Lawan Provokator Yang Benturkan Indonesia Dan Islam!




*LAWAN PROVOKATOR YANG BENTURKAN INDONESIA DAN ISLAM !*

By Azwar Siregar

Sekarang bukan saatnya lagi untuk malu-malu. Bukan waktunya lagi buat takut.
Ayo kita lawan para Provokator pemecah-belah anak bangsa.

Jangan didiamkan upaya penggiringan opini, yang membuat seakan-akan Islam adalah pendatang dan tamu di Negeri ini.

Tidak !!!

Justru Islamlah pemilik saham mayoritas Indonesia. Negeri ini didirikan diatas tanah Kesultanan-kesultanan.
Kesultanan dari Aceh (Sabang) sampai Kesultanan Tidore yang berkuasa sampai ke Papua.

Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Ujung Timur Indonesia adalah bekas-bekas wilayah Kesultanan yang melebur menjadi Indonesia.

Makanya sampai sekarang ada belasan Bandara utama di Provinsi-provinsi memakai nama Para Sultan. Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh. Bandara Sulatan Syarif Kasim II di Riau. Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tajung Pinang.
Bandara Sultan Thaha Syaifuddin di Jambi. Bandara Radin Inten II di Lampung. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan.  Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar. Bandara Sultan Nuku di Maluku Utara. Dan lain-lainnya.

Jadi ulah sekelompok orang yang menakut-nakuti dan mempertentangkan Indonesia dengan Islam dengan isu-isu khilafah adalah bentuk penyesatan sejarah.

Kita sebut saja ulah Budi Djarot cs dengan Ormas Gerakan Jaga Indonesia-nya.
Nama ormasnya bagus. Tapi menurut saya isinya cuma kelompok Islamphobia yang bisa saja disusupi Peka-i.

Makanya si Budi Djarot dan Gerombolan dungu-nya cuma ribut dan berdemonstrasi menghujat Anies Baswedan dan Habib RS.

Tapi Gerombolan dungu ini tidak pernah bereaksi apalagi berdemonstrasi menghujat para Koruptor yang kabur dan mempermalukan Indonesia.
Sebut saja Djoko Tjandra, Honggo Wendratno, Anton Tantular, Hendro Wiyanto, Harun Masiku dan masih banyak Buronan Korupsi yang kabur ke Luar Negeri.

Katanya "Gerakan Jaga Indonesia....?"

Dijaga dari apa dan dari siapa, Rot?
Kenapa meributkan Anies, Habib RS dan semua yang berbau Arab?

Kene, Rot...
Tak ajari sampeyan sejarah dan berlogika.

Yang menjajah Indonesia itu bangsa Eropa dan Jepang.
Yang berusaha mencoba menaklukkan dan menjadikan Nusantara jadi wilayah jajahannya adalah Kekaisaran dari China.

Ngga ada sejarahnya tuh, Arab (apalagi Islam) menjajah Indonesia.
Justru Negara-negara Arab yang mensupport habis kemerdekaan kita dari jajahan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, etnis mana yang selalu korup dan kabur ke Luar Negeri?
Apa ada yang kabur ke Arab? Ngga ada tuh. Habib RS mengungsi ke Arab apa karena Kasus Korupsi? Ngga ada tuh.

Jadi sebenarnya Budi Djarot CS cuma pion-pion dungu yang dijadikan tumbal untuk mengalihakan perhatian anak bangsa atas carut-marutnya Pemerintahan sekarang.
Mereka memakai ormas dengan nama yang mencerminkan Nasionalisme, tapi pada dasarnya kelompok mereka yang menghancurkan Indonesia.

Kelompok mereka memprovokasi antara umat beragama.
Memecah-belah persatuan anak bangsa. Berusaha mengaburkan sejarah dengan membuat isu, seakan-akan Islam adalah tamu dari Arab yang mesti di waspadai.

Tanpa Islam dan keikhlasan Umat Islam, Indonesia tidak akan pernah ada. Tanpa perjuangan para Ulama dan Pahlawan yang 90 persen beragama Islam, Indonesia tidak akan pernah merdeka.

Tanpa kerelaan para Sultan-sultan dan Penguasa Muslim Lokal, mustahil terbentuk Indonesia. Tanpa dukungan Negara-negara Islam, bisa saja sampai sekarang Indonesia masih dijajah Belanda.

