Sinetron Pengantar Menuju Generasi Bobrok




Ahad, 12 Juli 2020

Faktakini.net

Sinetron Pengantar Menuju Generasi Bobrok

Pernah melihat sinetron "Dari Jendela Anak SMP?" Sinetron ini ditayangkan oleh SCTV setiap hari pukul 19.00-20.00 WIB. Jam tayang yg sangat ideal, dan penontonnya adalah anak kelas 6 SD dan anak2 sekolah tingkat pertama, anak2 yg blm akil balig.

Cobalah sesekali menonton. Dan anda pasti ingin melempar tv anda dg sandal.

Sinetron yg tdk mendidik. Sinetron yg akan mengantarkan generasi bangsa menuju generasi yg bobrok.

Dikisahkan, sepasang remaja berpacaran. Lalu berhubungan seks. Lalu hamil di luar nikah. Org tua perempuan marah dan tdk setuju.

Si remaja lelaki lalu mengajak perempuannya kabur ke rumah neneknya.

Di sana, mrk berdua bermaksud nikah dg wali hakim, tanpa sepengetahuan ayah dan ibu remaja perempuan. Tapi si nenek dari pihak lelaku setuju. Orang tua (ibu) si remaja lelaki juga setuju. Pada akhirnya, kakak si remaja perempuan hadir dan bertindak sbg wali.

Pernikahan itu pada akhirnya batal. Lantaran pd saat yg tepat org tua si perempuan datang dan menyeret si remaja lelaki ke penjara.

Itulah sekilas alur sunetron yg sungguh tdk layak ditonton itu.

Terlepas dari semua itu, yg membuat kita prihatin, si remaja lelaki tdk pernah merasa bersalah, menyesal, dan berdosa.

Dalam sinetron tsb, remaja lelaki dikonstruksikan sbg sosok yg baik, yg lurus, dan terdlolimi. Boro2 sbg remaja yg bejat moral, remaja laki2 justru divisualisasikan sbg siswa yg berprestasi.

Pesan yg ingin dicapai dlm sinetron tsb jelas. Bahwa berpacaran melebihi batas sbg anak2 adalah wajar. Berhubungan seks bagi anak sekolah tingkat pertama adalah lumrah dan mesti dimaklumi.

Anak2 kita, anak SD dan anak tingkat sekolah pwrtama, menikmati dg sepenuh hati, dan boleh jadi, secara tdk sadar, akan teradopsi dlmpikiran dan perilakunya.

Inilah sinetron yg tdk ada nilai edukasinya, dan sangat tdk layak ditonton oleh anak2 kita.

Kita berharap KPAI segera bertindak dan menghentikan tayangan sinetron yg dpt merusak generasi anak2 bangsa ini. (Source