Kronologis Penyebar Awal "Klepon Tidak Islami", Ternyata Si 4 L Pelakunya!



Kamis, 23 Juli 2020

Faktakini.net

*KRONOLOGIS DIGITAL KLEPON*
*LO LAGI LO LAGI (4L)*
Oleh _Alhadi Muhammad_

Sebelumnya saya membuat tulisan Klepon, dengan fokus pada nama Abu Ikhwan Aziz, dan ternyata tokoh tersebut fiktif. Tadinya saya kira sudah cukup, ternyata kok serasa gak tuntas gimana asal usul klepon yang viral tersebut. Mungkin belum bisa disebut Digital Forensic, jadi saya sebut Kronologis Digital Klepon. Tulisan ini isinya hanya verifikasi informasi yang beredar, untuk memastikan benar atau tidak. Dan dikembangkan siapanya.

Dimulai dari akun @VostokMerah, menjelaskan bahwa asal muasalnya dari situs suaraislam.co (nanti ada penjelasan situs ini), di published atau di posting jam 02.35 tanggal 21 Juli 2020, lalu di update jam 12.34 tanggal 21 Juli 2020. Saya punya keyakinan, akun VostokMerah jeli dengan menyimpan di Internet Archive. Di periksa ke Way Back Machine Internet Machine dengan alamat https://web.archive.org/web/20200721044123/https://www.suaraislam.co/astaghfirullah-kelompok-ini-sebut-kue-klepon-tidak-islami-lebih-baik-ditinggalkan/ dan didapat perubahan judul menjadi https://www.suaraislam.co/astaghfirullah-kelompok-ini-sebut-kue-klepon-tidak-islami-harus-dijauhi/ inilah yang dimaksud di update bisa dilihat di https://web.archive.org/web/20200721041736/https://www.suaraislam.co/astaghfirullah-kelompok-ini-sebut-kue-klepon-tidak-islami-harus-dijauhi/. Jika dibuka situs suaraislam.co bersumber dari Islah Bahrawi (Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10217060738245414&set=p.10217060738245414&type=3).

Lalu kita buka akun Islah Bahrawi diatas, ternyata beliau menulis jam 07.52 tanggal 21 Juli 2020. Ini artinya Islah Bahrawi bukanlah orang yang pertama, seperti yang dituduhkan suaraislam.co. Karena hasil rekaman Internet Archive suaraislam.co sudah memposting jam 04.17 pagi. Setelah itu meime "Klepon Tidak Islami" sporadis menyebar kemana-mana dan menjadi viral.

Kesimpulan: Berdasarkan tracking diatas, suaraislam.co kandidat pertama yang menyebarkan meime "Klepon Tidak Islami" lalu disambut akun influencer dan buzzer, sehingga menjadi viral. Sambutan akun Islah Bahrawi dengan membuat tulisan Klepon dimanfaatkan suaraislam.co merubah content situsnya siang hari, lalu mencantumkan sumbernya dari akun Islah Bahrawi, padahal sumber awalnya dari suaraislam.co. Ini seperti lempar batu sembunyi tangan, dan maling teriak maling. Apakah Islah Bahrawi ada kaitannya dengan suaraislam.co? saya tidak mau menelusuri. Cuman jika tidak ada kaitannya, selamat anda sudah dimanfaatkan suaraislam.co menjadi trigger adu domba sesama umat Islam.

Tahun lalu suaraislam.co pernah kita kupas siapa dibaliknya. Kita kupas lagi, jika kita membuka source code web tersebut didapat ca-pub-8907751453936146. Kode ini milik Google Adsense untuk mendulang cuan dari iklan Google. Pemilik code ini pastilah owner atau paling tidak mewakili situs tersebut. Jika kita telusuri code adsense ca-pub-8907751453936146 mengacu ke email amadji@yahoo.com. Sekarang buka Google Search dan masukkan email tersebut, didapat akun twitter sebagai berikut (screenshoot) https://twitter.com/alexmadji. Siapakah Alexander Madji, dia mantan wartawan Suara Pembaruan dan NON MUSLIM.

Kesimpulan menariknya, suaraislam.co yang pemiliknya non muslim mengangkat hoax/fitnah tentang Klepon. Lalu umpan tersebut digoreng Islah Bahrawi dengan literasi berbau Islami dalam beberapa sudut sampai-sampai bawa Sayid Qutub. Entah terlalu gesit atau anti banget dengan issue keIslaman, makanan kotor dari suaraislam.co dikunyah oleh Islah Bahrawi (saya menyertakan Islah karena suaraislam.co menyatakan sumbernya dari Islah Bahrawi). Dan target adu domba sesama umat Islam oleh suaraislam.co tercapai. Inikah yang diinginkan? Inikah yang ingin selalu dipelihara? Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran, tidak semua informasi miring, sumbernya asli. False Flag tercapai, dan umat Islam ditertawakan oleh pemilik situs tersebut.

Buat SuaraIslam.co atau Alexander Madji, jika anda mampu membantah tulisan diatas silahkan. Gunakan kapasitas, bukan bualan atau fitnahan. Jika anda membantah meime Klepon tersebut bukan dari anda, maka anda punya kewajiban menyebutkan darimana meime tersebut anda dapatkan, sebagai jurnalis/wartawan tentu faham etik jurnalistik.