Tanggapan Terhadap Ketidakpahaman Ade Armando Soal RUU HIP


Jum'at, 3 Juli 2020

Faktakini.net

*Tanggapan Terhadap KETIDAK PAHAMAN Ade Armando - RUU HIP*

Sebuah video sedang viral dimana Ade Armando berbicara tentang RUU HIP dimana dia mengatakan bahwa RUU HIP bukanlah paham komunisme tetapi sosialisme. Ade Armando juga menyorot bahwa partai2 Islam di DPR juga mendukung RUU ini, dan protes rakyat di luar adalah usaha untuk "menggoreng" dan memojokkan pemerintah.

Ada fakta yang sangat mendasar yang sengaja diabaikan oleh Ade Armando. Kenapa RUU HIP ini dibaca sebagai paham komunisme? Karena Sukarnno juga mengatakan bahwa Pancasila itu juga bisa diperas secara lain, bukan secara Ketuhanan Yang Maha Esa, Socio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi, tapi secara lain itu adalah NASAKOM (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme). Nasakom, kata Sukarno, adalah perasan Pancasila, dan Nasakom adalah GOTONG ROYONG. Kalau Nasakom adalah perasan Pancasila, maka Nasakom adalah gotong royong juga, demikian kata Sukarno. Jadi jelas hubungannya dengan komunisme. Ade Armando sengaja mengaburkannya.

Kemudian Ade Armando ini juga mengatakan RUU HIP bukan komunisme tapi sosialisme, sekali lagi itu usaha mengaburkan dan mempengaruhi pikiran kita bahwa sosialisme adalah berbeda dgn komunisme, perbedaan yang utama adalah bahwa sosialisme mengakui hak2 individu. Well, di China sekarang hak2 individu juga diakui, saya tahu betul ada konglomerat China yang luar biasa kaya raya. Kita bisa search di internet juga dan dgn mudah menemukan nama pengusaha2 China yang kaya raya secara individu. Sosialisme itu adalah bagian dari komunisme era modern. Dan NASAKOM (yang jelas2 ada paham komunisme di dalamnya) juga menjunjung sosialisme. Ingat lagu NASAKOM BERSATU waktu kita kecil dulu? Di youtube lagu ini bisa dengan mudah ditemukan. Search saja dengan kata kunci "Lagu Nasakom". Perhatikan liriknya, terakhir dinyanyikan "sosialisme pasti jaya......". Itulah NASAKOM nya Sukarno, komunisme dan sosialisme itu memang sangat dekat dan erat.

Ade Armando juga dengan lantang mengatakan bahwa partai2 Islam di DPR juga mendukung RUU HIP ini. Justru disitulah kerumitan yang tercipta saat ini. Saya melihatnya itulah refleksi negative dari sebuah koalisi politik. Disitulah inti ketidak percayaan sebagian rakyat kepada partai2 Islam yang ada di Senayan. Itu bukanlah excuse terhadap RUU HIP dan protes dari ummat Islam di luar DPR. Ketidak mampuan partai2 Islam di DPR utk bersuara justru merefleksikan kegagalan politik yang sehat dan ketidak mampuan mereka untuk menjaga keutuhan Pancasila.

@ sharepost
#jalurkanan