Uni Emirat Arab (UEA) Luncurkan Wahana Ke Planet Mars, Fokus Pelajari Atmosfer Dan Cuaca Mars
Ahad, 12 Juli 2020
Faktakini.net, Jakarta - Uni Emirat Arab (UAE) akan meluncurkan misi antarplanet pertamanya dalam bentuk pengorbit Mars pada minggu depan.
Misi ini disebut Hope atau Al Amal dalam bahasa Arab, alias Misi Mars Emirates, dan dirancang untuk mempelajari atmosfer Mars yang tipis selama satu tahun Mars atau sekitar dua tahun Bumi.
Personel misi berharap pengorbit akan memberikan wawasan baru tentang atmosfer Planet Merah di masa lalu dan saat ini.
Misi tadi juga merupakan langkah ambisius untuk sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim yang belum berusia 50 tahun, dan mencapai luar angkasa untuk pertama kalinya pada 2009.
"Saya pikir salah satu pesan dari misi ini adalah harapan, yang merupakan nama penyelidikan itu sendiri. Jika sebuah negara kecil seperti kami mampu mencapai misi semacam ini dan membawa diri ke Mars, maka semuanya juga bisa," ucap Hessa Al Matroushi, data sains dan pemimpin analisis untuk misi di Pusat Antariksa Mohammed Bin Rashid UAE, seperti dikutip dari Space.com pada Jumat (10/7/2020).
Misi senilai 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 15 Juli pukul 5.51 waktu setempat dan meluncur dari pusat ruang angkasa Tanegashima Space Center Jepang, menggunakan bantuan roket H-2A.
Misi ini juga dirancang untuk menginspirasi kaum muda di negara itu dan membuka jalan bagi terobosan ilmiah. Menurut Omran Sharaf selaku manajer proyek misi, terlepas dari tujuan ilmiah yang ambisius, misi itu dirancang untuk mengingatkan kembali ke zaman keemasan pencapaian budaya dan ilmiah di negara ini.
Uni Emirat Arab mulai melayangkan gagasan mengirim pengorbit ke Mars pada 2014 dengan jadwal tiba pengorbit di Mars sebelum Desember 2021.
Karena mekanisme orbital yang rumit untuk mencapai Mars, musim panas tahun ini dinilai sebagai waktu yang ideal untuk melakukan perjalanan dari Bumi ke Mars.
Alasannya, posisi relatif Bumi dan Mars pada saat peluncuran dan kedatangan, antara Juli dan September tahun ini menawarkan rute terpendek, sehingga akan membutuhkan sedikit energi untuk mencapai Mars. Rute langka ini tidak akan terjadi hingga 2,5 tahun mendatang.
Tim ahli dari Uni Emirat Arab diminta untuk memanfaatkan keahlian internasional dan secara domestik membangun pesawat luar angkasa yang dapat memberikan wawasan baru di Mars pada jangka waktu tersebut.
Tim memutuskan untuk fokus pada atmosfer Mars, yang telah dipelajari lewat penyelidikian sebelumnya tetapi tidak secara komprehensif.
Dengan menempatkan Hope ke dalam orbit yang tidak digunakan pesawat luar angkasa lain di Mars, misi ini akan dapat mempelajari atmosfer atas dan bawah secara bersamaan, memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana kedua atmosfer berinteraksi.
Orbit yang unik juga akan memberi para ilmuwan pemahaman terperinci pertama tentang cuaca Mars pada umumnya.
"Ini adalah soal masa depan UEA dan keberlangsungan kami," jelas Omran Sharaf, manajer proyek misi ke Mars itu, sembari menekankan bahwa misi itu adalah bagian penting dari rencana pembangunan ekonomi jangka panjang.
Satelit UEA akan meneliti atmosfer Mars selama setahun (atau setara dengan 687 hari di Bumi), sehingga bisa menangkap iklim di Mars secara lebih lengkap. Salah satu tujuan penelitian adalah mencari alasan hilangnya hidrogen serta oksigen dari permukaan Mars.
