Ketika Seucrit Massa Bayaran Gagal Ganggu Deklarasi KAMI Di Tugu Proklamasi



Rabu, 19 Agustus 2020

Faktakini.net

#Copas

HAMPIR ...KONYOL !

Pagi itu udara sekitar tugu proklamasi Jakarta segar, cuaca cukup bersahabat

Aku begitu bersemangat ketika bertemu dengan beberapa teman teman hebat yang selama ini hanya komunikasi lewat layar kaca kecil seperti dik Anton Permana, Dik Jumhur, babeh Damin, siganteng Joked dan lain lain

Lapangan Tugu proklamasi menjadi cantik dengan tatanan tenda merah putih, sederhana tapi nampak elegant

Kursi undangan yang disiapkan 500 seat memaksa para tamu berdiri, namun nampak dengan gembira dan ikhlas sambil bersenda gurau mengelilingi tenda

Singkat cerita semua nampak semangat dan bergembira seakan penuh harapan

Aku sendiri ikut barisan yang tidak duduk meskipun sudah dipaksa dan dipersilahkan menempati deretan kursi elit

Namun seperti biasanya aku lebih suka jalan jalan sekitar arena sambil selfi selfian bersama para sahabat

Bagus, acara berjalan lancar dan tertib, satu persatu mulai pengucapan Basmallah, lagu Indonesia Raya, pembacaan tek proklamasi, pembukaan UUD 1945 serta pembacaan sikap dan maklumat secara bergantian dan acara sambutan sambutan

Tiba tiba HP ku bergetar, dan setelah kubuka rupanya ada SMS dari dik Jumhur, yang menyampaikan ada kelompok tamu didepan luar sedang bernyanyi nyanyi gembira

Tak lama kemudian aku terima tilpon dari dik Anton Permana menanyakan : Abang ada dimana ?

Aku tanggap, dan diam diam aku bergeser menuju ketempat pertunjukan yang baru muncul ditengah acara kita, deklarasi KAMI sedang berjalan

Aku tertarik untuk menengok dan mendekati, karena suara sound sitimnya jauh lebih keras dan lebih nyaring menggema dan menenggelamkan suara KAMI yang lagi deklarasi

Begitu melihat gelagat, aku punya firasat, jika dibiarkan akan menjadi prahara yang tidak diinginkan bersama

Kelompok yang baru datang ini ternyata, sekitar 50 orang dari luar peserta deklarasi KAMI yang ada didalam komplek taman tugu proklamasi

Jika didengar suara dan esensinya jelas jelas berlawanan dengan inti tujuan deklarasi kami

Tak buang buang waktu, aku berpikir dan bertindak cepat dengan bertanya kepada seorang Bintara polisi, apakah mereka ada ijin ke polisi ? tanyaku singkat

Kalau yang begini, biasanya bukan ijin pak, hanya pemberitahuan, jawabnya

Terus apa langkah polisi setelah ada pemberitahuan, tanyaku lagi

Pertanyaanku yang ini tidak dijawab, karena mungkin lebih memperhatikan perkembangan situasi yang kurang kondusif, dimana para kelompok peserta deklarasi KAMI sudah mulai berdatangan mendekat kelokasi *orasi tandingan* yang berada sekitar 50 meter diseberang jalan, yang sudah dipagari rapat polisi yang berjajar dengan sigap

Terlintas di benakku...

Gawat, jumlah kelompok orasi tandingan hanya 50 orang, sedangkan peserta orasi lebih dari 2000 orang

Jika disulut sedikit saja, bisa bisa terjadi penggrudugan, pengeroyokan, pemukulan bahkan pembakaran

Cepat saya dekati Komandan Lapangan Kombes Pol HERU, dan seperti sebelumnya saya kordinasi untuk antisipasi kemungkinan terburuk

Karena suara orasi tandingan semakin keras dan semakin mengarah kepada acara deklarasi KAMI, saya meminta agar polisi memerintahkan orasi tandingan mengurangi suaranya

Kepada para pemimpin kelompok peserta orasi KAMI, saya sampaikan kendalikan anak buah tetap tertib terkendali, tidak terpancing suasana

Namun tidak ada tanda tanda dikurangi suara dari orasi tandingan, bahkan semakin semangat menggebu gebu yang diarahkan ketempat peserta deklarasi kami

Melihat perkembangan semakin mengkhawatirkan, segera aku ambil posisi loncat tembok pembatas jalan untuk.menahan dan menghentikan arus dari arah peserta deklarasi KAMI yang makin banyak dan ramai

Pada kesempatan yang sama, saya meminta kepada polisi untuk menghentikan orasi tandingan karena ini yang menjadikan *sumber masalah* pikirku

Saya perhatikan, polisi sudah berusaha, namun tidak ada perubahan apa yang dilakukan kelompok orasi tandingan

Tak sabar karena tak ada perubahan aku mendekat ke kelompok orasi tandingan yang masih terus gencar berorasi

Aku ditahan oleh polisi yang baris memagari orasi tandingan 

Aku berteriak agar polisi segera menghentikan kegiatan orasi tandingan

Nampaknya sia sia permintaanku ini, dibalik lain aku khawatir jika terlambat menangani bisa akan terjadi kerusuhan besar

Maka kepada polisi kembali saya peringatkan untuk menghentikan lagi kegiatan orasi tandingan itu

Karena tetap tidak ada perubahan mulailah habis kesabaranmu

Dengan lantang aku berteriak....

Jika tidak dihentikan, sampai pada hitunganku kelima, aku akan memberikan perintah yang berbeda kepada para peserta deklarasi KAMI yang sudah nampak gusar

Akhirnya dengan lantang mulai ku hitung

SATUU...DUAA....TIGAA...

pada hitungan ketiga saya lihat beberapa polisi berlari mendatangi dan menghentikan kelompok orasi tandingan
]
Melihat suara orasi tandingan berhenti, aku hentikan hitunganku

Taklama kemudian polisi menyampaikan ke aku, kalau kelompok orasi tandingan sudah bisa dihentikan, sisa penutup dan doa

Akhirnya aku menyampaikan kepada para pimpinan peserta deklarasi KAMI untuk kembali ke taman proklamasi yang kebetulan bersamaan selesainya acara

Aku baru bisa bernapas lega, setelah selesai semuanya dengan aman

Hal yang perlu saya pesankan kepada adik adikku dan anak anakku petugas kepolisian, hendaknya kejadian seperti ini jangan terulang lagi karena sangat beresiko tinggi.

Seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak pemberitahuan kepada polisi, yang akan mengadakan orasi ditempat yang berdekatan dengan kegiatan deklarasi KAMI yang terlebih dulu ijin polisi / pemberitahuan kepada polisi, dengan prediksi kejadian terburuk

Bisa dibayangkan jika kita terlambat atau salah menangani, sangat mungkin terjadi kegaduhan atau kerusuhan massa, yang tidak menutup kemungkinan terjadi mala petaka, korban manusia dan harta benda

Polisi juga akan repot, jika harus lari lari dan menanangkap, menahan serta memidanakan yang seharusnya tidak perlu terjadi

Apalagi Jakarta yang merupakan ibu kota negara dan kota barometer untuk kota kota lainya di Indonesia

Berkembang dan berhentinya dampak sosial sangat bergantung suasana di jakarta ini

Semoga ini menjadikan bahan yang berharga untuk semua pihak baik yang tinggal di pusat
 maupun didaerah daerah

( Bandung, 19 Agustus 2020, Sugengwaras Purn TNI ). 🇮🇩