Sambut HUT Kemerdekaan RI Ke-75, MPUI-I : Perlu Gerakan Perubahan!



Selasa, 11 Agustus 2020

Faktakini.net, Jakarta - Menyambut Kemerdekaan RI, Jubir MPUI-I Ustadz Asep Syaripudin mengingatkan umat Islam dan masyarakat Indonesia. “Memasuki hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75, Kita harus terus melakukan introspeksi diri, melakukan perubahan pada diri kita dan masyarakat kita,” katanya.

Kedepan negeri ini harus menjadi negeri yang adil dan makmur. “Itu hanya terwujud dengan kepemimpinan yang bagus. Dengan regulasi sistem yang bagus. Peraturan yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 45 harus kita tolak,” tambahnya tegas.

Hal ini disampaikan kepada suaraummat.net usai acara dialog MPUI-I dengan tema “Arus Perubahan Menuju Indonesia Menjadi Sepuluh Besar Negara Terkuat di Dunia bersama MPUI-I dan Tokoh Jabar” Di Aula Masjid Istiqomah Jl. Taman Citarum Kota Bandung. Ahad, (9/8).

Ia menjelaskan bahwa tema ini dimaksudkan bahwa pentingnya merencanakan gagasan besar tentang bagaimana Indonesia kedepan. “Ini akan kita breakdown dengan menjadikan masjid sebagai pusat pergerakannya,” terangnya pada suaraummat.net.

Jika ingin Indonesia besar, lanjut ustadz Asep, kalau masyarakatnya kuat. Dan pembinaan masyarakat berbasis di Masjid. Ia mencontohkan Turki sebagai negara yang berhasil melakukan itu. “Insya Allah kita akan studi banding ke Sana,” tandasnya.

Senada dengan Ustadz Asep, dalam paparannya salah satu pembicara Dr. Irfianda Abidin, SE, MM mengatakan Indonesia jika ingin menjadi negara besar adalah Pertama, menguasai politik. Kedua, Sistem dan kelembagaan, ketiga, NKRI bisa menjadi kuat ekonomi karena letak Indonesia yang strategis.

Jika Sistem kekuatan politik tidak dikuasai umat Islam maka gerakan ekonomi umat masih pada skala lokal. “Kuat ekonominya, maju di dalam politik. Jika tidak, maka pengusaha lokal hanya pada skala kecil,” ujar Datuk Penghulu Basa yang menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat MPUI-I ini.

Perlu Dikumandangkan Gerakan Taghyir

Bicara perubahan, narasumber Ust. Mochammad Achwan mengatakan bahwa “saya permah usulkan arus perubahan ini dengan istilah taghyir. Tidak usah muluk-muluk revolusi. Itu sudah intern ke dalam. Atau gerakan perubahan mendasar ke dalam.

“Karena bagaimanapun juga dari keadaan seperti ini kita harus kembali taat kepada Allah swt. Para Tokoh perlu menggerakkan umat untuk sadar atas keadaan yang krisis seperti ini. Karena bagaimanapun juga ada campur tangan Allah swt.” Ujar ustadz yang juga Ketua Bidang Bela Agama, Bangsa dan Negara MPUI-I ini.

MPUI-I, lanjut ust Achwan, berupaya mereposisi peran politik umat Islam. Ada dua jalur, gerakan struktural dan gerakan kepemimpinan ulama. Jika tidak mau gerakan taghyir, sibuk dengan pondoknya, sibuk dengan ormasnya, ini tidak bisa keluar dari keadaan ini.

Kita harus merubah cara ukhuwah kita. Bagaimana kita bisa tidak konsisten. “Oleh karena itu gerakan tangyir ini perlu kita kumandangkan. Tokoh-tokoh bisa menggerakkan umatnya. Jadikanlah Bandung menjadi lautan api,” tutupnya.

Dalam dialog tersebut, Ustadz Asep yang bertindak sebagai moderator menyampaikan kesimpulan bahwa Berangkat dari sumbangsih pemikiran yang heterogen, rumusan-rumusan yang ada MPUI-I, maka kemudian sampai pada satu kesimpulan bahwa kita untuk merubah, memperbaiki dan menjadikan negara ini menjadi lebih baik, kita mempunyai banyak cara, banyak langkah.

“Dari mulai kita mengawal konstitusi, membuat gerakan taghyir atau perubahan mendasar, membuat gerakan oposisi, kita lakukan dengan kanal-kanal yang berbeda-beda. Ada bagian yang berhadapan head to head dengan rezim. Ada bagian yang mengawal konstitusi, ada bagian yang mengadvokasi atau tim pengacara ketika aktifis kita bermasalah hukum,” tuturnya.

“Itu menjadi bagian rancangan ramuan dari para aktifis yang kemudian bergabung di MPUI-I. Ini bukan organisasi, tapi MPUI-I merupakan aliansi atau forum yang dibentuk dengan spirit 212,” pungkasnya.

Hadir juga tokoh pengurus harian MPUI-I lain yang menjadi narasumber, antara lain : Dr. Abdullah Hehamahua, SH. MM (Ketua Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan MPU-II). Prof. Daniel Rasyid, Ph. D. (Ketua Bidang Pendidikan dan Da’wah MPUI-I), Dan Bambang Setyo Supriyadi M.Sc (Sekertaris Utama MPUI-I). (Aan).

Sumber: suaraummat.net