Inilah Katedral Toledo Di Spanyol Yang Awalnya Adalah Masjid Toledo Saat Muslim Berkuasa
Rabu, 15 April 2020
Faktakini.net
Ini adalah foto Katedral Toledo, (kiri) gereja terbesar di kota Toledo, Spanyol bagian tengah. Katedral ini awalnya adalah Masjid Agung Toledo saat Muslim berkuasa di sana selama 370 tahun.
Kota ini jatuh ke tangan kerajaan Castille (Katolik) pada 25 Mei 1085 setelah pengepungan selama satu tahun yang membuat kaum muslimin kelaparan. Penguasa Muslim lokal, Yahya II al-Qadir, akhirnya menyerahkan Toledo secara damai pada Raja Alfonso VI dari Castille setelah sang raja Katolik itu berjanji akan menjaga keamanan kaum muslimin di sana dan membiarkan masjid-masjid menjadi tempat ibadah kaum muslimin.
Namun, kesepakatan itu hanya berjalan dua tahun. Alfonso VI mengingkari janjinya. Dia membiarkan Masjid Agung Toledo, masjid terbesar di kota itu, dirampas oleh kaum Katolik atas perintah Uskup Agung Bernard of Sedirac. Masjid itu pun dijadikan katedral. Setahap demi setahap bangunan asli masjid itu diubah menjadi katedral bergaya arsitektur Gothic.
Ribuan masjid di Spanyol dan Portugal mengalami nasib yang sama, diubah menjadi gereja, termasuk Masjid Agung Cordoba dan Masjid Jami Sevilla yang besarnya saat itu hanya kalah dari Masjidil Haram di Mekkah. Katedral Sevilla malah dianggap sebagai katedral terbesar di dunia saat ini. Sebagian masjid yang dijadikan gereja itu tetap menjadi tempat ibadah Katolik sampai sekarang, dan sebagian sudah berubah menjadi situs-situs musium untuk wisata karena sudah ditinggalkan ibadah oleh umat Katolik yang semakin sekuler dan ateis.
Nasib yang sama dialami juga oleh ribuan masjid milik Muslim Tatar di Krimea dan Volga-Ural dan Muslim Kaukasus di wilayah Rusia sekarang, serta masjid-masjid di Bulgaria, Yunani, Serbia, dan lainnya.
Berbeda dengan kasus Masjid Hagia Sophia atau Aya Sofia (kanan) yang diprotes keras masyarakat kristen Eropa dan Amerika karena akan difungsikan kembali menjadi masjid oleh pemerintah Turki setelah lama menjadi museum, Katedral Toledo, Cordoba, Sevilla, Lisabon, dan lainnya sepi dari protes. Sebuah pertunjukan kemunafikan yang sangat telanjang.
(Mansyur Alkatiri) -
Faktakini.net
Ini adalah foto Katedral Toledo, (kiri) gereja terbesar di kota Toledo, Spanyol bagian tengah. Katedral ini awalnya adalah Masjid Agung Toledo saat Muslim berkuasa di sana selama 370 tahun.
Kota ini jatuh ke tangan kerajaan Castille (Katolik) pada 25 Mei 1085 setelah pengepungan selama satu tahun yang membuat kaum muslimin kelaparan. Penguasa Muslim lokal, Yahya II al-Qadir, akhirnya menyerahkan Toledo secara damai pada Raja Alfonso VI dari Castille setelah sang raja Katolik itu berjanji akan menjaga keamanan kaum muslimin di sana dan membiarkan masjid-masjid menjadi tempat ibadah kaum muslimin.
Namun, kesepakatan itu hanya berjalan dua tahun. Alfonso VI mengingkari janjinya. Dia membiarkan Masjid Agung Toledo, masjid terbesar di kota itu, dirampas oleh kaum Katolik atas perintah Uskup Agung Bernard of Sedirac. Masjid itu pun dijadikan katedral. Setahap demi setahap bangunan asli masjid itu diubah menjadi katedral bergaya arsitektur Gothic.
Ribuan masjid di Spanyol dan Portugal mengalami nasib yang sama, diubah menjadi gereja, termasuk Masjid Agung Cordoba dan Masjid Jami Sevilla yang besarnya saat itu hanya kalah dari Masjidil Haram di Mekkah. Katedral Sevilla malah dianggap sebagai katedral terbesar di dunia saat ini. Sebagian masjid yang dijadikan gereja itu tetap menjadi tempat ibadah Katolik sampai sekarang, dan sebagian sudah berubah menjadi situs-situs musium untuk wisata karena sudah ditinggalkan ibadah oleh umat Katolik yang semakin sekuler dan ateis.
Nasib yang sama dialami juga oleh ribuan masjid milik Muslim Tatar di Krimea dan Volga-Ural dan Muslim Kaukasus di wilayah Rusia sekarang, serta masjid-masjid di Bulgaria, Yunani, Serbia, dan lainnya.
Berbeda dengan kasus Masjid Hagia Sophia atau Aya Sofia (kanan) yang diprotes keras masyarakat kristen Eropa dan Amerika karena akan difungsikan kembali menjadi masjid oleh pemerintah Turki setelah lama menjadi museum, Katedral Toledo, Cordoba, Sevilla, Lisabon, dan lainnya sepi dari protes. Sebuah pertunjukan kemunafikan yang sangat telanjang.
(Mansyur Alkatiri) -