Jadi Stop membenturkan Islam dan Ulama dengan Indonesia. Indonesia ada sekarang karena perjuangan Umat Islam yang dikomandoi para Ulama. []

-----

*BIADAB PADA ULAMA*

Oleh : Ustaz Felix Siauw

Nggak masuk dalam logika saya, apa yang saya saksikan di video yang viral di WA itu.
Segelintir orang penuh kebencian, dengan sangat provokatif mengatasnamakan rakyat, membentang spanduk:
“Saatnya Rakyat Melawan Khilafah, Kawal Pancasila dan NKRI”, begitu.

Entah rakyat mana yang dimaksud?
Karena segelintir orang ini benar-benar kasar lidahnya, kotor kata-katanya, kebencian nyata terlihat dari kalimat-kalimatnya, terlebih perilakunya.

Yang tak masuk logika, mereka sangat membenci “Khilafah”, jangankan sampai bab “Khilafah”, bab shalat saja mungkin mereka banyak yang terlewat.

Memang sekarang kalau mau terlihat pintar, salahkan saja Khilafah, kalau tak punya solusi, kalau mau jadi maling dan koruptor, tapi terlihat seolah peduli, salahkan saja Khilafah.

Logika saya bertanya lagi, apa masalahnya dengan foto yang mereka nistakan itu?
Adakah HaRiSy itu maling uang negara?
Jual narkoba? Jual beli jabatan BUMN?
Korupsi? Dukung eljibiti?.

Tapi lihat sebenci apa mereka?
Bahkan iblis mereka temani, bahkan mereka bisa berteman dengan perampok.
Tapi melihat wajah ulama, mereka sangat benci, sangat amarah, NGAMUK.

Di Indonesia, hanya satu kelompok yang nayta-nyata menunjukkan kebencian nyata pada ulama.
Tak ada selain yang itu.
Yang saya yakin juga dibalik isu KLEPON, tak lain, ini mirip-mirip dengan apa yang dilakukan di 1948 atau 1965.

Awalnya mengaku paling Pancasilais, “membela Pancasila” kata mereka, memecah belah barisan kaum Muslim, membuat sentimen negatif pada ulama, memancing rusuh dan kemarahan pada ulama.

Saya tak bisa memastikan, hanya menduga keras, sebab Partai Klepon Indonesia ini memang punya cara yang khas, yaitu cara-cara Nir-Agama, Anti-Agama, dengan memosisikan diri seolah paling nasionalis, dan paling pancasilais, paling merakyat.

Saat mereka melakukan itu semua, tentu mereka sudah berhitung.
Tentu mereka sudah yakin siapa yang pasti membela mereka, lihat saja, pimpinan aksi mereka begitu yakinnya menghujat HaRiSy.

Foto-foto yang berikutnya bertebaran, menunjukkan segelintir manusia biadab ini begitu dekat dengan kekuasaan.
Klise. Wajar merasa berani dan jumawa.

Harusnya kepolisian segera tanggap, tunjukkan bahwa kepolisian tidak berpihak dengan menangkap segelintir manusia berprilaku biadab yang mengatasnamakan rakyat itu,
Indonesia tidak begitu, Indonesia sayang dan hormat pada ulama.

Kaum Muslim itu Rasul ibaratkan lebah.
Dia tak hinggap, tak mengambil, tak mengeluarkan, tak tinggal, kecuali YANG BAIK.
Tapi bila satu diganggu, apalagi ulama pewaris Nabi, semua maju.

Muslim bisa jadi gagal melindungi kehormatan Islam dan ulama, tapi Allah takkan pernah rela kekasih-kekasihnya dinistakan.
Andai tidak manusia, Allah pilihkan binatang yang akan membela, seperti burung ababil.
Atau Allah perintahkan angin, awan, hujan, bumi, untuk meluluhlantakkan siapapun yang menyakiti pewaris Nabi.

Tapi Muslim masih ada, lelaki-lelaki yang tak terbeli itu masih mewujud.
Keadilan itu masih ada di hati Muslim di Indonesia. Saya yakin.
Kita tunggu polisi, atau Muslim yang akan bersiap dan menyelesaikan semua ini. (*)