"Kami meneliti planet yang sangat mirip Bumi, tetapi telah melewati beberapa perubahan sehingga kini tak lagi mengandung air, salah satu pendukung utama kehidupan," kata Sarah Al-Amiri, deputi manajer proyek Mars UEA.
Pengorbit ini dibangun oleh Mohammed bin Rashid Space Centre bersama dengan University of Colorado Boulder, Arizona State University, dan University of California.
Harapan UEA adalah menjadi negara Arab pertama yang melakukan misi ke Mars dengan mendesain, mengembangkan, memanufaktur, serta mengkontrol alatnya sendiri.
Namun negara ini tidak memiliki teknologi roket yang membuat mereka harus menggunakan jasa perusahaan swasta seperti Mitsubishi (MSBHY) atau SpaceX untuk meluncurkan pesawat luar angkasanya.
Pesawat luar angkasa buatan UEA dinamai "Hope Mars Probe" dan direncakanan untuk mengorbit ke Mars pada 2020 dan bisa mendarat di planet tersebut pada 2021, yang bertepatan dengan ulang tahun ke-50 UEA.
Menurut Omran Sharaf, manajer proyek misi tersebut, misi luar angkasa ini akan berjalan tepat pada waktunya dan sesuai jadwal. Rencananya Hope Mars Probe akan mempelajari atmosfer planet Mars pada waktu dan musim yang berbeda.
"Data yang dikumpulkan akan tersedia bagi masyarakat internasional dan akan bermanfaat bagi seluruh dunia," jelas AlMarri, dilansir CNN.
"Kita juga ingin menginspirasi generasi UEA selanjutnya dan membawa lebih banyak orang yang berminat pada bidang ilmu pengetahuan," tambahnya.
Proyek Menghuni Mars di 2117
UEA memiliki ambisi yang lebih besar, yang sama dengan impian bos SpaceX Elon Musk. Negara itu ingin membuat sebuah pemukiman manusia pertama di Mars pada 2117.
Sekarang Dubai tengah membangun sebuah kota simulasi untuk pemukiman di Mars. Tahap pertama dari kota yang dinamai Mars City itu akan selesai dibangun pada 2020.
Di antara negara Arab lainnya, program luar angkasa ini hanya dimiliki oleh UEA. Dan UEA memiliki target untuk menjadi penghubung daerah Timur Tengah ke teknologi luar angkasa.
"Wilayah ini adalah kontributor (ilmu pengetahuan) utama bagi masyarakat seribu tahun lalu. Ini waktunya kami kembali, ini bukanlah suatu hal yang tidak mungkin," ujar AlMarri.
"UEA memimpin dengan contoh. Kami menunjukkan bahwa kami bisa melakukannya."
UEA juga ingin mengirimkan astronaut ke luar angkasa. Lebih dari 3 ribu orang, berumur antara 17 hingga 67 tahun, telah mendaftar untuk mengikuti program astronaut tersebut.
Dari para pendaftar, 25 persennya adalah wanita, dan sebagian besarnya adalah lulusan sains, teknologi, teknik atau matematika.
Dari seluruh pendaftar hanya empat orang yang nantinya akan dilatih selama dua sampai empat tahun. Untuk pelatihan astronaut ini, pusat antariksa Dubai telah melakukan kerja sama dengan NASA, Roscosmos, ESA, dan perusahaan swasta lainnya.
"Nantinya kita berharap dapat mengirimkan keempat astronaut itu ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan lebih jauh lagi dalam misi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan misi kita," kata AlMarri.
Foto: Teknisi dalam misi Mars Hope Probe (Foto: Mohammed Bin Rashid Space Centre)
Sumber: suara.com, kumparan.com
Desain dari probe yang akan dikirim ke Mars (Foto: Emerald Events And Exhibitions via Facebook)
Probe dari misi Hope Mars milik Uni Emirat Arab sebelum peluncuran [MBRSC].
Infografik misi Hope Probe (Foto: Mohammed Bin Rashid Space Centre)