Jika Aparat Tak Tangkap Perusak Spanduk HRS, MPUI-I: Kami Siap Jihad Tegakkan Keadilan!
Rabu, 29 Juli 2020
Faktakini.net, Jakarta - Jubir MPUI-I (Majelis Permusyawaratan Umat Islam Indonesia) Ustadz Asep Syaripudin bersuara terkait kasus penyobekan dan pembakaran poster atau spanduk bergambar Habib Rizieq Shihab yang dilakukan sekelompok orang saat aksi di depan Gedung DPR RI hari Senin 27 Juli 2020. “Sikap kami jelas, yaitu mengutuk perbuatan tersebut,” katanya saat dihubungi suaraummat.net. Rabu (29/7/2020).
Ustadz Asep mengatakan bahwa kita harus mewaspadai sekelompok orang yang melakukan kebencian sampai seperti itu kepada ulama, kepada simbol daripada agama. “Ini adalah perilaku yang karakteristiknya seperti orang-orang yang anti agama,” katanya.
Menurutnya, masalahnya bukan pada sekelompok orang yang melakukan ujaran kebencian kepada orang perorang. Tapi harus dipahami bahwa Habib Rizieq adalah seorang ulama, zuriah Rasul. Seorang pemimpin daripada pergerakan umat Islam yang selama ini diidentifikasi sebagai kelompok oposisi oleh rezim.
Sebagai kelompok yang terus-menerus menyuarakan aspirasi umat Islam untuk tetap berjuang menjaga agama menjaga bangsa menjaga negara dari perilaku perbuatan dari kelompok-kelompok yang anti Islam yang anti terhadap negara yang berpotensi melunturkan Islam dan negara ini.
Oleh karena itu maka ketika ada orang perorangan atau sekelompok orang yang melakukan baik ucapan ataupun perbuatan yang begitu mengekspresikan rasa benci terhadap Habib Rizieq. Meskipun itu ditemukan pada gambar atau baliho atau spanduk, itu menujukkan kebencian yang mendalam terhadap agama terhadap ulama terhadap Islam terhadap Patriot Bangsa yang berusaha untuk menjaga negara ini dari rongrongan para imperialis yang sekarang terus menancapkan kakinya di negara Indonesia untuk melakukan penjajahan.
Karena itu, lanjut ustadz Asep, ini tidak boleh ditanggapi dengan main-main. karena ini adalah sebuah ekspresi dari orang-orang yang kemudian timbul Pertanyaan “kenapa orang-orang itu berani”. Dengan massa yang sedikit mereka melakukan demonstrasi kebenciannya kepada simbol perlawanan umat Islam, simbol perlawanan ulama, simbol perlawanan terhadap bangsa Indonesia yang terus berjuang untuk menjaga negara.
“Mereka merasa percaya diri bahwa apapun yang dilakukan itu seolah-olah tidak akan pernah tersentuh oleh hukum karena ada kedekatan dengan pihak kekuasaan,” ujarnya.
“Oleh karena itu bagi kami adalah tidak mungkin lah massa yang secuil itu akan melakukan provokasi dan berani kalau mereka tidak merasa aman dari proses hukum. Karena mereka ada kedekatan emosional dengan para penegak hukum atau para penguasa yang notabene dapat mempermainkan hukum,” tambahnya.
Ustadz Asep menilai, orang yang anti agama itu diidentifikasi sebagai orang-orang yang pada waktu itu telah berkali-kali melakukan perbuatan yang menyerang agama, menyerang simbol-simbol agama, menyerang ulama, menyerang syariat, tidak lain dan tidak bukan adalah PKI.
“Maka patut diduga, mereka yang kemudian melakukan gerakan seperti itu, bisa jadi anak keturunan PKI. Atau pemikiran mereka yang terpapar oleh PKI,” tandas Ustadz Asep yang juga Wakil Ketua Umum PA 212 ini.
Menurutnya, Itu harus menjadi kewaspadaan yang begitu tinggi bagi segenap umat beragama khususnya umat Islam dan sebagai kepada para aparat penegak hukum yang masih setia terhadap Pancasila untuk mewaspadai.
Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang terpapar dengan komunisme orang-orang yang terpapar dengan PKI ada di lembaga hukum dan kekuasaan.
