Tolak RUU HIP, Gabungan Ormas Islam Di Subang Deklarasi Menolak Komunisme Di Alun-Alun Subang
Sabtu, 4 Juli 2020
Faktakini.net, Jakarta - Puluhan organisasi masa (Ormas) Islam melakukan aksi deklarasi menolak Ideologi Komunisme di Alun-alun Subang, Sabtu pagi (4/7/2020).
Ribuan massa yang terdiri dari FPI Subang dan lainnya ini menyuarakan menolak rancangan undang-undang haluan ideologi Pancasila (RUU HIP) dan pada pada utamanya mereka menolak ideologi komunisme hidup lagi di Indonesia.
Dilaporkan Kontributor Elshinta, Teddy Widara, dalam orasinya mereka menyuarakan dengan tegas menolak rumusan RUU yang menyatakan Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
Oleh karena itu mereka menuntut dengan tegas kepada DPR untuk menghentikan pembahasan. Mereka meminta supaya DPR lebih memperhatikan peraturan yang membuat rakyat produktif dan sejahtera.
"Yang harusnya dipikirkan bagaimana (DPR) membuat lapangan-lapangan pekerjaan meningkatkan ekonomi," ujarnya dalam konferensi pers.
Bahkan ketika ditanyakan mengenai wacana penghentian oleh MPR mereka mengharapkan supaya pembahasan RUU HIP dihentikan tanpa ada lagi wacana penundaan dan mereka tegas ingin segera dihentikan karena tidak menginginkan lagi adanya ideologi komunisme hidup di Indonesia.
Selama aksi mereka melakukan orasi secara bergantian oleh Perwakilan.
Penolakan mereka ditegaskan dengan menandatangani Deklarasi Penolakan Ideologi Komunisme yang dilakukan perwakilan ormas tepat di bawah Tugu Benteng Pancasila Subang.
Usai melakukan aksi mereka membubarkan diri dengan tertib. Pengamanan dilakukan oleh aparat Polres Subang dengan menjaga titik-titik strategis terutama akses jalan menuju Alun-alun Subang.
Dalam aksinya mereka menyatakan penolakan dengan sejumlah alasan. Beberapa diantaranya, mereka menilai pada pasal 7 RUU HIP akan mendegragadsi nilai-nilai Pancasila dan mengaburkan histori Pancasilia.
"Dengan demikian kami menolak RUU HIP untuk dibahas dan masuk dalam prolegnas. Kami juga menghimbau kepada Presiden untuk tidak mengeluarkan sugest terhadap HIP tersebut," jelas salah seorang orator Lukman.
Orator lain, Caswita, mengatakan Pancasila sebagai Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah tuntas dan tidak perlu lagi diubah dan diperdebatkan. "Daripada ganti Pancasila, mending keneh ganti pamajikan (Daripada ganti Pancasila mending ganti istri)," kata Caswita dengan gaya jenakanya yang disambut ketawa masa demo.
Usai menyampaikan tuntutannya, ratusan massa ini kemudian membubarkan diri dengan tenang ke Maraks Laskar Indonesia di Jl. Otto Iskandar Dinata Subang
Sumber: Elshinta.com, tintahijau.com