Besarnya Peranan Bangsa Arab Dalam Perjuangan Indonesia Meraih Kemerdekaan




Senin, 17 Agustus 2020

Faktakini.net

*Tak banyak* yg orang tahu tentang peranan bangsa Arab terhadap perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekan. Indonesia *berhutang budi* pada bangsa Arab, tidak saja lewat perjuangan diplomatis berupa pengakuan kedaulatan dari negara2 Arab itu sejak 1947, *tetapi juga dukungan dana* dari masyarakat Arab selama masa2 awal kemerdekaan.

Pengakuan Mesir thd Indonesia, yg diawali oleh penandatanganan nota persahabatan kedua negara pada 10 Juni 1947 *memiliki arti penting* bagi perjuangan Indonesia, karena sikap Mesir itu diikuti oleh pengakuan serupa dari negara Arab lainnya seperti Lebanon, Arab Saudi, Yaman dan banyak lagi negara anggota Liga Arab. Dukungan ini terbukti *memiliki nilai strategis* tersendiri untuk membantah argumen Belanda di sidang DK PBB bahwa agresi militer-nya pada Juli 1947 adalah karena Indonesia tak memiliki pengakuan dunia internasional. Pentingnya pengakuan Arab itu dapat dilihat dari sikap perwakilan Belanda di Kairo yg melayangkan nota protes resmi pada 14 Juni 1947. *Saking pentingnya, bahkan Belanda menawarkan bantuan bagi kemerdekaan Palestina sebagai imbalan jika Mesir menarik dukungannya untuk Indonesia.*

Selain dukungan diplomatik, dukungan2 materiil juga diberikan. Salah satunya bisa dilihat ketika Mesir *memblokade terusan Suez bagi kapal2 Belanda* yg mendukung agresi militer thn 1948. Kapal Belanda yg sandar di pelabuhan Port Said *diboikot* bahkan beberapa mendapat *serangan*. Rakyat Mesir juga *mengumpulkan sumbangan sukarela* sebagai tanda solidaritas. *Satu yg paling fenomenal* adalah seorang bernama Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang *pengusaha kaya Palestina* yg *mendonasikan seluruh uangnya di al-Arabiya Bank kepada perjuangan Indonesia*.

Nah dari fakta2 itu, semoga hari kemerdekaan ini *menjadi momen* bagi orang2 yg membenci Arab *bertaubat.* Ingat juga pesan Soekarno ini: *”Tjobalah pembatja renungkan sebentar “padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!*" ("Dibawah Bendera Revolusi" cetakan 1963 hal. 390)

Jadi, taubat ya bro ora njur kodran-kadrun wae, bukan saja karena Arab berjasa bagi kemerdekaan Indonesia, tapi karena Arab pulalah kita (manusia) kembali pada Islam dan inilah kemerdekaan sejati.

Dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10224654726821471&id=1409512216

Foto: Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, pemimpin delegasi Indonesia, dan Perdana Menteri Mesir Nokrashi Pasha menandatangani persahabatan Indonesia-Mesir pada 10 Juni 1947.