Orang-orang yang sedang berkuasa ini harus menjadi kewaspadaan bagi kita bahwa PKI kemungkinan telah bangkit dan masif. Bahkan bisa jadi ada di semua lini yang ini membuat mereka percaya diri untuk tampil.
Oleh karena itu maka sikap kita jelas yang ketiga adalah kita meminta, kita mengingatkan kepada semua penyelenggara negara khususnya yang masih setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang masih setia untuk mengamankan Pancasila dari paham-paham yang terpapar marxisme leninisme komunisme, untuk segera melakukan penangkapan dan menghadiri seberat-beratnya terhadap pelaku-pelaku itu yang telah melakukan perbuatan yang menghina ulama yang menghina simbol perlawanan bangsa dan negara.
Jika Dibiarkan Bisa Jadi Timbul Konflik Horizontal Masyarakat
Jika masalah ini tidak diselesaikan segera, Ustadz Asep menilai ini akan berpotensi konflik horizontal di masyarakat. Berpotensi akan ada gerakan yang kemudian menjadi mimpi buruk bagi mereka para penguasa.
Ia mengatakan “Jangan sampai umat perlu bergerak. Kalau ternyata penegak hukum tidak melakukan tindakqn hukum, maka apa yang dinyatakan umat bahwa orang-orang yang terpapar pada komunis sudah merambah pada kekuasaan dan penegak hukum.”
Kalau tidak dilakukan ini patut diduga bahwa apa yang disinyalir oleh banyak pihak itu benar. Bahwa orang-orang yang merupakan anak keturunan PKI dan orang yang terkait PKI sekarang sudah banyak yang berada dalam pos-pos penegak hukum dan kekuasaan.
“Setelah kita sampaikan, tidak juga disikapi dengan benar maka sikap umat Islam sudah jelas. Bahwa al ulama waratsatul Anbiya ulama adalah pewaris nabi. Apalagi Habib Rizieq Shihab tidak hanya sebatas ulama. Tapi zuriah Rasul. Habib Rizieq adalah Imam Besar Umat Islam Indonesia,” tegasnya.
Ustadz Asep membaca, Peristiwa penyobekan poster HRS terjadi setelah ada gerakan umat di DPR RI untuk menolak RUU HIP. Tidak menutup kemungkinan ini adalah counter gerakan terhadap penolakan RUU HIP-BPIP. Dimana di dalamnya terdapat paham marxisme komunisme.
“Jika aparat tidak menangkap bahkan melakukan pembiaran, maka umat Islam siap jihad untuk menegakkan keadilan,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Hari Senin (27/7/2020), puluhan massa Ormas yang diduga pro PKI membakar dan merobek foto Ulama, Imam Besar Habib Rizieq Shihab seorang Habaib cucu Rasulullah SAW di depan Gedung MPR / DPR, di Jakarta, di kota seribu Masjid ini.
Awalnya mereka berusaha membakar foto, namun ternyata foto Habib Rizieq tersebut tidak mempan dibakar, akhirnya puluhan massa neo PKI yang seperti kesetanan itu merobek foto Habib Rizieq dengan disertai aneka hujatan dan caci maki.
Dalam video yang beredar luas, puluhan massa pendemo pro PKI itu mencoba menyulut api, namun api tersebut hanya bertahan beberapa detik saja kemudian padam. Spanduk Habib Rizieq tak mempan dibakar. Masya Allah...
Dan kini, hari Selasa (28/7/2020) siang poster Ulama yang telah berhasil direbut oleh umat Islam itu, telah dipasang dengan gagahnya di depan Mabes LPI MS FPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dan semakin mantap lagi, kini tulisan Tolak di Spanduk tersebut telah dilengkapi sehingga menjadi 'TOLAK PKI PERJUANGAN, AYO GANYANG!! !! !!'
Usai upaya pembakaran dan perusakan foto Habib Rizieq ini, umat Islam di berbagai daerah memasang ribuan baliho dan spanduk Habib Rizieq Shihab termasuk di Gresik ini.
Spanduk-spanduk itu insya Allah akan terus menjadi simbol bahwa FPI bersama umat Islam akan terus menjadi garda terdepan dalam melawan dan membasmi PKI dan antek-anteknya.
Foto: Ustadz Asep Syaripudin
Sumber: suaraummat.net