itu dihadiri kaum pria, wanita, anak-anak, dan orang tua. Mereka berharap, doa-doanya dikabulkan, sehingga selamat dari segala marabahaya.

Kala itu Kaisar mengucapkan sebuah pidato terakhir yang sangat mengharukan, dia menekankan, agar rakyat siap mempertahankan dan membela kota walaupun Kaisar telah mati.Dia menekankan, agar rakyatnya berjuang mati-matian untuk melindungi agama Nasrani dari serangan kaum muslimin Utsmani.

Pidato yang dia sampaikan demikian mempesona sehingga mereka yang hadir sesenggukan tak kuat menahan rasa haru dan simpati. Kaisar juga melakukan sembahyang terakhir di gereja Hagia Sophia, gereja paling kudus dalam anggapan mereka.

Setelah itu, Kaisar pergi ke istananya untuk melakukan perpisahan. Dia mengucapkan kalimat terakhir kepada semua yang ada di istana dan meminta maaf pada semuanya. Pemandangan itu demikian mengharukan, sebagaimana yang ditulis sejarawan kalangan Nasrani.

Salah seorang di antara yang hadir berkata, “Andaikata seseorang hatinya terbuat dari kayu atau batu karang, pastilah kedua matanya akan berlinang air mata melihat pemandangan yang sangat mengharukan itu."

Kaisar konstantin kemudian menghadapkan wajahnya pada sebuah lukisan Isa Al-Masih yang tergantung di salah satu kamar. Dia kemudian rukuk di bawahnya dan melantunkan beberapa doa. Lalu dia bangkit dan memakai baju perang. Selanjutnya ia keluar dari istana menjelang tengah malam bersama teman, pengawal, sekretaris, dan seorang sejarawan bernama Franteztes.

Mereka  melakukan pemeriksaan pasukan Romawi yang sedang sibuk berjaga-jaga di atas benteng2 pertahanan kota. Mereka juga melihat gerakan pasukan Utsmani yang demikian bersemangat, tengah siaga melakukan serangan laut dan darat.

Di tempat yang berbeda,gemuruh takbir bersahutan,semangat berkobar di tengah malam yang dingin itu, kemudian pasukan pertama Al Fatih  segera turun yaitu divisi pasukan AHZAB,yang merupakan pasukan spesialis pendobrak, mereka hanya di beri waktu 2 jam untuk membuka dan melakukan serangan. Serangan pertama ini berhasil melubangi benteng pertama dengan tembakan bertubi tubi dari meriam raksasa,api menyala dimana mana, membuat malam itu benar2 membara,peristiwa yang membuat terkejut pasukan konstantinopel.mereka berhasil di buat kocar kacir .serangan gelombang pertama sukses,setelah 2 jam pasukan ini pun di tarik. Penduduk Byzantium dilanda ketakutan besar. Maka mereka pun segera membunyikan lonceng-lonceng gereja sekaligus  berlindung di sana.

Maka ba'da subuh giliran pasukan kedua yang bernama pasukan SIPAHI,mereka juga di beri kesempatan 2 jam untuk melakukan serangan, benteng pertama konstantinopel yang telah di bombardir pasukan AHZAB hingga menciptakan lubang besar memudahkan mereka untuk terus merangsek ke depan meski hal itu juga tak mudah, karena pasukan konstantinopel telah menyiapkan serangan jebakan berupa minyak panas yang di siramkan dari atas setiap pasukan Al Fatih mencoba menembus benteng mereka, serangan kedua ini tak mampu melumpuhkan lawan, maka AL Fatih segera memerintahkan pasukan ke tiga yang juga pasukan terakhir bernama divisi INKISYARIYAH.

Pasukan INKISYARIYAH merupakan pasukan elit yang di bekali berbagai ketrampilan mulai dari memainkan pedang,anak panah tombak hingga kamuflase/penyamaran, Pasukan INSYIKARIYAH merupakan pasukan pendamba syahid yang sama sekali tak takut melepas nyawa. Di pihak pasukan konstantinopel, mereka tak kuasa lagi menghadang pasukan terakhir Al Fatih ini meski mereka juga melakukan segala kemampuan dan daya yang di miliki.

Pasukan INSYIKARIYAH menampakkan keberanian yang begitu mengagumkan. Tiga puluh orang di antara mereka berhasil memanjat benteng sehingga mengejutkan musuh walaupun ada beberapa di antara mereka yang syahid, termasuk di dalamnya komandan pasukan, peristiwa ini telah menjadi pintu pembuka untuk bisa memasuki kota di Thub Qabi dan mereka pun berhasil memancangkan panji-panji Kesultanan Utsmani untuk pertama kalinya.

Kemenangan pasukan ini semakin menambah semangat tempur pasukan Al Fatih untuk melakukan serangan berikutnya. Terlebih, pada saat yang sama komandan pasukan Konstantin bernama Giovanni Guistiniani, mengalami luka sangat parah sehingga harus mundur dari medan laga.

Peristiwa ini memberikan pengaruh sangat kuat untuk menggentarkan hati tentara konstantin. Akhirnya Kaisar sendiri menggantikan posisi Giovanni menjadi komandan lapangan,sementara Giovani dalam keadaan luka parah menyelamatkan diri dengan sebuah perahu.

Dengan gagah berani dan  sekuat tenaga Kaisar berusaha mendorong pasukannya agar tetap teguh mempertahankan negeri karena dia telah melihat perasaan putus-asa menggelayuti hati pasukannya. Di sisi lain, pasukan Islam di bawah pimpinan Sultan Al Fatih juga sedang berusaha sekuat tenaga memanfaatkan kelemahan jiwa musuh.

