Kebijakan Ganjil-Genap Berlaku Kembali, Ayo Kurangi Aktivitas Tidak Penting di Luar!



Kamis, 6 Agustus 2020

Faktakini.net

Kebijakan Ganjil-Genap Berlaku Kembali, Ayo Kurangi Aktivitas Tidak Penting di Luar!

Pembatasan kendaraan bermotor pelat ganjil genap sudah mulai kembali diberlakukan di Jakarta sejak Senin, 3 Agustus 2020. Namun hal ini disalah artikan sebagian orang. Mereka berpikir bahwa penerapan Ganjil-Genap dapat menyebabkan kerumunan khususnya di transportasi umum. Tentu sangat tidak benar.

Seperti yang disebutkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo bahwa tujuan penerapan ganjil genap kendaraan bermotor saat PSBB transisi di ibu kota bukan bertujuan untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.

Dia mengatakan, pelaksanaan sistem ganjil genap ini bertujuan untuk membatasi kegiatan masyarakat yang tidak penting. Hal itu juga selaras dengan Pergub 51 Tahun 2020 tetang Pelaksanaan PSBB Masa Transisi.

"Karena ini pandemi di masa Covid-19, 50 persen orang bekerja di rumah dan 50 persen masuk kantor. Yang masuk kantor juga kita minta dibagi jadi dua sif. Harapannya dengan pola itu tidak terjadi kepadatan, tidak terjadi pergerakan orang tidak penting," kata Syafrin saat dihubungi, Selasa (4/8/2020).

Ia berharap penerapan sistem ganjil genap kendaraan bermotor ini dapat memberikan dampak pembatasan aktivitas di luar rumah, sehingga masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak tetap berada di rumah selama pandemi Covid-19.

Dalam pantauannya, Syafrin menyampaikan, hari pertama penerapan ganjil genap di masa PSBB transisi ini, tidak ada peningkatan secara signifikan jumlah penumpang transportasi umum.

"Dari data ini terlihat ternyata bisa saja orang bekerja dari rumah, tetapi karena tidak ada pembatasan pergerakan, mereka bisa janjian dengan teman. Dia yang seharusnya bekerja dari rumah, dia keluar dan kongkow-kongkow di tengah pandemi," jelas Syafrin.

Gubernur Anies Baswedan terus berupaya menekan penyebaran Covid-19 di Jakarta. Oleh karena itu semua potensi kerumunan semaksimal mungkin dikurangi, baik di dalam ruangan seperti kantor, pusat perbelanjaan, pasar. Semua dibatasi 50 persen dari kapasitas yang bisa ditampung. Oleh karena itu untuk menekan pergerakan orang salah satunya penerapan kembali ganjil-genap agar lebih banyak yang tinggal di rumah, jika terpaksa harus keluar, maka tetap harus memperhatikan kebijakan dan imbauan pemerintah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Oleh Dani Prabowo, Netizen