Keren Anies! Ancol Akan Jadi Ikon Pusat Peradaban dan Pariwisata Dunia!
Sabtu, 4 Juli 2020
Faktakini.net
Wah, Bukan Hanya Reklamasi untuk Rakyat, Ternyata Ancol Akan Jadi Ikon Pusat Peradaban dan Pariwisata Dunia!
Gubernur Anies Baswedan lagi-lagi memulai langkah besar untuk membangun Jakarta. Meskipun selalu tidak mudah, Ia rela pasang badan demi sebuah visi yang selalu dipegang yakni memajukan kota dan membahagiakan warganya.
Dengan meneken surat Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 237 Tahun 2020 Anies Baswedan berkomitmen memperluas kawasan Ancol menjadi sebuah area yang nantinya menjadi pusat peradaban yang bisa dinikmati seluruh rakyat.
Nantinya di kawasan tersebut akan dibangun Masjid Apung, Museum Rasulullah yang sangat megah dan modern, Pantai Rakyat bebas bea masuk, hingga taman bermain dan edukasi anak.
Sungguh sebuah gagasan besar yang terus menjunjung tinggi kebutuhan seluruh rakyat, bukan segelintir cukong yang kekayaannya di atas rata-rata seperti yang terjadi pada pada Reklamasi 17 pulau pada era sebelumnya.
Lagipula perluasan kawasan Ancol adalah sebuah solusi paling tepat bagi Jakarta saat ini. Pengurugan kawasan itu berasal dari material hasil sungai-sungai yang dikeruk di Pademangan Jakarta Utara yang kerap banjir. Kini sungai menjadi lebih lebar dan dalam.
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah saat jumpa pers di Balai Kota Jakarta, Jumat (3/7/2020). Menurutnya, kegiatan pengerukan sungai itu dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang kerap terdampak banjir setiap tahunnya.
“Karena turut membantu wilayah mereka agar enggak kena banjir pas musim hujan,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, perluasan kawasan Ancol sebagai lokasi menampung hasil pengerukan sungai juga merupakan upaya menyambung konektivitas warga terkait pembangunan MRT Jakarta.
“Ini juga bagian dari pengembangan MRT yang akan sampai ke Ancol,” tambahnya.
Saefullah pada kesempatan itu menegaskan Pemprov DKI sangat konsen pada kepentingan seluruh rakyat.
“Pemprov berkomitmen untuk memanfaatkan tanah hasil perluasan secara transparan dan mengutamakan kepentingan publik. Mulai dari taman bermain, museum Rasulullah SAW, masjid apung, hingga peradaban islam lainnya demi kepentingan rakyat Jakarta,” ungkapnya.
Untuk Museum Rasulullah, menurutnya , ground breaking telah dilakukan pada Februari 2020 lalu. Dan lagi, ia menekankan bahwa perluasan kawasan Ancol adalah lokasi yang menampung hasil pengerukan sungai untuk mengatasi banjir.
Gubernur DKI Jakarta melalui pernyataan Saefullah memastikan perluasan kawasan Ancol di lokasi yang digunakan untuk menampung hasil pengerukan sungai DKI Jakarta lewat program Jakarta Emerging Dredging Initiative (JEDI) dan Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP).
Oleh karena itu PT Pembangunan Jaya Ancol diharapkan untuk melakukan kajian teknis seperti analisa mengenai dampak lingkungan dan kajian lainnya yang diperlukan.
Sementara itu, Department Head Corporate Communications PT Pembangunan Jaya Ancol Rika Lestari mengatakan, pengembangan kawasan Ancol ini merupakan salah satu inovasi yang sesuai dengan visi Ancol menjadi kawasan rekreasi terlengkap dan terpadu di Asia Tenggara.
“Seperti penataan area pantai ‘Symphony of The Sea’ yang progress-nya sudah bisa dilihat untuk area stone, pembangunan Masjid Apung, dan lain-lain,” kata Rika, Kamis (2/7/2020).
Selain itu, menurut Rika, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) juga melakukan kerja sama untuk pembangunan Museum Rasulullah di kawasan Ancol.
“Pembangunan Museum Rasulullah yang merupakan museum Nabi Pertama di luar Saudi Arabia,” pungkas Rika.
Wah melihat penjelasan di atas, langkah Gubernur Anies Baswedan benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat.
Ini menjadi jawaban saat Ia ditanya kenapa menolak Reklamasi 17 pulau Cukong? Saat itu mengatakan: hanya segilintir orang super kaya yang bisa menikmati pulau itu, maka kita tidak boleh diam saja! Kini ia kembali pasang badan demi rakyat Jakarta bahkan Indonesia, memperluas kawasan Ancol agar bisa dinikmati seluruh warga dan menjadi Ikon peradaban dan wisata dunia!
Oleh Rendi Ardiansyah, Pemerhati Sosial