Pasukan Utsmani melanjutkan serangan dari sisi lain, sehingga mereka mampu memasuki pagar pertahanan serta menguasai beberapa benteng kemudian  menghantam pintu utama yaitu gerbang Adrianopel.

Di sinilah panji-panji Utsmani kembali dikibarkan. Pasukan Islam bergerak merangsek semakin maju laksana gelombang ke dalam Kota Konstantinopel melalui wilayah itu.

Tatkala Constantine melihat panji-panji Utsmani berkibar di atas benteng-benteng bagian utara kota, mereka yakin bahwa kini tidak mungkin lagi Konstantinopel dipertahankan.

Di pimpin Kaisar mereka  terus berperang dan melakukan perlawanan sengit hingga akhirnya Kaisar terbunuh di medan perang. Tersebarnya kabar kematian Kaisar ini memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan semangat juang pasukan Al Fatih.

Pasukan Bizantium benar2 runtuh baik secara moral maupun tenaga, mereka sudah berada di puncak kelelahan, apalagi seluas mata mereka memandang banyak pasukan tempur telah bergelimpangan bersimbah darah, sedangkan pasukan Utsmani kian merangsek ke jantung pertahanan terakhir mereka. Akhirnya mereka pasrah, melepas senjata dan menjatuhkanya ke tanah kemudian kedua tangan di letakkan ke belakang leher sebagai tanda menyerah.

Maka menjelang Fajar bendera Ustmani berhasil di tancapkan pada dinding paling atas benteng utama konstantinopel,tanda penaklukan telah berhasil!

Melihat hal ini,sejenak suasan menjadi hening,namun kemudian pecah oleh suara Takbir yang bersahutan, ALLAHU AKBAR,ALLAHU AKBAR,ALLAHU AKBAR!!

Hari itu, Selasa tanggal 20 Jumadil Ula tahun 857 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1435 M, Bisyarah Rasulullah telah di tunaikan,di mana saat itu ketika mendengar Hadits ini banyak di tertawakan kaum Yahudi dan munafik,bahwa Rasulullah sedang mengingau bahkan di bilang gila!

Maka Al Fatih pun segera turun dari kuda, melepas penutup kepala, bersujud sambil berlinang air mata kebahagiaan, kemudian beliau bangkit dari sujud, mengambil segenggam tanah dan menaburkan ke kepalanya sebagai simbol kerendahan hati.

Dan benar Hadits Rasulullah, bahwa penakluk konstantinopel adalah sebaik pemimpin, Keberhasilan Muhammad Al-Fatih tak luput dari keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Beliau tidak pernah meninggalkan shalat wajib, tahajud dan rawatib sejak baligh hingga menjelang wafatnya. Hampir seluruh tentara Muhammad Al-Fatih pun seperti itu. Karena semangat jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah SWT menjadikan beliau dan para tentaranya akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Sumber : Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah .

...

Strategi Jenius di Balik Penaklukan

Salah satu kunci kemenangan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel adalah strategi briliannya memindahkan kapal-kapal perang dari Selat Bosporus ke Teluk Tanduk Emas. Ini adalah sebuah manuver yang dianggap mustahil pada zaman itu, karena melibatkan proses memindahkan kapal-kapal besar melewati daratan yang curam.

Proses Pemindahan Kapal

Pelumasan Jalan: Untuk memudahkan proses pemindahan, pasukan Utsmani melumasi jalan yang akan dilalui kapal dengan minyak dan lemak hewan.

Penggunaan Roda: Kapal-kapal tersebut diletakkan di atas roda-roda besar yang terbuat dari kayu, lalu didorong oleh ribuan tentara secara bersamaan.

Sembunyi di Balik Malam: Proses pemindahan ini dilakukan pada malam hari agar tidak terlihat oleh pasukan Konstantinopel.

Kejutan Besar: Ketika fajar menyingsing, pasukan Konstantinopel terkejut melihat deretan kapal-kapal perang Utsmani sudah siap menyerang dari arah Teluk Tanduk Emas.

Mengapa Strategi Ini Penting?

Keamanan Kapal: Dengan memindahkan kapal-kapal, pasukan Utsmani bisa menyerang Konstantinopel dari dua arah sekaligus, yaitu darat dan laut.

Kejutan Tak Terduga: Kehadiran kapal-kapal Utsmani di Teluk Tanduk Emas membuat moral pasukan Konstantinopel jatuh dan mempermudah penaklukan kota.

Kemenangan Bersejarah: Berkat strategi ini, Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, sebuah peristiwa yang mengubah peta politik dunia.

Mengapa Ini Disebut Mustahil?

Medan yang Sulit: Memindahkan kapal melewati bukit merupakan tantangan fisik yang sangat berat.

Teknologi Terbatas: Pada zaman itu, belum ada teknologi canggih seperti crane atau alat berat yang bisa membantu proses pemindahan.

Waktu yang Singkat: Proses pemindahan harus dilakukan dengan cepat dan efisien agar tidak diketahui oleh musuh.

Kesimpulan

Kisah pemindahan kapal oleh Sultan Muhammad Al-Fatih adalah bukti nyata tentang kecerdasan, keberanian, dan determinasi seorang pemimpin. Strategi yang dianggap mustahil ini berhasil mengubah jalannya sejarah dan menjadi salah satu kisah paling terkenal dalam dunia militer."